21 || and, he confronted

50 4 0
                                    




| 21|

and, he confronted




SOSOK menyeramkan itu perlahan berubah wujud menjadi lebih baik setelah Val memintanya pada Surya. Kepalanya yang tadinya gepeng kembali simetris, darah segar menghilang, mata putihnya kembali normal, dan bau busuk menyengat hidung itu lambat laun lenyap. Dalam hitungan detik Surya menjadi sosok manusia utuh seperti pada saat Val pertama kali melihatnya.

"Thanks, Bang," ucap Val lega. "Gue nggak tau maksud lo selalu mengikuti dan muncul di mimpi-mimpi gue apa, tapi gue yakin pasti ada alasan di balik semua ini," kata Val kemudian. Dia mengulaskan senyuman lembut, sementara Surya masih memandangi wajah Val dengan intens.

Melihat Surya yang belum ada keinginan untuk berbicara, Val melanjutkan ucapannya, "gue udah tau bagaimana kisah akhir kehidupan lo. Selama ini lo memberikan scane time perjalanan lo hingga memutuskan untuk bunuh diri. Sejujurnya saat itu gue masih nggak paham maksud lo, tapi setelah penjelasan dari Bang Bagas juga, semua hal yang lo tunjukkan memiliki benang merahnya masing-masing."

"Masih ada yang belum lo ketahui, Val!" ucap Surya. Suaranya dingin, tapi Val bisa merasakan nada kesedihan yang begitu dalam.

Angin dingin berembus lembut pada tempat gelap itu. Namun api lilin yang menjadi satu-satunya sumber penerangan di antara mereka sama sekali tak terusik oleh embusan angin tadi. Val mengangkat sebelah alis. "Apa itu? Apa lo mau ceritakan juga ke gue?"

Kepala Surya terangguk. "Untuk pertama, gue mau bilang ke lo kalau Inara adalah cewek jahat. Dia cewek paling jahat yang ada di hidup gue selama ini."

Val diam sejenak, menatap pupil mata Surya dalam, berusaha mencari kebohongan di sana. Akan tetapi, semakin dalam Val mengamatinya, ia justru hanya menangkap kejujuran yang amat jelas. "Apa yang dilakukan Inara sampai lo bisa berkata hal demikian?" tanya Val tidak langsung percaya.

"Dia menumbalkan gue dan anak gue!"

Deg!

Val terkejut bukan main, bola matanya membelalak sempurna. Mendadak tenggorokan Val terasa kelu, tubuhnya pun melemas sampai dia tak kuasa berdiri tapi sekuat tenaga Val mencoba bertahan.

Val menatap Surya tajam. "Ma-maksud lo... lo udah punya anak?"

"Lebih tepatnya calon anak."

"Lo bohong, gue tau lo belum nikah!" sangkal Val cepat.

Surya menggeleng pelan. "Calon anak gue dan Inara, Val!"

Napas Val tersekat. Nggak mungkin, ucap Val dalam hati. Inara nggak mungkin punya anak.

"Lo dan Inara...." Sulit sekali bagi Val untuk melanjutkan perkataannya.

"Benar! Gue dan Inara punya hubungan."

"Sejak kapan?"

"Sejak gue KKN di rumahnya. Inara ngedeketin gue duluan."

"Kalu ucapan lo ini bener, gue masih nggak paham apa motif Inara ngedeketin lo. Kalau kalian saling suka, kenapa Inara tega numbalin lo dan calon anak kalian?" tanya Val masih berusha berpikir bahwa semua ucapan Surya adalah kebohongan.

Surya menghela napas pendek. "Dia sengaja cari cowok buat bisa menghamili dia. Tujuan utama dia memang itu, Val. Dia memilih gue pada saat itu karena memang sedang tinggal di poperti milik orangtuanya. Dan mungkin, gue juga terlalu mudah digoda sama dia hingga gue kebablasan." Penjelasan dari Surya membuat Val melongo.

Getih Anget ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang