BACA SEASON 1 DULU YANG BERJUDUL THE LEFTOVERS
⭐ TERSEDIA LENGKAP DI WATTPAD ⭐
-oOo-
Semenjak rombongan monster Kureiji menyingkir dari wilayah perkotaan, mereka menemukan satu masalah baru yang harus ditangani. Tak mau masalah ini larut dalam kekac...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-oOo-
PINTU kurungan dibuka. Seorang petugas menendang Claude ke penjara di baliknya.
"Claude?" Seruan lirih Juan menyela bising keriat jeruji besi yang didorong menutup. Begitu penjaga berlalu pergi, semua orang mengerumuni Claude yang terkapar di tanah dengan posisi tengkurap, tampak tidak sadarkan diri.
"Claude! Astaga, ini benar Claude!"
Gareth membalik tubuh Claude lalu mengguncang dadanya dengan keras. Dia menampar pelan pipi Claude sampai terdengar lenguhan, disusul kelopak mata yang bergetar membuka.
"Claude! Bagaimana kau bisa di sini?"
Juan membantu Claude duduk di antara mereka. Untuk sejenak, pria itu tampak linglung seolah baru saja menenggak obat bius. Selewat beberapa saat, kesadarannya berangsur pulih. Reaksi pertama Claude ketika melihat ketiga kawan lama yang mengerumuninya adalah igauan konyolnya yang menganggap ini mimpi. Gareth menamparnya lagi agar Claude benar-benar sadar. "Buka matamu, tukang tidur! Bagaimana kau bisa sampai kemari?"
"Aku datang bersama Heaven, menaiki kapal," kata Claude seraya mengusap wajahnya yang meredup letih. "Di mana Heaven?"
"Hanya kau yang dibawa kemari," kata Isaac. "Apa yang mereka lakukan pada kalian berdua?"
Kening Claude mengerut mengingat-ingat kejadian sebelum ini; Kedatangan. Suara tembakan bertubi-tubi. Wayne.
Kemudian arsip memorinya terbuka dengan cepat; Di tepi pantai, seseorang menembak lutut Claude sehingga dia tidak bisa melakukan tranformasi ke wujud monster. Heaven mengalahkan tiga di antara mereka dengan tangan kosong, tetapi limitasi rencana membuat segala upayanya tampak gegabah sehingga berujung kegagalan. Sebab keduanya tidak tahu bahwa mereka akan diserang sesaat setelah menginjak Bosevill. Empat pria tidak dikenal tahu-tahu muncul dari hutan, berubah wujud menjadi monster, lalu menyerang mereka balik. Dalam keadaan linglung akibat babak belur, Claude terus menatap Wayne, adiknya yang selama ini dia anggap telah tewas karena ledakan. Wayne tidak mengatakan apa-apa. Hanya mengawal para petugas yang menyeretnya ke sebuah lokasi asing―tempat kekacauan yang lebih masif meledak ruah.
"Kau baik, Bung?" Juan menekan bahunya dengan cemas.
"Ya, ya, aku ingat semuanya," kata Claude, terbatuk-batuk. Dia merasa tubuhnya berat dan tidak bertenaga. "Sebelum datang kemari, aku dibius. Begitu sadar, mereka memberiku ancaman ... katanya kepalaku bisa meledak dan badanku bisa hangus kalau aku mencoba mencari tahu apa yang aneh."
"Mereka menanamkan implan di tubuh kita. Wayne memegang remote-nya, dan setiap kali kita berbuat ulah, dia akan menekan tombol sialan itu untuk memulai siksaan," kata Juan. "Nah, ceritakan dulu, Claude. Bagaimana kau bisa tahu lokasi kami?"
"Aku mendapat lokasi kalian dari teman Heaven yang tinggal di Domehall. Namanya Winter."
Kalimat pertama tersebut menjadi pembuka dari keseluruhan cerita Claude. Juan, Gareth, dan Isaac mendengarkan dengan saksama. Sesekali mereka akan secara bergantian mengintip ke balik celah jeruji untuk memastikan tidak ada yang datang untuk menyela kesaksian Claude. Setelah membocorkan upaya panjang mereka, sampailah Claude pada berita duka tentang gugurnya Euros dan Nathaniel. Reaksi kawan-kawannya pun sama persis seperti bayangannya. Seperti kejatuhan musibah meteor dari langit, Gareth dan Isaac mendadak berwajah muram, sementara Juan menjatuhkan rahang dan menatap nanar Claude.