2

5.6K 335 8
                                    

Freen menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur, menatap kosong langit-langit kamarnya, helaan nafas berkali-kali keluar dari mulutnya. Pikirannya melayang memikirkan kejadian di restoran tadi.

Flashback on...

Freen, Becca, Jisoo dan Rose menoleh terkejut mendengar ucapan Saint. Apa-apaan ini?

"Papa? Mana bisa gitu? Papa kenapa gak bilang kalo kak Rose yang dijodohin sama aku, aku gak mau" Tolak Freen bahkan dia sudah berdiri dari duduknya.

"Memangnya kenapa Freen? Kalian berdua sama-sama sendiri kan?" Tanya Saint.

"Ini salah pa" Ucap Freen.

"Apanya yang salah Freen? Kamu bisa kenalan lebih dekat dulu sama Rose" Ucap Saint.

Semuanya hanya diam, menatap Freen dan Saint yang sedang berdebat.

"Gak bisa pa, karna kak Rose itu... " Freen menghentikan ucapannya saat merasakan ada yang memegang pergelangan tangannya. Dia menatap Jisoo.

Jisoo menggelengkan kepalanya pelan, memberi syarat agar Freen tidak melanjutkan ucapannya. Freen menatap Jisoo dengan raut wajah bingung. Jisoo mengisyaratkan sang adik untuk duduk lagi. Freen menghela nafas kasar lalu duduk lagi.

Rose menatap Jisoo kecewa, kenapa dia tidak mengatakan ke papa nya kalo dia adalah kekasihnya.

Jisoo menatap Rose, dia tau Rose sekarang sangat kecewa dengannya, terlihat sekali dari tatapannya.

"Apanya yang gak bisa Freen? Memangnya kenapa Rose?" Tanya Saint.

"Tidak ada apa-apa, lupakan" Jawab Freen.

Flashback off..

"Arrrggghhh.. Kenapa jadi seperti ini?" Freen mengerang kesal. Mengusap wajahnya frustasi.



Sementara itu..

Becca keluar dari mobil lebih dulu masuk ke dalam rumah meninggalkan orang tua dan kakak nya, sejak di restoran hingga perjalanan pulang, dia lebih banyak diam saja. Begitu pun juga dengan Rose, dia keluar menyusul adik nya ke dalam rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dan itu membuat orang tua mereka bingung.

"Ada apa dengan mereka?" Tanya Heng menyadari keanehan kedua putrinya.

"Mungkin mereka sedang capek" Ucap Nam memberi pengertian suaminya agar tidak kepikiran, walaupun dia juga tau ada yang tidak beres dengan kedua putrinya.

Bruuaakkk..

Becca menutup pintu kamarnya kesal hingga menghasilkan bunyi yang cukup nyaring. Dia melempar sembarang tasnya di atas kasur. Dia melompat ke atas tempat tidur, mengambil bantal untuk menutupi wajahnya.

"Arrrggghhh.. " Becca mengerang namun tidak terlalu terdengar karena teredam oleh bantal. Dia sangat kesal dengan kejadian di restoran tadi, jika kejadiannya akan seperti ini, lebih baik dia tidak iku saja tadi. Mengapa harus Freen yang harus dijodohkan dengan kakaknya, baru dia merasakan jatuh cinta kenapa harus seperti ini.

Ngomong-ngomong soal kakaknya, dia teringat sesuatu. Dengan cepat dia menyingkirkan bantal yang ada di wajahnya dan keluar kamar untuk menemui Rose.

Sesampainya di depan kamar sang kakak, Becca langsung membuka pintu kamar tanpa mengetuknya. Terlihat Rose sedang duduk di depan meja rias.

"Kak.. " Panggil Becca, tapi sang kakak tidak mendengarnya. Becca memperhatikan Rose, seperti kakaknya sedang melamun.

"Kak Rose" Becca memegang pundak Rose dengan lembut.

My Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang