13 : Sayap pelindung

282 36 21
                                    

Sebelum membaca jangan lupa follow instagram : @ji_hanraaa

Thank you^^

••••Jangan lupa play lagu di atas^^Selamat Membaca!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Jangan lupa play lagu di atas^^
Selamat Membaca!!!



Suara bising kendaraan yang berlalu-lalang memenuhi jalan raya. Pagi ini lalu lintas terlihat cukup padat. Mungkin kebanyakan orang yang hendak turun kerja dan pergi ke sekolah sedikit terlambat karena kota dilanda hujan sejak jam setengah enam pagi.

Jika untuk sebagian orang hujan merupakan kesialan, berbeda dengan Alam yang begitu menyukai hujan. Dengan begitu dia tidak perlu berkeringat karena menahan sengatan matahari yang begitu panas. Dia bisa jalan-jalan sesuka hati di cuaca yang sejuk.

Kepala lelaki itu menoleh ke kiri. Di mana dia mengarahkan atensinya kepada seseorang yang tengah asyik berjalan di atas beton pembatas jalan raya. Saat angin menerbangkan helaian rambut panjangnya yang tergerai, Alam bisa melihat ujung daun telinga gadis itu tampak merah karena cuacanya yang dingin.

Jika Alam jadi Cinta, mungkin dia akan memilih untuk mengurung diri di rumah hari ini. Dia lebih baik memakan sebungkus mi kuah ditemani secangkir teh panas. Tapi jika Alam jadi Cinta pun, dia sepertinya akan melakukan hal yang sama. Tidak peduli apa pun cuacanya, pasti akan terasa lebih menyenangkan jika hangout bersama seseorang yang tidak biasa daripada hanya berdiam di rumah.

Kening Alam terangkat dengan ekspresi terkejut, tangannya spontan terulur menahan lengan Cinta yang hampir saja terjatuh dari atas pembatas. Kemudian mereka berkontak mata secara otomatis. Alam masih dengan wajah kagetnya, sementara Cinta hanya menyengir dengan wajah tanpa dosa.

"Lo mau bikin gue jantungan, ya?" kata Alam sembari melepaskan genggamannya.

"Ehehehe ...."

Lelaki itu benar-benar menjaga ekspresi wajahnya agar tidak tersenyum melihat cengiran menggemaskan gadis itu. Jadi Alam hanya memalingkan wajah, kembali menatap ke jalanan. Tapi dia tidak dapat berdusta, kedua matanya memang lurus ke depan, namun fokusnya kepada perempuan di sebelahnya.

"Al."

"Hemm?"

"Kok lo bisa dengar suara gue?" tanya Cinta bingung sembari melihat telinga Alam yang tersumpal oleh earbuds.

"Gue cuma pakai sebelah kiri," jawab Alam sembari menunjukkan telinga kanannya yang tampak kosong. "Lagunya juga udah gue matiin," lanjutnya lagi.

"Gue kira lo lagi dengerin lagu. Abis gue dianggurin mulu dari tadi."

Mendengar ucapan Cinta, Alam otomatis tersenyum kecil sembari melepas earbuds-nya. Cukup sering bersama Cinta, Alam jadi hafal beberapa hal tentang gadis itu. Seperti yang satu ini, Cinta tidak suka diabaikan. "Lo mau gue ngomongin apa?"

MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang