Info : Cerita ini udah gue SELESAIKAN sampai epilog dan akan di update secara berkala. Kalian bisa liat jadwal update dan info penting di Ig baru gue mohammadihsan31. Getih Anget akan tamat sampai bab 22 ya. Thanks.
| 18 |
and, they grew farther away
MALAM itu, Val langsung dibawa oleh Jeev ke rumah sakit sebab melihat keadaan Val yang sangat tidak baik-baik saja.
Di rumah sakit, Val langsung ditangani oleh dokter. Laki-laki itu melakukan berbagai macam pemeriksaan fisik secara menyeluruh; melakukan tes darah untuk memeriksa tingkat pembekuan darah, kadar hemoglobin, dan deteksi infeksi atau lainnya, tak pula juga Val melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menjalani tes urine, CT scan dan MRI. Namun, dari segala tes yang dilakukan, hasilnya nihil, dokter sama sekali tidak menemukan ada yang salah pada tubuh Val. Semua baik dan kondisi Val dikatakan sehat hanya mengalami demam saja, meski pada kenyataannya tadi malam kondisi Val sangat memprihatinkan.
Jeev yang berprofesi sebagai dokter estetika, tidak paham juga akan apa yang Val alami karena ia tak memiliki pengetahuan dalam bidang tersebut. Maka, ia pun kebingungan seperti yang lain.
Jaza yang memang menyusul setelah 30 menit Val dibawa ke rumah sakit, kini tertidur di salah satu sofa dalam kamar pasien. Sedangkan Jeev tengah berada di sisi Val yang juga sedang terlelap, memandangi adik iparnya itu dengan iba. Val akhirnya disarankan oleh dokter untuk dirawat beberapa hari guna memantau perkembangan kesehatannya. Sedangkan sejak tadi malam sampai kini menjelang subuh, suhu panas Val tak kunjung turun.
Helaan napas keluar dari bibir mungil Jeev, ia pun menunduk. Matanya mulai terasa berat dan kantuk makin menyerang dirinya. Namun, baru mau terlelap, pintu kamar diketuk dan terbuka. Jeev kembali terjaga dan langsung berdiri menyambut Kaza yang tergesa memasuki ruangan. "Gimana keadaan Val, Dek?" tanya Kaza selepas Jeev mencium tangannya.
Jeev memandang Val sebentar, lalu beralih kembali kepada suaminya. "Kata dokter, Val cuma demam biasa." Dia menghela napas panjang, lantas meringis pilu. "Adek nggak ngerti gimana bisa dokter nggak nemuin penyakit apa lagi, padahal hampir satu jam Val ngalamin mimisan di setiap lubang tubuhnya itu, Mas," lanjut Jeev suaranya serak, ingin menangis. "Bahkan, Val akhirnya harus dikasih tambahan darah sama dokter biar gak sampai anemia."
Kaza terlihat gusar. Lelaki berperawakan tinggi gagah itu duduk lemas di kursi besi di seberang Jeev. Dia mengusap wajah dengan frustrasi, lantas memandang adik bungsunya itu dengan pandangan terenyuh. Dari gurat wajahnya, Jeev bisa melihat kalau suaminya itu sangat kelelahan. "Dari sejak sore, perasaan mas gak enak ke Val. Dan beneran, ternyata itu firasat kalau Val bakalan sakit gini," kata Kaza dengan suara lirih.
"Jadi... Mas juga ngerasain firasat gak enak?" tanya Jeev yang seketika membuat Kaza menatapnya bingung.
"Maksudnya gimana Dek?"
"Adek juga dari sore mendadak kepikiran sama Val. Terus Jaza juga katanya sama." Penjelasan dari Jeev cukup membuat Kaza terkejut, lantas Jeev menambahkan, "kayaknya ini bukan kebetulan deh Mas. Apa jangan-jangan Val-"
"Dek, udah mas nggak mau kalau Adek selalu mikir kayak gitu ke Val. Mas mau kita fokus aja sama medis. Emang Val sering bersinggungan sama hal-hal supranatural, tapi barangkali ini murni karena Val lagi dapat cobaan sama Yang Di Atas," sergah Kaza memotong sepenuhnya kalimat Jeev.
Jeev yang mendengar perkataan Kaza seketika terdiam. Meski ia tak sepenuhnya setuju dengan Kaza, tetapi ia tak berusaha membantah. Val adalah adik kandung Kaza, maka ia tidak bisa memaksakan pendapatnya agar diterima oleh mereka. Akhirnya, Jeev kembali duduk. Akan tetapi, berselang lima menit, Jeev melihat telinga Val yang kembali meneteskan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Getih Anget ✅
Korku[Complete] CERITA DI PRIVATE, UNTUK MENGAKSESNYA BISA FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU. "Getih anget merupakan kondisi tubuh manusia yang terlihat sangat menarik bagi para lelembut." Itu yang Val tahu usai browsing di situs-situs internet. Awaln...