Getih Anget ✅

13 - 2 || and, a woman

CERITA INI HANYALAH FIKSI/TIDAK NYATA/KEBOHONGAN/DUSTA/HAYALAN PENULIS SEMATA. JADI DIMOHON UNTUK PARA PEMBACA UNTUK TIDAK BERLEBIHAN DALAM MENANGGAPI CERITA INI.

| 13 - 2 |

and, a woman

PUKUL 12 malam, Val masih belum bisa tidur. Ia merasa sumpek dengan udara di dalam penginapan, padahal ac sejak tadi sudah menyala. Beberapa kali Val bergerak-gerak tidak nyaman. Karena tidak sabar, Val akhirnya bangkit dari ranjangnya, menatapi kedua sahabatnya yang sudah tertidur lelap beberapa detik, sebelum kemudian ia memilih untuk keluar penginapan. Val merasa butuh udara segar, dan mungkin setelah ia bersentuhan dengan angin pantai, rasa kantuk itu akan segera datang.

Val berjalan-jalan di pinggir pantai yang sepi. Angin laut menyapu rambut hitamnya, dan suara riak ombak menciptakan irama yang menenangkan. Langit malam dipenuhi dengan gemerlap bintang yang menakjubkan. Hati Val berdesir dengan keheningan malam yang terasa abadi.

Dalam keheningan malam yang sepi, tiba-tiba saja, pandangan Val terkunci ke depan. Ia melihat kehadiran seorang wanita yang berdiri di pinggir pantai. Wanita itu memakai dress putih model vintage—terusan panjang di bawah lutut, berbentuk A-line, yang memiliki corak simpel. Rambutnya berwarna cokelat keemasan yang di buat gaya sedemikian rupa, sedikit rambut bagian depannya dikepang dan dibawa ke belakang, sementara rambut bagian depan dan belakang yang tersisa dibiarkan tergerai. Kecantikan wanita itu sungguh luar biasa, layaknya perpaduan antara pesona menakjubkan yang dibalut dengan kemisteriusan. Bayangan cahaya bulan memeluk lekuk tubuh wanita itu yang sempurna.

Tanpa Val sadari, ia merasa tertarik dengan pesona wanita itu. Akhirnya, karena Val penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang sosok misterius yang ia lihat, Val pun memutuskan untuk mengikutinya yang mulai berjalan ke arah barat. Langkah Val yang pelan mengikuti bayangan wanita itu yang terus berjalan bersisian di pinggir pantai, ditemani dengan alur ombak yang berulang. Layaknya terhipnotis oleh setiap gerakan dan keanggunan dari sang wanita, Val seakan sedang masuk dalam dimensi kemagisan.

Kedua sosok itu terus berjalan di pantai yang sepi. Val amat sangat terpikat dengan setiap langkah yang wanita itu ambil. Dia merasa seperti terombang-ambing dalam aliran waktu yang berbeda, seolah-olah dunia nyata dan imajinasi tengah berbaur menjadi satu.

Di tengah keterpukauan, Val kemudian tersadar saat ia kini sampai di sebuah tempat yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Val berhenti berjalan sambil menatap bangunan megah dan mewah yang berdiri kokoh di depan. Kepala Val celingak-celinguk untuk memastikan diri bahwa ia masih berada di pantai, namun nyatanya Val kini sudah tidak melihat hamparan laut, melainkan hanya melihat taman luas dengan pohon-pohon tinggi di sisi kanan-kiri tubuhnya.

Saat sedang berkutik dengan kebingungan, Val nyaris berteriak kala seseorang menepuk punggung bawahnya. Spontan Val berbalik, dan menghela napas lega melihat seorang anak perempuan setinggi pinggangnya sedang tersenyum begitu manis ke arahnya. "Om sini!" minta anak manis itu sambil melambaikan tangan.

Val jongkok, mensejajarkan tingginya dengan anak itu. "Ada apa?" tanya Val, bingung.

"Om suka sama mama aku ya?" ucap anak perempuan itu riang dengan suara cadelnya.

Kening Val mengerut. "Mama kamu?"

Kepala anak itu mengangguk antusias. Senyuman ceria masih bertengger di wajahnya. "Itu mama aku, Om!" katanya sembari menunjuk wanita yang tadi Val ikuti.

Bibir Val membulat, ber-oh ria. Sedikit tidak menyangka kalau wanita itu ternyata sudah memiliki anak, sebab dari perawakannya wanita itu tak terlihat seperti seseorang yang sudah menikah.