08 : Inspirasi Tulisan Alam

272 39 18
                                    

Sebelum membaca jangan lupa follow instagram : @ji_hanraaa

Thank you^^

••••Selamat Membaca!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Selamat Membaca!!!




Cinta masih tidak menyangka. Pertemuan awal mereka tidak terlalu berarti apa-apa dan cenderung canggung karena Cinta membuat kesalahan kepada Alam. Tapi faktanya mereka semakin akrab satu sama lain dengan status sebagai teman.

Mungkin bagi sebagian orang, memiliki seorang teman bukanlah sebuah hal yang terlalu spesial karena bisa didapatkan dengan mudah. Tapi bagi Cinta, memiliki seseorang yang peduli kepadanya adalah hal yang begitu istimewa. Nyaris delapan tahun Cinta tidak memiliki siapapun selain ibu dan Wulan.

Terlebih lagi setelah kepergian ayah. Rasanya begitu hampa, kosong, dan terkadang menyelekit. Cinta tahu dia memiliki sedikit orang yang berharga. Itu mengapa dia memberikan dedikasi yang sangat besar untuk ibu dan juga adiknya.

Rasanya menyenangkan karena Cinta merasa hidupnya berguna untuk keluarganya. Tapi yang membuat sesak adalah dia tidak menerima timbal balik apapun. Pikiran untuk menyerah pun tak jarang muncul. Tapi amanat terakhir ayah yang meminta Cinta untuk menjaga ibu dan juga adiknya selalu melintas tiba-tiba ketika pemikiran itu datang.

Sore ini, Cinta dan Alam memiliki janji untuk bertemu di perpustakaan kota. Cinta seperti biasa menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah, setelahnya pergi ke sana. Dia sudah berjanji membantu Alam untuk membuat cerita baru. Entah apa yang akan ditulis Alam, Cinta sendiri tidak tahu.

Kedua orang itu sedang duduk di meja bundar yang dikhususkan untuk tiga orang. Alam menaruh tas miliknya dan juga tas Cinta di kursi yang kosong. Sementara itu, dia sudah meletakkan buku pemberian Cinta dan menyiapkan pulpen tinta merah di atas meja.

"Oke, Cinta. Sekarang lo bisa ceritain apa aja yang mau lo ceritain ke gue."

Cinta menggigit bibir atasnya. Demi Tuhan dia bingung sekaligus gugup karena tidak pernah merasakan apa itu curhat, ataupun sekadar basa-basi menceritakan tentang dirinya kepada orang lain. Karena selama ini Cinta tidak memiliki sosok pendengar.

Seolah dapat membaca ekspresi gadis di depannya, Alam lantas merogoh sesuatu di dalam tasnya. Atensi Cinta kemudian teralihkan saat Alam meletakkan tiga buah permen tangkai di atas meja. Kemudian lelaki itu membuka salah satunya dan memberikannya kepada Cinta. Cinta tidak tahu kenapa Alam begitu random tiba-tiba memberikannya permen.

"Emang gapapa bawa makan ke dalam perpustakaan?" tanya gadis itu was-was.

"Sstt, pengawasnya nggak akan liat juga. Jadi aman ...."bisik Alam pelan. "Kita mulai dari yang basic-basic aja ya. Lo bisa perkenalan dari nama, tanggal lahir, hobi, warna favorit, hal yang lo suka, hal yang lo benci dan sebagainya."

MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang