15 : Cinta yang Tulus

239 30 6
                                    

Sebelum membaca jangan lupa follow instagram : @ji_hanraaa

Thank you^^


••••Selamat Membaca!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Selamat Membaca!!!




"Lo bisa makan seblak, nggak?!" tanya lelaki itu sembari menoleh ke belakan sejenak, saat belok ke pertigaan jalan. Dia sengaja mengeraskan suara agar Cinta dapat mendengar.

"Bisa!" seru gadis itu.

"Oke!" Alam tersenyum di balik kaca helmnya.

Setelah sampai di tempat tujuan, Alam memarkirkan motornya di pinggir trotoar, tepat di sebelah kendaraan lain yang berbaris rapi. Kemudian Alam membiarkan gadis di belakangnya turun lebih dulu, sebelum pada akhirnya dia ikut menyusul.

"Lo udah pernah ke sini?" tanya Alam yang jalan berdampingan dengan Cinta.

Cinta menggeleng pelan sembari memperhatikan beberapa pedagang kaki lima di yang berjejer di sisi kanan dan juga kiri. Ada yang menjual bakso, nasi goreng, dan kuliner malam hari lainnya. Gadis itu tanpa sadar meneguk ludah dengan otak berpencar ingin masuk ke mana.

"Lo salah bawa gue ke sini," ucap Cinta pelan.

Mendengar itu, Alam menoleh cepat. "Lo nggak suka seblak?"

Cinta lantas menatap lelaki itu. "Suka. Gue suka semua."

"Termasuk gue?"

"A-apa?" kedua mata gadis itu spontan mengerjap.

Kekehan pelan lolos dari bibir Alam. Seperti biasa, lelaki itu tertawa jahil dengan kedua matanya yang menyipit. "Gapapa. Jadi lo mau makan yang mana?" tanya Alam.

"Terserah lo aja," jawab gadis itu sembari menatap ke sekelilingnya.

Suasana di pasar kuliner malam itu cukup ramai dengan pengunjung. Cinta bisa melihat berbagai macam pengunjung, mulai dari anak kecil sampai ke orang dewasa. Ada yang datang bersama keluarga, ada juga yang berpasang-pasangan.

Sesampainya di tempat tujuan Alam, mereka duduk di meja paling belakang karena yang lain sudah terisi. "Lo mau yang original atau yang pedas?" tanya lelaki itu.

"Yang pedas aja. Tapi Al, gue nggak terlalu suka kencur."

"Oke, nanti gue bilangin orangnya. Lo tunggu sini, biar gue yang pesan." Alam beranjak dari kursinya, kemudian pergi mendekati gerobak untuk memesan makanan mereka.

Terhitung nyaris ada satu bulan mereka berteman. Tidak terasa memang. Rasanya seperti baru kemarin Cinta bertemu dengan Alam di pinggir jembatan.

Ini yang ke sekian kalinya Alam mengajak Cinta untuk keluar. Lelaki itu senang melontarkan beberapa pertanyaan yang terkait dengan kehidupan Cinta. Tapi satu hal yang baru disadari oleh gadis itu.

MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang