9 || and, she was found

168 41 2
                                    

CERITA INI HANYALAH FIKSI/TIDAK NYATA/KEBOHONGAN/DUSTA/HAYALAN PENULIS SEMATA. JADI DIMOHON UNTUK PARA PEMBACA UNTUK TIDAK BERLEBIHAN DALAM MENANGGAPI CERITA INI.

| 9 |

and, she was found





"WAKTU itu, gue lagi nggak bisa tidur. Di dalem tenda juga hawanya panas banget. Sekitar jam dua belas lebih, gue keluar tenda buat cari angin sambil ngerokok. Gak lama, gue liat lo keluar dari tenda sendirian. Awalnya gue nggak minat buat ngikutin lo, tapi gue..." Penjelasan Val berhenti sejenak, dia menghela napas, "...Gue khawatir sama lo, gue juga penasaran kenapa lo tiba-tiba masuk hutan, jadi gue ngikutin lo."

Keiysa dan Val sedang berada di tanah lapang yang entah di mana. Mereka bersandar di sebuah batu besar sambil duduk meringkuk penuh kepasrahan. Keiysa yang mendengar penjelasan dari Val seketika terdiam. Dia cukup syok, sebab penjelasan Val sedikit berbeda dengan apa yang Keiysa alami.

"Gue nganterin Shafiyyah pipis, Val. Waktu itu gue beneran gak sendirian," ucap Keiysa. Suaranya lirih. Saat ini, Keiysa sangat ingin menangis, dia tidak tahu kenapa kejadian seperti ini bisa menimpanya.

Val mendesah lagi, wajahnya menengadah memandang langit malam. "Gue sempet bingung ngeliat lo berdiri di tengah hutan, Kei. Dan bodohnya gue, saat itu gue nggak langsung ngehampiri lo dan ngejak pergi buat balik ke camp, gue malah diem doang sambil ngamatin lo dari jauh. Gue bener-bener gak curiga hal mistis gini, sampai gue sadar pas lo lari ketakutan dan ngedenger suara senandung dan tawa cewek," kata Val, nada suaranya penuh penyesalan.

Keiysa semakin merapatkan pelukkannya pada kedua kakinya. Bola mata Keiysa sudah berkaca-kaca. Angin malam membawa sensasi dingin yang menusuk hingga ke tulang. Dia merasa terjebak dalam tempat antah berantah yang menakutkan ini.

Keiysa menatap sekelilingnya dengan mata penuh kebingungan. Sinar rembulan samar-samar menerangi wajahnya yang pucat. Pikirannya berputar-putar, mencoba mencari cara agar bisa keluar dari tempat ini. Val yang duduk di sampingnya pun tak jauh lebih baik dari Keiysa. Ekspresinya sama bingungnya seperti Keiysa.

"Val, kita bakalan bisa keluar kan dari sini?" tanya Keiysa sambil memandang wajah Val yang terlihat lelah.

Cowok itu tak langsung menjawab. Sejujurnya, Val juga tidak tahu caranya keluar dari tempat seperti ini, pikiran Val buntu, ia belum pernah terjebak di dimensi lain sebelumnya, jadi Val tidak memiliki jawaban, namun kepala Val tetap mengangguk guna menenangkan Keiysa yang tampak sangat ketakutan. "Sebentar lagi kita pasti akan keluar, Kei."

"Gue nggak mau kalau tinggal di sini selamanya, Val!" kata Keiysa. Air matanya perlahan mulai luruh membasahi kedua pipinya.

Val menghapus air mata Keiysa dengan ibu jarinya. Kemudian, menggenggam tangan gadis itu kuat. "Enggak, Kei, enggak. Lo harus percaya kalau kita akan bisa keluar."

Keiysa mengangguk pelan, dia berusaha percaya dan berharap kalau mereka akan segera keluar, meskipun rasanya cukup mustahil, sebab Keiysa sama sekali tidak menemukan jalan pulang ke area camping. Keiysa lalu merapatkan tubuh kearah Val, dan menyandarkan kepala pada bahu cowok itu.

Beberapa saat kemudian, Val melirik jam tangan. Jam masih menunjukkan pukul 2 dini hari, tetapi Val sudah menangkap sedikit semburat cahaya matahari yang mulai terbit dari kejauhan. Val melirik Keiysa yang memandang kosong ke depan. "Kei, kayaknya udah mau pagi, gue salat Subuh dulu ya," ujar Val yang diangguki oleh Keiysa.

Val beranjak lalu mulai melakukan tayamum untuk mensucikan diri di tengah kegelapan yang masih menyelimuti sekitar. Dia tahu bahwa Val harus salat Subuh, walaupun situasi aneh ini membuatnya sedikit tidak yakin untuk melakukannya. Tepat ketika Val menaiki batu untuk melaksanakan kewajibannya, suara-suara aneh terdengar menggema, memantul-mantul dari pohon ke pohon. Bayangan-bayangan tak dikenal pun tak luput melintas dengan cepat di antara semak-semak. Namun, meski begitu, Val tak mau terkecoh, dia tetap melakukan salat.

Getih Anget ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang