Hey ma babies, I'm hella excited to show you this chapter. Express your enjoyment through the comments!
-oOo-
RENCANA mereka gagal.
Euros dapat membaca ketakutan itu di wajah Claude, kendati pria itu begitu lihai menyembunyikan emosinya. Dia selalu berbakat melihat hal-hal yang tidak orang lain tahu. Oh, bukan berarti makhluk halus masuk hitungan. Euros memang andal menebak rahasia dari ekspresi wajah, sebab dari sanalah dia bisa memperkirakan ancaman apa yang akan datang. Persis seperti lima menit yang lalu, saat Jasper tahu-tahu muncul di depan mobil mereka dan menyatakan keinginannya untuk bergabung.
Bergabung? Mulutmu seenaknya saja! Rencana mereka bisa betul-betul gagal kalau sampai Claude bermurah hati membiarkan orang asing menjejalkan urusannya ke misi mereka. Semua orang di dalam mobil tidak akan membuat hal itu terjadi. Jadi, sebagian dari mereka melakukan segala cara untuk lepas dari Jasper. Euros melaknatnya dengan hinaan; "Kau tuli, buta, atau edan? Kami sudah bilang tidak mau menerima orang baru. Enyahlah, pantat babon. Kau mengganggu pekerjaan kami!"
"Claude, orang itu tidak usah diurus. Lebih baik kita pergi," Heaven mengusulkan, merasa dijepit oleh waktu. Dia tak mau membiarkan Sean berada lebih lama di genggaman wanita tua gila yang ingin menguasai dunia.
Claude tak sempat merespons apa pun karena Jasper tahu-tahu membungkukkan badan dan menumpangkan satu tangannya ke jendela mobil yang terbuka. Wajahnya begitu dekat dengan Claude sehingga pemuda itu bisa mencium aroma tidak enak dari badannya yang tidak mandi berhari-hari. Dia mengira Jasper sedang memikirkan tangan sebelah mana yang mau dipilih untuk menonjoknya. Namun, kalimat Jasper selanjutnya melesat di luar dugaan;
"Kumohon, izinkan aku ikut kalian. Aku harus menyelamatkan istriku."
Tidak seperti Heaven yang berapi-api seperti iblis, makhluk bernama Jasper mengirimkan denyut kerapuhan yang membuat orang lain iba. Sungguh ajaib, betapa perbedaan reaksi seperti itu saja membuat semua orang terdiam cukup lama.
"Hei," kata Claude, dengan keseriusan yang menantang, "Begini saja. Berikan informasi mengenai istrimu, dan kami akan membantu menyelamatkannya."
"Tidak, tidak. Aku tidak bisa memercayai kalian."
"Kau tidak memercayai kami? Kalau begitu seharusnya kau tidak perlu repot-repot ikut kami ke dalam mobil!" Heaven membentak, lalu berpaling pada Claude dan menggerutu, "Sudah kubilang kita membuang waktu."
"Aku percaya kita bisa saling mengandalkan," serobot Jasper. "Aku hanya tidak bisa memercayakan istriku pada kalian. Kalau dia ada bersamaku, nyawanya menjadi lebih penting daripada nyawaku. Dan aku yakin seratus persen kalian tidak akan menjaganya sebesar kemauanku untuk melindunginya."
Euros menghadap Nathaniel dan memasang wajah mau muntah, "Balada romantis sialan."
"Berengsek. Selamatkan saja istrimu bersama kawan-kawanmu yang tadi." Saat Claude hendak menyalakan mesin, Jasper menahan lengannya di kemudi, berkata panik;
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐏𝐈𝐎𝐍𝐄𝐄𝐑𝐒 (𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝟐)
FantasyBACA SEASON 1 DULU YANG BERJUDUL THE LEFTOVERS ⭐ Follow sebelum membaca ⭐ -oOo- Semenjak rombongan monster Kureiji menyingkir dari wilayah perkotaan, mereka menemukan satu masalah baru yang harus ditangani. Tak mau masalah ini larut dalam kekacauan...