chapter 30

4.1K 442 39
                                    

Suasana di rumah keluarga Lee malam itu ramai, mobil-mobil para tamu yang merupakan sanak saudara Mama Lee juga sudah memenuhi lahan yang sudah Jeno siapkan. Banyak pelayan catering yang disewa mondar-mandir menata dan menawarkan makanan juga minuman pembuka. Renjun pikir, ini hanya pesta kecil yang intim antar keluarga... tapi ternyata ekspetasinya salah, ini terlalu mewah hanya untuk disebut sebagai acara tradisi biasa.

Ruang tengah lantai bawah rumah itu memang besar, kini terlihat lebih megah lagi karena sudah disulap menjadi lantai dansa mendadak, ada DJ yang akan menghibur di tengah acara, makanan-makanan mewah dan berkelas, dekorasi rumah yang luar biasa, sungguh, keluarga Lee memang bukan keluarga biasa dan harusnya Renjun sadar itu sejak awal.

"Hai, Renjun." Renjun melotot kaget saat papa Lee menghampirinya, ditangan lelaki itu ada secangkir kopi yang pasti bukan kopi biasa. "Kenapa masih berdiri di bawah tangga, ayo bergabung." Papa Lee tersenyum, hendak mengajak Renjun untuk bertemu mertua dan saudara-saudara istrinya, tapi tidak jadi saat melihat figur Jeno turun dari tangga dengan sibuk memasang jam tangan.

"Bo—"

"Ah, nggak jadi, ada itu pacarmu yang sok ganteng," ucapan papa Lee memotong kalimat Renjun sembari menunjuk Jeno dengan cangkir kopinya. Lalu, mereka tertawa bersama membuat Jeno yang baru turun dan kini bersandingan dengan Renjun mengangkat alis bingung. "Kenapa?" Tanyanya.

Renjun hanya menggeleng sambil tertawa kecil.

"Kepo banget sih kamu, sana ajak Renjun ketemu tante-tantemu yang udah nggak sabar mau ketemu calon menantu baru Papa."

Renjun salah tingkah sendiri saat kata calon menantu meluncur bebas dari alat bicara papa Lee. Jeno sendiri hanya menggeleng mendengar ucapan papanya yang kini sudah berjalan ke arah pintu masuk untuk menyambut tamu mereka yang lain.

"Ayo." Jeno menggandeng tangan Renjun yang masih tersipu salah tingkah untuk menemui para tante dan om nya juga kakek beserta neneknya yang pasti sudah berkumpul dengan mama dan Lia, seperti tahun-tahun sebelumnya. "Kamu gugup?" Jeno meremat pelan tangan Renjun yang berkeringat dan terasa dingin.

"Iyalah... aku takut," cicitnya saat langkah mereka semakin dekat ke arah mama Lee.

Jeno terkekeh, gemas dengan ekspresi canggung Renjun. "Nggak papa, ada aku." Jeno menatap Renjun dalam, seolah menenangkan lelaki itu tanpa banyak kata.

"Ah itu Jeno." Mama Lee tersenyum sambil menatap kedua orang yang kini mendekat ke arah perkumpulan saudara yang hanya bertemu setahun sekali.

"Astaga, Jeno, akhirnya bisa gandeng pasangan juga." Baru juga mereka bergabung, tapi kalimat menusuk yang sebenarnya cuma candaan itu lolos dari mulut salah satu tante Jeno. "Eh, kenalin dong Jeno pacarmu ke kami." Salah satu lainnya menyahuti, membuat Jeno dan Renjun kewalahan sedikit.

"Ini Renjun," ujar Jeno sembari menunjukkan Renjun dan menatap lembut sosok itu seolah mengatakan pada dunia lewat tatapannya bahwa ia sangat mencintai sosok di sampingnya sekarang.

Para tantenya bersorak, begitupun mama Lee dan Lia yang menggeleng melihat Jeno terlihat bucin sekali dengan Renjun.

"Ha—halo..." Renjun menunduk sopan, meskipun semuanya menatap dia dengan memuja atau tidak menemukan satu orang yang keliatan tidak menyukainya, Renjun tetap saja merasa gugup luar biasa.

Pada akhirnya, mereka berbincang bincang, menanyakan banyak hal termasuk bagaimana Jeno bisa mengenal idola besar dan bahkan menjadikannya kekasih, saat itulah bakat mengarang mereka digunakan. Obrolan terus berlanjut, kelamaan Renjun jadi merasa santai walau agak takut keliatan aneh karena hampir semua jawaban yang dia dan Jeno berikan hanyalah karangan semata.

Scandal | ft. NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang