11 || and, she confess

204 40 2
                                    

CERITA INI HANYALAH FIKSI/TIDAK NYATA/KEBOHONGAN/DUSTA/HAYALAN PENULIS SEMATA. JADI DIMOHON UNTUK PARA PEMBACA UNTUK TIDAK BERLEBIHAN DALAM MENANGGAPI CERITA INI.

| 11 |

and, she confess



VAL yang terbaring lemah di atas ranjang, mengerang. Dikelilingi oleh kegelapan tengah malam membungkus dirinya dengan begitu erat. Demamnya belum juga turun, sehingga membuat Val sejak tadi tidur dengan tidak nyaman. Suara ketukan dari arah jendela memaksa Val membuka mata. Dengan sisa tenaga yang masih belum pulih pasca hilang di Gunung Prau kemarin, ia mengangkat kepala dari bantal, seketika dunia terasa berputar di sekitarnya. Perasaannya bercampur antara kenyataan dan mimpinya yang kabur, menciptakan perbatasan samar-samar antara apa yang riil dan apa yang tidak.

Keringat dingin menempel dan membasahi dahinya, dan ketika dia memaksa diri untuk bangun dari ranjang, dia merasa sedang berada di dimensi yang berbeda. Meski ruang kamar di rumah Kaza masih sama, tapi suasana amat terasa berbeda.

Dengan ketukan yang kian konstan, Val berjalan menuju pintu kaca yang tertutup gorden, dari baliknya Val bisa menangkap bayangan misterius yang ada di luar rumah. Val mendekat lemah, dia tak terpikirkan apa pun, sebab tubuhnya memang masih sangat butuh istirahat. Tanpa berpikir panjang, Val menyibak gorden untuk melihat apa yang sejak tadi mengetuk kaca pintu sehingga mengganggu tidurnya. Ketika bola mata Val bergerak dan berhenti pada satu objek di luar sana, tubuh Val seketika kaku. Oksigen di sekeliling terasa lenyap. Keringat dingin makin membasahi tubuh Val. Dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.

Di sana, tepat di depan Val yang hanya dibatasi oleh kaca, Raina, sang kakak yang telah menghilang satu tahun lalu sedang berdiri melambai sambil tersenyum begitu lebar. Rambutnya tak berubah, masih panjang menyentuh punggung seperti yang Val lihat terakhir kali. Dress berwarna biru malam dengan payet berkilauan tampak pas mengikuti lekuk tubuhnya dan begitu elegan, membuatnya terlihat seperti bidadari yang baru saja turun dari surga. Satu yang berbeda dari Raina, kulitnya yang putih tampak makin pucat, dan wajahnya bertambah cantik berkali-kali lipat. Val tahu yang ia lihat tidak nyata sebab tidak mungkin Raina masih selamat, tapi kehadiran Raina sekarang mengapa terasa begitu nyata?

Val bingung dengan semesta yang seperti berpadu. Meski ragu, Val membuka pintu yang juga menghubungkan dengan taman samping rumah Kaza, dia mencoba meraih tangan sang kakak, namun tangan itu seolah-olah tidak bisa Val jangkau. Air mata Val sontak merembes dari sudut-sudut mata. "Mbak Rain..." gumam Val sambil terisak. Sungguh meski eksistensi Raina hanya sekadar makhluk yang tak lagi bisa Val dekap, tapi di dalam lubuk hatinya, Val amat merindukan kehadiran Raina.

"Jangan nangis, Dek. Udah besar kok masih cengeng sih?" balas Raina dengan senyum yang makin lama sangat menenangkan. Namun, bukannya berhenti, justru tangisan Val makin menjadi. "Mbak ke sini bukan mau ngelihat kamu nangis loh, Dek," tutur Rania, suaranya terdengar ringan. Sementara Val masih belum bisa mengontrol tangisannya yang terisak-isak.

"Maafin Mbak ya, Dek. Setelah satu tahun, Mbak baru bisa nemuin kamu," kata Raina. Ekspresinya berubah murung. "Mbak sulit keluar ke dunia manusia, karena waktu itu Mbak lagi hamil. Baru ini, Mbak ada waktu," lanjut Raina, menjelaskan dengan begitu lancar, seakan hilangnya dirinya hanya sesederhana seperti pindah ke desa sebelah.

"Mbak boleh masuk, Dek?" tanya Rania kemudian.

Telapak tangan Val menyeka air mata pada kedua pipinya, lalu mengangguk, mempersilakan.

Rania melebarkan senyumnya hingga gigi kelincinya terlihat. Wanita itu berjalan anggun masuk ke dalam kamar Val, matanya memindai sekeliling seakan sedang merekam setiap tata letak beserta dekorasi ruangan sang adik. Dia menyentuh seprai tidur Val beberapa detik, sebelum dia duduk perlahan di atas sana. Kedua kakinya merapat, sedikit dibengkokkan ke kiri, dan kedua tangannya berpangku di atas paha.

Getih Anget ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang