-oOo-
PERCAKAPANNYA dengan Beatrice menyisakan banyak hal.
Tentang dirinya yang sembuh, tentang Juan dan kawan-kawannya di penjara, lalu tentang Claude, Euros, Nathaniel ... dan Heaven. Bagaimana keadaan mereka? Akankah mereka menemukan tempat persembunyian Janeth? Apakah dirinya bisa bertempur menghancurkan markas ini, dalam cangkang manusianya yang lemah dan tidak berguna? Kalau dia rela digigit monster demi mengembalikan rupa ganasnya seperti dulu, itu berarti ... dia akan melewati lagi hari-hari sulit yang membuatnya seperti berada dalam lubang neraka.
Dan River tidak ingin membuang waktu timnya untuk mengurus dirinya yang kelewat merepotkan. Sudah cukup. Pilihan yang tersisa adalah melawan dengan apa yang dia miliki.
"Tentang petugas bodoh barusan. Apa dia selalu rutin mengunjungi sel penjara?"
Beatrice mengangguk. "Ya. Dia memegang kunci sel dan memeriksa sekali dalam setiap hari. Tadi pagi dia sudah mengunjungi selku dan membawaku ke ruang eksperimen, jadi kemungkinan dia akan datang lagi besok. Itu artinya...."
River mengangguk mantap. "Saat ini tidak ada yang menjaga penjara."
"Apa yang mau kau lakukan?"
"Bertemu teman-temanku. Mereka harus tahu aku masih hidup." River menatap Beatrice, lalu berkata menenangkan, "Kau tidak perlu ikut. Informasi barusan sudah cukup membantu."
"Maaf, River."
"Tidak papa." River menyapu pandang semak-semak dan pepohonan di sekitarnya, menelisik tempat persembunyian. Namun, wilayah itu terlalu padat dengan belukar dan udara terbuka. "Omong-omong aku tidak tahu ini di mana. Apa cukup dekat dengan Domehall?"
"Kita ada di sebuah pulau yang aku tidak tahu namanya apa. Aku dan para korban dibawa kemari menaiki black hawk." Kemudian Beatrice menunjuk gedung kelabu yang terletak berseberangan dengan tempat para monster dan manusia dikurung―lokasi awal saat mereka melarikan diri tadi. "Black hawk ada di atas gedung itu. Di dalam sana juga ada laboratorium lain dan markas senjata―lantai kedua dari lorong sebelah kiri, arah pintu masuk. Saat pertama kali datang kemari, aku melihat serombongan prajurit keluar dari sana sambil membawa kotak kayu berisi senapan dan magasin."
"Bagus. Aku memerlukan banyak senjata," kata River. "Satu lagi, Trice. Menurutmu, apakah semua orang di markas ini monster? Kecuali para ilmuwan itu, tentunya. Mereka jangan ditanya. Baunya seperti kerangka yang tidak mandi berbulan-bulan."
"Aku tidak bisa membedakan manusia dan monster sejeli dirimu," kata Beatrice. "Tapi tentang petugas satu tadi, dia manusia biasa. Aku yakin, karena dia pernah bercerita seperti itu pada kami―maksudku, padaku dan Margot. Kadang-kadang kulihat dia menguntit doktor perempuan berambut pirang yang, mmh―siapa tadi namanya?"
"Janeth."
"Ya, si jalang itu. Sepertinya petugas yang tadi punya intensi tersendiri kepada Janeth."
"Maksudnya?" River mengerutkan kening.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐏𝐈𝐎𝐍𝐄𝐄𝐑𝐒 (𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝟐)
FantasyBACA SEASON 1 DULU YANG BERJUDUL THE LEFTOVERS ⭐ Follow sebelum membaca ⭐ -oOo- Semenjak rombongan monster Kureiji menyingkir dari wilayah perkotaan, mereka menemukan satu masalah baru yang harus ditangani. Tak mau masalah ini larut dalam kekacauan...