CERITA INI HANYALAH FIKSI/TIDAK NYATA/KEBOHONGAN/DUSTA/HAYALAN PENULIS SEMATA. JADI DIMOHON UNTUK PARA PEMBACA UNTUK TIDAK BERLEBIHAN DALAM MENANGGAPI CERITA INI.
| 4 |
and, she plans
"LO mau langsung pulang, Kei?" tanya Akashi kepada Keiysa yang tengah memeluk dua buku catatan besar. Mereka berjalan beriringan keluar dari gedung FK UNMAK.
Keiysa menganggukan kepala. "Iya, Kash, gue mau ke toko buku bareng Exsata. Mau cari buku Biostatistik," jawab Keiysa seadanya. Mereka sudah keluar dari area fakultas, kini mereka sedang berjalan di jalanan setapak pinggir Taman Wisteria.
Saat Keiysa dan Akashi melewati salah satu pohon mahoni yang tumbuh di sebelah jalan, tanpa sengaja, kedua mata Keiysa menangkap eksistensi cowok yang memakai kemeja flanel motif garis berwarna hitam sedang bersandar pada batang pohon itu. Kedua lengannya terlipat di depan dada dengan satu kaki menekuk yang digunakan untuk tumpuan. Dari sudut matanya Keiysa sempat menangkap wajah cowok itu. Dia adalah pelayan restoran om-nya yang pernah bertengkar dengan Keiysa di dapur.
Mendadak Keiysa mendengus kesal. Entah kenapa Keiysa masih begitu jengkel ketika mengingat kejadian itu. Sebab Keiysa masih berkeyakinan bahwa yang ia lihat kemarin adalah panci kosong dan hanya ada sendok sayur-nya, bukan air panas. Lagian, siapa orang gila yang mau mencelupkan tangannya sendiri ke dalam air mendidih bukan?
Cowok berengsek! Batin Keiysa tanpa mau menoleh lebih ke arah cowok itu. Bagi Keiysa cowok seperti itu sudah masuk blacklist menjadi pacar atau bahkan sekadar teman. Keiysa tidak mau cowok itu masuk ke dalam hidupnya. Apalagi karena dia, Keiysa jadi dilarang untuk pergi ke restoran om-nya lagi oleh kedua orangtua Keiysa sendiri.
Ketika Keiysa sampai di pertengahan jalan sebelum jalan aspal, suara berat bercampur serak basah memanggil namanya. Spontan saja langkah Keiysa terhenti dan menoleh. Keiysa sempat terkejut ketika cowok itu lah yang memanggil namanya.
"Kei, boleh minta waktunya bentaran nggak? Gue mau ngomong sama lo," katanya setelah berdiri di hadapan Keiysa.
Keiysa memutar bola matanya malas. Dia lantas mendecak. "Nggak!" tandas Keiysa cepat. Dia tidak mau membuang waktunya untuk berbicara dengan orang macam cowok di hadapannya ini. Saking sebalnya, Keiysa bahkan menampilkan ekspresi wajah jengah.
"Tiga menit aja," mintanya yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Keiysa.
Cowok itu akhirnya mengalah. Buru-buru dia melepaskan dan membuka ranselnya. Ia mengeluarkan sebotol air mineral dari dalam sana. "Buat lo," kata cowok itu seraya mengulurkan botol itu kepada Keiysa.
Keiysa bergeming, kedua matanya menyorot cowok yang tengah tersenyum manis itu. "Gue nggak butuh!" ketus Keiysa, tetapi anehnya tidak melunturkan senyuman dari cowok itu.
"Lo perlu ini, Kei! Demi keselamatan lo ke depan."
"Maksudnya?" Kening Keiysa mengerut, bingung. Tidak paham akan maksud yang cowok itu bicarakan. Lagian air putih seperti ini memangnya bisa menyelamatkannya dari apa?
Cowok itu tak menjawab. Dia malah meraih tangan kanan Keiysa dan meletakan sebotol air mineral itu di tangannya. "Diminum ya Kei. Dari gue : Val," ujar cowok yang memperkenalkan diri sebagai Val. Lantas cowok itu pun berlalu dari hadapannya yang menyisahkan banyak pertanyaan di dalam benak Keiysa.
___
SUDAH lima belas menit usai tiba di toko buku, Keiysa belum juga menemukan buku yang sedang ia cari. Matanya terus memindai buku-buku yang berjejer rapi di rak dengan teliti, tetapi tak ayal membuat Keiysa menemukannya. Padahal Keiysa sudah menyuruh pacarnya juga untuk ikut mencari bukunya barangkali akan lebih mudah ditemukan, namun nihil, Exsata pun sama sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Getih Anget ✅
Horror[Complete] CERITA DI PRIVATE, UNTUK MENGAKSESNYA BISA FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU. "Getih anget merupakan kondisi tubuh manusia yang terlihat sangat menarik bagi para lelembut." Itu yang Val tahu usai browsing di situs-situs internet. Awaln...