chapter 40

2.4K 324 25
                                    

"Sarung tangannya lucu, dapet dari mana?" Ningning meraih tangan Renjun untuk mengamati sarung tangan yang bordirannya lucu serta warnanya mencolok, tapi gak terlihat norak itu.

Hari ini Renjun bersama Ningning dan tentu saja Hyuck yang berjalan di belakang mereka seperti bodyguard — hendak pergi menuju Songhua lake ski, tentu saja karena musim dingin bukan jadi penghalang liburan mereka, justru ini adalah waktu yang tepat karena Jilin punya banyak tempat indah yang harus dikunjungi di musim dingin.

"Beli lah." Renjun menjawab seadanya, tidak mungkin jika bilang itu diberikan orang asing, bisa saja mengundang pertanyaan lebih banyak dari Ningning yang punya rasa penasaran tinggi. "Kita naik bus ke tempatnya?" Lalu, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Nggak. Naik mobilnya Hyuck." Ningning menunjuk salah satu mobil mewah yang terparkir cukup jauh dari area rumah Renjun, mungkin karena salju tebal menutupi hampir seluruh jalan dan belum dibersihkan, jadi tidak ada area parkir di sana. Mobil itu terparkir dengan satu mobil lain di belakangnya.

"Eh Renjun ge duduk depan aja!" Ningning tersenyum merayu saat menghentikan tangan Renjun yang hendak membuka pintu belakang mobil Donghyuck.

"Kenapa?" Ini bukan kali pertama dia duduk di depan bersama dengan Donghyuck, biasanya jaraknya tidak jauh, tapi kali ini destinasi liburan mereka menempuh waktu lumayan dari kediaman Renjun. Berdampingan dengan Donghyuck untuk waktu lebih dari setengah jam itu menyebalkan, Renjun tidak suka, tapi dia juga tidak bisa menunjukkan ketidaksukaannya itu pada Ningning.

"Dia mau tidur. Udah bawa bantal segala." Donghyuck menyela sebelum Ningning menjelaskan, pasalnya wanita itu memang tidak berniat menjawab malah cengengesan menatap Renjun yang menatapnya geram. "Duduk depan aja, Ren," ujar Hyuck sambil membukakan pintu untuk Renjun yang cuma bisa menghela napas, tidak ada pilihan lain juga.

Perjalanan ini akan jadi lebih lama karena jalanan licin, tidak mungkin untuk mengebut. Dan benar saja, belum ada dua puluh menit, tapi Ningning sudah asyik meluncur di dunia mimpi, meninggalkan dua manusia terjebak dalam kecanggungan. Renjun enggan membuka percakapan dengan Donghyuck, tapi Donghyuck yang biasanya selalu mengawali pembicaraan kali ini pun memilih diam fokus pada jalanan depan.

Netra Renjun melirik ke arah spion luar, ada mobil yang sepertinya tadi terparkir di belakang mobil Donghyuck— dahinya mengernyit karena heran, apa mungkin kebetulan rute yang mereka ambil sama atau bisa saja itu mobil orang lain dengan tipe yang sama. Merasa tidak penting dengan itu, Renjun mulai mengeluarkan ponsel dari dalam ranselnya, lebih baik untuk menonton video terbaru chef kesukaannya daripada duduk bosan seperti ini.

"Nonton apa, Ren?"

Oh ya, pada akhirnya mungkin Hyuck tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengawali pembicaraan atau mungkin lelaki itu memang pure merasa penasaran dengan apa yang Renjun tonton sekarang.

"Youtube." Renjun hanya jawab singkat dan tidak spesifik sama sekali membuat Donghyuck melemparkan pertanyaan lagi. "Iya, maksudnya acaranya apa?"

"Chef Zhong Chenle."

Donghyuck tidak memberi jawaban, membuat Renjun melirik sedikit ke arah si supir yang memang tidak bereaksi apa-apa.

"Suka banget sama tukang masak itu?"

Hey, itu bahasa yang tidak sopan untuk memanggil seorang chef terkenal dan ramah. Renjun melemparkan tatapan sinis pada Hyuck, "Panggil dia chef, jangan sembarangan!" cecarnya tidak terima sang idola dihina langsung di depannya.

Scandal | ft. NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang