chapter 05

6.1K 516 3
                                    

Bingung.

Jeno dilanda kebingungan. Dia tidak tau apa yang harus dilakukan dengan seorang yang sedang mabuk berat di sampingnya, di dalam mobilnya, dan orang itu adalah seseorang yang selama ini dia idolakan secara diam-diam.

Renjun sekarang berada di dalam mobilnya. Meracau dan sedari tadi tidak berhenti menggoda Jeno yang hanya bisa menggeram ketika tangan kecil Renjun perlahan mengelus lengannya yang terbalut kemeja. Jeno lupa dengan Jaemin ataupun janjinya bertemu Yangyang. Melihat Renjun mabuk di ruang publik, dia tidak bisa memikirkan apapun selain segera membawa pergi lelaki mungil itu dan berusaha berhati-hati agar tidak ada media atau fans Renjun yang sadar akan keberadaan lelaki itu di sebuah kelab malam.

"Kamu... ganteng," racau Renjun, perlahan mendekatkan tubuhnya ke Jeno yang sedang menyetir tanpa tujuan jelas. Dia tidak mungkin membawa Renjun ke hotel, dan dia juga tidak tau di mana alamat lelaki itu. Jeno sudah coba cari ponsel Renjun, tapi yang ia dapatkan cuma selembar tisu di saku mantelnya.

"Renjun, stop." Jeno memegang erat kemudi ketika tangan Renjun masuk ke dalam kemejanya. Jeno menyingkirkan tangan itu, memegangnya sekaligus membenarkan cara duduk Renjun.

"Wohoww, kamu tau namakuhhh...," celetuk Renjun sambil mengelus pipi Jeno dengan satu tangannya yang bebas dari genggaman Jeno.

Ini nggak pernah ada dibenak Jeno, berada di mobil yang sama dengan Renjun, lalu lelaki itu akan menggodanya seperti ini.

"Shit!" Jeno menghentikan mobilnya di jalan sepi, dia sudah berputar-putar sejak tadi, tidak tau harus membawa Renjun ke mana.

"Hey!" Renjun tiba-tiba berteriak, membuat Jeno kaget, semakin terkejut kala sadar kalau si surai abu sudah lepas dari sabuk pengaman mobil entah sejak kapan.

Jeno mendekat, berdecak kecil hendak membenarkan sabuk pengaman Renjun agar tidak membuat idolanya itu terluka. Tapi, yang terjadi selanjutnya adalah hal yang tidak bisa ia duga, ketika Renjun justru menarik tengkuknya dan mempertemukan bibir mereka, Jeno membelalakan mata dengan ciuman kasar dan agresif yang Renjun berikan.

Dia hendak menarik diri, tapi Renjun seolah menolak, lelaki itu menekan tengkuk Jeno semakin mempererat ciuman mereka. Rasa alkohol dan bibir Renjun yang manis bisa Jeno rasakan, lembut, dan membuat dia lama-kelamaan terpancing dengan gerakan grasah-grusuh Renjun dalam berciuman.

Idolanya ternyata masih amatir.

Entah karena terbawa suasana atau apa, Jeno akhirnya membalas ciuman Renjun, membuat yang dipihak bawah tersenyum disela sesi berciuman panas mereka. Jeno menarik Renjun balik dan membawa tubuh mungil itu ke pangkuannya, menarik tengkuk Renjun, menciumnya dengan lembut dan penuh gairah. Menyesap bibir bawah Renjun membuat si kecil melenguh, kesempatan datang, dan Jeno memasukkan lidahnya ke dalam rongga Renjun, mengajak idolanya tersebut untuk bertukar ludah.

"Nghh...," lenguh Renjun begitu tangan Jeno masuk ke dalam bajunya yang sudah bebas dari mantel coklat — sudah Jeno lepas sejak awal karena Renjun terus mengeluh kepanasan.

Jeno melepaskan ciumannya. Dia mengerang karena Renjun yang menggerakan pantatnya di atas adik kecil Jeno yang mulai merasakan suntikan gairah dari kegiatan ciuman panas itu.

Seperti sadar ada yang mengganjal dari tempatnya duduk, Renjun tersenyum menggoda. Semakin menggesek pantatnya dengan sesuatu di bawah sana sampai Jeno melempar kepalanya ke sandaran kursi mobil, kedua tangannya memegang pinggang ramping Renjun.

Mata Jeno menatap Renjun yang menatapnya dengan menggoda.

"Nakal." Jeno berucap pelan sembari tersenyum miring ke arah Renjun yang juga tersenyum.

Scandal | ft. NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang