chapter 10

5.3K 530 4
                                    

"Jadi ini apa?" Jeno membolak-balik map berwarna merah yang diberikan Renjun padanya. Sementata si aries sedang sibuk dengan ponselnya.

Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mengambil keputusan paling aman, yaitu mengaku menjadi sepasang kekasih dibanding teman dekat biasa atau keluarga. Renjun bahkan mengarang cerita kalau mereka bertemu karena Doyoung yang mengenalkan, padahal manajernya itu tau Jeno saja tidak. Tapi, untungnya hal ini mampu meredam kekacauan yang terjadi, para wartawan mulai tenang, juga para fans yang mendoakan yang terbaik untuk Renjun juga Jeno. Tinggal satu masalah lagi, keluarganya dan keluarga Jeno.

"Itu surat perjanjian diatas materai." Renjun menaruh ponselnya di meja, memfokuskan pandangan pada Jeno yang bukannya paham malah makin bingung — bisa Renjun lihat dari ekspresi lelaki itu. "Surat perjanjian selama kita jadi pasangan pura-pura. Baca aja dulu, sih, jangan dibolak-balik aja."

"Ya, ya, sabar dong, saya kan cuma lagi meneliti."

Meneliti? Alasan.

"5 bulan?"

"Iya, kenapa? Kelamaan?"

"Well, saya pikir ini cuma bakal jadi sandiwara satu minggu. Setelah berita mereda dan kamu kembali dapat ketenangan, terus selesai."

"Ya, nggak bisa gitu dong, Tuan Lee Jeno. Di setiap kesempatan wartawan pasti bakal nanyain gimana hubungan kita dan sebagainya. Kamu pernah denger soal idol yang dating atau nggak, sih?" Renjun menatap sebal Jeno.

Jangan kalian berpikir kalau Renjun melakukan ini dengan suka rela, ini semua cuma demi karir yang harus dia jaga. Dia sudah sering lihat para seniornya yang terciduk seperti dirinya dan Jeno kemarin, para wartawan pasti akan menanyakan perihal hubungan idol dengan pasangannya entah bertanya soal peran pasangannya dalam karir atau hal lain semacam apakah mereka serius dalam hubungan ini. Lebih jauhnya lagi, para wartawan itu akan tanya bagaimana awal pertemuan dan alasan menerima untuk berkencan. Jadi, idol kadang privasi memang setransparan itu. Dan ini resiko yang Renjun terima sejak dia menandatangani kontrak dengan agensinya untuk debut sebagai penyanyi.

"Saya udah baca semua, dan peraturan di sini nggak ada yang bikin saya keberatan, sih." Jeno menaruh map itu di atas meja kayu yang membatasi dirinya dan Renjun. Mereka sedang berada di apartment Jeno lagi, menurut Renjun, lebih aman daripada di tempatnya karena di sini penjagaannya ketat. Walau dia yakin, orang yang memfoto dirinya dengan Jeno adalah orang yang tinggal di gedung ini juga.

"Coba sebutin apa aja peraturannya."

"Pihak dua dilarang mencampuri urusan pihak satu begitu juga sebaliknya. Ah, malas, intinya baik kamu atau saya hanya terikat dengan hubungan palsu ini sampai lima bulan ke depan, tidak boleh saling melanggar apa yang sudah tertulis di sini."

Renjun mencibir. Mana ada seorang pimpinan perusahaan besar bersikap malas seperti Jeno ini. "Ya, jangan naksir sama aku."

"Kamu mau liat laut di malam hari, nggak?" Jeno menjawab pertanyaan Renjun dengan pertanyaan lain yang konteksnya jauh berbeda, mengundang picingan mata curiga si aries. "Yuk, bicara hal serius di tempat terbuka itu lebih enak dan santai." Jeno berdiri, mengambil jas merah tua nya juga kunci mobil yang tergantung di tempat kunci.

Sementara Renjun kesal dengan Jeno. Kalo tidak demi reputasi, dia mana mungkin mau berhubungan lagi dengan lelaki tua yang aneh dan nyebelin banget itu.

"Ayo, Renjun."

Renjun akhirnya berdiri, dengan langkah dihentak-hentakkan mengundang senyum geli Jeno atas kelakuannya yang seperti anak-anakk merajuk.

***

Perjalanan yang mereka tempuh tidak butuh waktu lebih dari tiga puluh menit. Mobil Jeno masuk area parkir pantai di mana banyak warung dan restoran yang masih buka kendati sudah cukup larut. Renjun mengeratkan mantel coklatnya saat turun dari mobil, angin malam yang dingin menyapu dirinya dan terasa menembus pakaian tebal yang dia pakai. Sejenak Renjun liat Jeno yang baru sana keluar, lelaki itu cuma memakai jas saja, apa tidak dingin, ya?

Scandal | ft. NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang