CERITA INI HANYALAH FIKSI/TIDAK NYATA/KEBOHONGAN/DUSTA/HAYALAN PENULIS SEMATA. JADI DIMOHON UNTUK PARA PEMBACA UNTUK TIDAK BERLEBIHAN DALAM MENANGGAPI CERITA INI.
| 12 |
and, an intimate touch
TEPAT ketika Val baru saja memarkirkan motornya di garasi indekos, suara khas ibu-ibu kompleks penjual nasi terdengar dari arah pintu gerbang. Val seketika menoleh dan benar saja, ia melihat eksistensi Ibu Sumarni yang sedang menenteng satu keresek bening berisi tiga bungkus ponggol tengah berdiri di pintu gerbang.
Dengan senyum ramah ibu itu berkata, "Mas Ishadnya ada, Mas? Ini ibu mau nganterin pesanannya."
"Kayaknya ada di kamar Bu," balas Val seraya turun dari motor. "Bentar ya Bu, saya panggilin dulu," kata Val, dia sudah bersiap untuk pergi, tapi Bu Sumarni dengan cepat menyela.
"Ndak usah Mas. Saya titip ke Mas Val saja."
"Oh ya sudah Bu." Val berganti menghampiri wanita tua itu. "Totalnya berapa?" tanya Val sambil menerima uluran keresek itu.
"Ndak usah Mas. Sudah dibayar Mas Ishad kok," sergah Bu Sumarni lagi.
"Oh oke Bu, terima kasih ya."
Bu Sumarni mengangguk dan tersenyum ramah, Val membalasnya, kemudian setelah Bu Sumarni berlalu, Val menutup gerbang indekos dan mengambil keresek hitam berisi susu cokelat hangat miliknya sendiri yang tergantung di stang kanan motornya itu. Ia kemudian lanjut ke dalam seraya menenteng dua keresek.
Val masuk ke kamar indekos Ishad yang pintunya memang sudah terbuka lebar. Dia mendecak ketika malah melihat keberadaan Pram di kamar cowok itu. "Eh, Masbro udah balik aja," ungkap Pram dengan senyuman cerah secerah lampu taman depan kalau sedang nyala. "Gimana, udah beli nenen?" tanya Pram begitu lancar.
"Bangsat, mulut lo emang minta banget gue tabok ya Pram!" kata Val yang dibalas gelak tawa Pram.
"Maksud gue nenen sapi anjir!"
"Susu sama nenen beda bangsat!"
Pram mendecak singkat. "Sama aja, Cuk! Nenen kan juga artinya susu!"
"Lo sekolah 12 tahun, belum lagi udah kuliah mau satu semester tapi gobloknya kok kagak ilang-ilang! Gak bisa bedain arti kata susu sama nenen!" Val geleng-geleng heran.
"Bangsat!" Pram mengambil gelas kopi dan menyeruputnya sedikit. "Gue goblok lo tolol yak!? Nenen tuh sama aja artinya susu. Lo kan juga bilangnya gitu sama mantan-mantan lo dulu 'sayang mau nenen'."
Val sudah siap-siap menghampiri Pram untuk memiting leher cowok itu, tetapi Pram dengan sigap melompat ke belakang kursi dengan tawa keras melebihi sounds televisi kamar Ishad yang memang sedang menyala. "Sini lo anjing!" gertak Val seraya menunjuk wajah tengil Pram yang tak tampak bersalah.
"Ya elah, gue bercanda babi!" Pram masih tertawa-tawa renyah. "Serius amat lo kayak Mbah Sugiono kalau lagi sange!" selorohnya lagi tanpa disaring.
"Sumpah lo emang anjing, Pram!" Val menaruh dua bungkus keresek di meja kamar Ishad, menggulung lengan kemeja flanel sampai sebatas siku, sebelum kemudian melompat ke belakang kursi untuk mengejar Pram. Sementara Pram langsung ngibrit ke lantai dua menuju keberadaan Ishad.
Melihat Pram melarikan diri, Val tidak tinggal diam, dia ikut naik ke lantai dua kamar Ishad untuk mengejar anak sialan itu. Sampai di lantai dua, Val sudah melihat Pram sedang berlindung di balik punggung Ishad yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Sini lo berengsek!" Telunjuk Val menunjuk Pram yang masih cengengesan di belakang Ishad.
"Lo berdua ngapain si anjir! Berantem di kamar gue!" sewot Ishad memprotes kelakuan kedua sahabatnya yang menurutnya kekanak-kanakan itu. "Lo lagi, ngapain nempel-nempel di punggung gue gini!" sentak Ishad sembari menjauhkan diri dari Pram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Getih Anget ✅
Terror[Complete] CERITA DI PRIVATE, UNTUK MENGAKSESNYA BISA FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU. "Getih anget merupakan kondisi tubuh manusia yang terlihat sangat menarik bagi para lelembut." Itu yang Val tahu usai browsing di situs-situs internet. Awaln...