24

5.4K 250 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Becca berjalan memasuki kantor Freen, di gendongannya ada Arthur dan di tangan kanan nya ada kotak makanan. Siang ini Becca membawakan makan siang untuk suami tercinta.
Banyak karyawan yang menyapa mereka, Becca hanya menanggapi dengan senyuman saja. Sementara Arthur kadang tertawa saat ada karyawan yang menggodanya. Becca pun tidak marah soal itu, malahan dia senang karna para karyawan yang mengajak bercanda putranya.

Sampai di lantai atas dimana ruangan Freen berada, tidak jauh dari pintu ruangan Freen. Irin sedang duduk di depan komputer, di mejanya terdapat tulisan sekertaris. Sahabatnya itu sekarang bekerja sebagai sekretaris Freen, itupun karna Becca yang menyuruh untuk bekerja di kantor suaminya, karna sekertaris Freen yang dulu keluar dari kantor.

Irin masih fokus dengan komputernya sampai tidak menyadari ada Becca dan Arthur depannya.

"Selamat siang, aunty Irin."

Irin mendongak saat mendengar suara di depannya, dia sedikit terkejut melihat Becca dan Arthur di depannya. Irin Segera bangun dari duduknya dan membungkukkan  sedikit badannya.

"Selamat siang, nyonya. Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa sih? Formal bangat, pake bahasa biasa aja. Aku kan sahabat kamu, Rin." Becca kesal karna sahabatnya itu berbicara sangat formal dengannya.

Irin tersenyum canggung sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal, dia tau kalo Becca itu sahabatnya tapi ini di area kantor, jadi dia harus sopan dengan istri bosnya.

"Maaf, Bec. Tapi ini kan masih area kantor, gak sopan nanti." Ucap Irin.

Becca mengangguk mengerti. "Kamu gak makan siang?" Tanyanya.

"Iya sebentar lagi, ini ada yang harus di kerjain bentar." Pandangan Irin beralih ke arah Arthur yang masih diam menatap polos dan menyimak ucapan para orang dewasa di hadapannya. "Hai ganteng." Arthur tersenyum manis saat Irin mencolek pipi nya.

"Manisnya." Irin tersenyum gemas melihat Arthur yang tersenyum ke arahnya.

Becca juga tersenyum melihat Arthur, bahkan bayi mungil itu tersenyum malu.

"Kamu mau bertemu sama, Miss. Freen." Tanya Irin.

"Iya, apa dia ada di dalam?"

"Iya, baru aja selesai meeting."

Becca mengangguk. "Ok. Aku ke dalam dulu, jangan lupa makan siang."

Irin mengangguk lalu kembali duduk di kursinya saat Becca sudah berjalan ke arah ruangan Freen.

Becca mengetuk tiga kali pintu ruangan Freen tapi tidak ada sahutan dari dalam sana. Becca mengerutkan keningnya heran, tadi Irin bilang jika di ada di dalam. Becca menunduk menatap Arthur yang juga sedang menatapnya polos, tanpa mengetuk lagi, Becca membuka pintu ruangan Freen. Saat masuk, Becca tidak melihat Freen berada di meja kerjanya. Sambil melangkah masuk, Becca mengedarkan pandangannya mencari keberadaan suaminya. Di sudut ruangan di dekat rak buku. Freen sedang telfonan dengan seseorang, itu sebabnya mungkin tadi dia tidak mendengar ketukan pintu.

My Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang