BACA SEASON 1 DULU YANG BERJUDUL THE LEFTOVERS
⭐ TERSEDIA LENGKAP DI WATTPAD ⭐
-oOo-
Semenjak rombongan monster Kureiji menyingkir dari wilayah perkotaan, mereka menemukan satu masalah baru yang harus ditangani. Tak mau masalah ini larut dalam kekac...
This chapter will show you some extreme conversations that lead to strange, obsessive tendencies and an asshole maniac.
Alias probabilitas pengin jambak Janeth mungkin bakalan bertambah lewat chapter ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-oOo-
BILIK-bilik kecil nan sempit itu disebut penjara.
Setidaknya, itu sekarang. Dulu Janeth mengatakan pada Wayne bahwa tempat ini merupakan bagian dari bunker penjagalan ternak yang dibangun di tepi tebing cagar alam Bosevill. Itu menjelaskan mengapa Wayne kelihatan tidak betah saat pertama kali menginjakkan kaki di ruangan ini; sebab bau darah dari karkas binatang ternak masih samar-samar tercium, secara praktis membuat gambar-gambar monster dalam kepalanya mekar kembali tanpa permisi, merajamnya dengan kepanikan seperti saat dia hendak menjadi mangsa di malam itu.
Dalam penerangan yang minim dan kehangatan yang membuat gelisah, Wayne dapat merasakan tubuhnya menggigil ketakutan. Perbuatannya kepada kawan-kawan abangnya pastilah tidak termaafkan―keyakinan itu terpatri pada wajah-wajah yang menatapnya nanar sekaligus penuh kebencian, terutama Juan, yang berbaring di bilik penjara di hadapannya dengan kondisi mengkhawatirkan.
Pemuda itu masih gemetaran akibat sentruman implan aktif yang sengaja ditanam di tengkuknya, sesaat sebelum mereka semua dilempar ke penjara; Janeth mengonversi implan itu sebagai senjata yang mengirimkan sengatan listrik untuk membuat para tawanan tersiksa. Artinya, semua tawanan yang memberontak akan diancam dengan cara licik dan kejam, dan Wayne adalah salah satu pion yang digunakan untuk mengawasi tanda-tanda pemberontakan itu.
Wayne tersentak kecil saat menatap mata kawan lamanya yang dilumuri kesedihan dan kemarahan. Dia mendengar suara lirih Juan digaungkan putus asa;
"Mengapa, Wayne ... mengapa?"
Dia tidak sanggup memandang Juan, sebab Wayne takut akan kembali dibasuh dengan penyesalan dan rasa bersalah. Dunia ini sudah bukan dunia yang sama lagi seperti dulu. Bumi telah luluh lantak bersama manusia-manusia lemah yang dicampakkan semesta, lalu menyisakan generasi-generasi pejuang yang akan membawa peradaban baru dan lebih mutakhir. Dan, akibat pembelotannya, Juan terpaksa menjadi mereka yang pantas musnah. Wayne mati-matian menyakinkan dirinya soal itu.
Maka dia mundur perlahan, sambil tetap memperlihatkan tampangnya yang disetel angkuh, demi membuat kesan bahwa di atas segala teror ini dirinya adalah yang paling berkuasa.
"Ja-jangan macam-macam padaku, kalian semua keparat berengsek," kata Wayne, mata menyisir bilik-bilik kecil yang ditempati monster-monster pembangkang. "Kalian tidak akan bisa memecahkan jeruji itu, terutama bagi orang bodoh yang berpikir jalan keluarnya adalah dengan bertranformasi lalu menghancurkan penjara ini dengan sekali serangan. Coba saja, kalian akan dihabisi yang lebih parah seperti tadi."