26 : Sirosis Hati

189 25 15
                                    

Sebelum membaca jangan lupa follow instagram : @ji_hanraaa

Thank you^^

••••Kalau udah selesai baca, kalian bisa balik ke sini lagi buat komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Kalau udah selesai baca, kalian bisa balik ke sini lagi buat komen. Ada saran lagu nggak buat part kali ini?
Selamat Membaca!!!







Entah sudah ke berapa kalinya suara desahan keluar dari mulut Cinta. Rasa-rasanya akhir-akhir ini selalu turun hujan di malam hari. Tapi anehnya ketika sudah mulai memasuki waktu siang hari, cuaca begitu terik. Bahkan menembus ke dalam rumah. Kipas yang sedari tadi berputar dengan kecepatan paling kencang pun tidak memberi pengaruh apa-apa. Rasa panas dari cuaca mengalahkan angin deras di depan Cinta.

Gadis itu baru saja selesai membereskan dapur. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 siang. Oh ya, omong-omong Cinta sedang menjalankan bisnis kecil-kecilan. Dia baru menjalankannya sekitar satu minggu yang lalu. Berjualan kue dengan memanfaatkan sosial media. Pesanan yang masuk tidak sebanyak ketika bersama ibu yang memang sudah memiliki pelanggan tetap. Tapi hal itu tidak mematahkan semangat Cinta untuk berusaha. Nanti sekitar jam dua, pesanan itu akan dikirimkan sebagian, sementara sebagian lagi akan diambil sendiri oleh pembelinya.

Ini gelas keenam Cinta menghabiskan air mineral. Kerah baju gadis itu sedikit basah oleh bercak keringat. Meraup anak rambutnya ke belakang, Cinta menghempaskan dirinya di atas sofa. Satu tangannya ia jadikan bantalan, sementara kedua kakinya berselonjor di tangan sofa. Cinta bersyukur di dalam hati ketika menatap langit-langit rumahnya. Dia sudah memanggil tukang untuk memperbaiki beberapa bagian yang bocor dan rapuh. Nanti jika ada uang lebih, Cinta ingin membenahi beberapa bagian yang rusak dan barang yang sudah tidak bisa digunakan. Yang sedikit repot adalah mengurus tanda penduduk kepada RT di sana.

Di pergantian awal bulan ini, gadis itu sudah jarang menangis. Dia belajar untuk menerima segala hal yang memang sudah ditakdirkan untuknya. Cinta merasa dirinya semakin kuat dan tidak sesensitif dulu. Rasa kecewa yang telah ia dapatkan membuat hatinya kebal dan menjadi tidak mudah menangis. Entah itu malah bagus atau tidak.

Di saat bayangan-bayangan menyedihkan tiba-tiba muncul, perempuan itu berusaha untuk fokus dengan hal-hal positif yang dimilikinya saat ini. Pikiran Cinta menerawang sembari menatap langit-langit. Kedua sisi bibir gadis itu terangkat. Terbayang percakapannya dengan Alam beberapa hari yang lalu. Pipinya seketika bersemu.

Kalian tahu? Malam itu hujan turun begitu deras hingga menutupi pandangan Alam yang sedang mengendarai motor. Mereka berdua sudah terlanjur basah. Sebenarnya Alam bisa saja mengebut dan menutup kaca helmnya. Tapi itu berbahaya karena jalanan cukup gelap. Alasan berikutnya adalah Alam takut Cinta sakit.

Pria itu perhatian dan random dalam satu waktu. Dia memarkirkan motornya di depan salah satu rumah di persimpangan jalan. Kemudian membawa Cinta masuk ke rumah tersebut setelah mendorong pagar hitam setinggi dua meter.

MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang