29 : Fana

130 17 13
                                    

Sisa satu chapter lagi. Kalian siap-siap yah :).

Sebelum membaca jangan lupa follow instagram : @ji_hanraaa

Thank you^^

••••Selamat Membaca!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Selamat Membaca!!!








Matahari mulai menyingsing. Sebentar lagi hari akan panas. Di dalam rumah yang sederhana itu, Cinta masih tertidur cukup pulas di dalam kamarnya. Lebih tepatnya, Cinta tidak sengaja tertidur sekitar satu jam yang lalu akibat kelelahan.

Keseharian Cinta sedikit berubah. Seperti jam pola makan yang seadanya, jam tidur yang berantakan, dan kerjaannya yang tidak lagi efisien. Gadis itu sampai harus membatasi order kue miliknya yang semakin hari semakin membludak. Itu semua dia korbankan demi mengatur waktunya untuk menjaga Alam di rumah sakit.

Markus benar. Alam memiliki hubungan yang kurang baik dengan keluarganya. Cinta tidak mengerti, kenapa orang tua Alam sama sekali tidak menyapanya, padahal tidak sekali dua kali mereka papasan di rumah sakit. Entah mungkin karena sibuk pekerjaan, akhir-akhir ini Cinta jarang melihat ayah Alam.

Kecualikan Aleandra, saudara lelaki itu. Dia masih sering mengunjungi Alam dan bergantian dengan Cinta, namun di malam hari. Dengan alasan dia sibuk menunjang pendidikannya di perkuliahan. Itu pun Aleandra baru memunculkan batang hidungnya di atas jam sebelas. Pernah juga beberapa kali perempuan itu baru tiba ketika sudah pagi.

Sebenarnya Cinta tidak masalah harus menjaga Alam bahkan jika seharian penuh. Hanya saja tidak bisa kah Aleandra memberi kabar untuk menghargainya? Semenjak itu, Cinta tidak lagi berharap pada adik Alam.

Beruntung Cinta terbantu dengan Markus yang sampai sekarang masih sering mengunjungi rumah sakit. Sekarang Cinta paham mengenai perasaan Alam terhadap keluarganya.

Cinta terbangun karena suara yang mengusik gendang telinga, lantas beranjak dari atas sofa. Dia baru saja selesai mengemasi pesanan pembeli. Setelah ini, dia harus mengantarkan semuanya lewat delivery.

Kaki yang sebenarnya hendak beristirahat lebih lama itu dia paksakan untuk melangkah. Beberapa kali Cinta merenggangkan tubuhnya yang pegal. Kakinya sakit, terlalu lama berdiri dan bersila saat membuat serta mengemasi kue seorang diri.

Gadis itu baru saja selesai mematikan alarm ponselnya, lantas keluar dari kamar dan hendak kembali ke dapur. Namun suara ketukan pada pintu depan membuat gadis itu berbalik arah untuk membukakan pintu.

"Siapa?" tanyanya yang terburu-buru memutar kunci.

Bukan pembeli atau pun Markus, Cinta mendapati orang lain yang berdiri di depannya. Kedua mata gadis itu mulai nanar dengan kakinya yang mendadak kaku. Cinta pernah berekspektasi bahwa dia akan merasa benci ketika bertemu orang itu. Ternyata reaksinya berbeda dengan apa yang sempat dia pikirkan.

MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang