Havis Rajendra Wiyasa, anak sulung dari dua bersaudara di keluarga Wiyasa. Ayahnya, Heru Wiyasa merupakan pemilik pabrik rokok, gula, dan juga perkebunan tebu dan bakau. Sedangkan sang Bunda, Jena Wiyasa merupakan pemilik resmi yayasan Wiyasa yang menaungi pendidikan elite lengkap dari Kindergaten sampai universitas. Sang adik Jira Wiyasa memilih tinggal bersama sang Kakek dan nenek di Melbourne, gadis itu juga menempuh pendidikan disana.
Keadaan seperti ini membuat Havis berasa menjadi anak tunggal kaya-raya. Segala keinginannya seolah akan menjadi nyata hanya dengan sekali ucap.
Terlahir dari keluarga kaya raya membuat Havis memiliki banyak kemampuan. Semuanya karena sejak kecil ia sudah mengikuti berbagai les, seperti renang, berkuda sampai bermain musik. Les tentang pelajaran akademik juga ia tempuh di berbagai tempat selama bertahun-tahun.
Ini bukan tuntutan keluarga!
Bukan juga karena Havis berminat dalam mempelajari sesuatu.
Sisi buruk dari tuan muda ini adalah Havis mudah sekali bosan.
Hingga tak jarang ia menghamburkan uang karena bosan dengan sepatu yang ia beli kemarin, atau bisa sampai mengganti ponsel sebulan sekali, dan semua itu seolah menjadi tabiat buruk dari Havis.
Sekarang pun begitu keadaannya. Havis yang baru saja lulus dari SMP merasa jengah dengan pendidikan dari yayasan milik sang Mama.
Tidak ada yang salah dalam sistem pendidikannya. Sekolah milik yayasan Wiyasa merupakan sekolah elite yang namanya cukup tersohor. Gedungnya besar dan modern. Sekolah ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas selayaknya sekolah elite pada umumnya. Hanya karena Havis cukup berminat pada olahraga berkuda, Yayasan Wiyasa melengkapi fasilitas mereka dengan area pacuan kuda.
Benar-benar luar biasa.
Setiap pagi berbagai mobil mewah menghiasi di depan gerbang, mobil mewah itu hanya digunakan untuk mengantar siswa-siswi bersekolah. Cukup berlebihan, tapi karena kaya, terserah mereka.
Kantin sekelas restauran, tentu saja harga nya tak murah. Hanya saja bahan-bahannya lebih premium. Sangat berbeda dengan makanan-makanan kantin pada umumnya.
Semua terdengar mewah dan menyenangkan.
Tapi justru karena itu Havis bosan.
Ia butuh suasana baru.
Maka dari itu dengan segala kenekatannya, ia mendaftar ke salah satu sekolah Negeri di kota nya. Berbekal nilai prestasi dan piagam, meskipun tak masuk zonasi, tak disangka ternyata Havis berhasil lolos seleksi.
Hal yang membuatnya senang sekaligus bingung.
Bagaimana Havis akan menjelaskan kepada kedua orang tua nya? Bagaimana Havis bisa mendapat izin kedua orang tua nya untuk bersekolah di sekolah biasa? Sekolah dengan seragam putih abu-abu biasa bukan seragam model-model seperti di luar negeri.
Jadi singkatnya, Havis kemudian menemui kedua orang tua nya, menjelaskan berbagai alasan mengapa ia harus bersekolah di sekolah biasa alih-alih meneruskan di SMA yayasan Wiyasa seperti pendidikannya dulu-dulu.
Karena kedua orang tua nya sayang sekali dengan Havis, tentu saja orang tua nya menentang keras keputusan putra mereka ini. Bukan tidak percaya dengan sistem pendidikan di luar, mereka hanya ingin memantau Havis lebih sering.
Keputusan orang tua nya membuat Havis lantas nekat mengurung diri. Tidak makan tidak minum, tidak peduli dengan panggilan-panggilan orang tua nya.
Karena khawatir Havis kenapa-kenapa, pada akhirnya kedua orang tua nya menyetujui keputusan itu dengan berat hati. Dengan berbagai syarat yang kemudian diiyakan oleh Havis.
Hingga kini, sosok tuan muda itu bisa berdiri diantara ribuan siswa baru yang diterima di sekolah ini. Rencananya mereka akan menjalani sesi orientasi sekolah. Hanya saja, Havis agak terkejut ketika mereka dikumpulkan di lapangan terbuka untuk menjalani apel pagi.
Maksudnya, apa sekolah ini tidak dilengkapi dengan lapangan indoor?
Mengingat sekolah di yayasan Wiyasa melaksanakan upacara di dalam lapangan tertutup yang luas dan teduh. Sepertinya Havis agak terkena culture shock.
Tapi semua itu tidak menyurutkan rasa excited nya tentang sekolah baru nya.
Hanya sampai setengah dari upacara berlangsung. Sebab terik matahari membuat pandangan Havis mendadak gelap.
Dan Havis ambruk sesaat kemudian.
***
Haiii.
Cerita ini Aku buat dalam rangka merayakan ultah nya Jeongwoo dan ultah ku sendiri di tanggal 29. Mungkin alur nya akan sangat ringan dan minim konflik.
Semua yang disini murni karangan semata, tidak untuk dikait-kaitkan di kehidupan nyata. Dan yang ada disini biarlah tetap disini.
Harapan ku tetap sama, semoga kalian sukaa.
Selamat membaca❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TEA || HARUBBY [✓]
Novela JuvenilSemuanya bermula dari Teh manis kala itu. Havis si sulung kaya raya dengan segala sifat bosannya memilih untuk melanjutkan pendidikan pada sekolah negeri alih-alih sekolah elite swasta. Namun, pilihannya tersebut ternyata mengantarkannya kepada pemi...