Bab Sembilan

1.4K 194 21
                                    

Pendekatan nomor dua, sebisa mungkin sering muncul di depannya. Kalau di belakang tidak kelihatan.

Havis mengerutkan keningnya ketika membaca catatan buatan Ayah nya Ares ini. Kalau muncul terus apa Danu tidak gumoh melihat dirinya? Tapi karena ini sudah terbukti ampuh, Havis tak lagi mempermasalahkan kredibilitasnya.

Lagian, dia juga sedang merindukan Danu saat ini.

"Jadi jadwalnya Kak Danu jaga tuh, Senin sama Rabu?"

Seorang informan dadakan sudah berdiri di depan Havis, memberikan sejumlah informasi menarik sekaligus berguna yang Havis dengarkan sampai akhir. Ia butuh ini sebelum bertemu dengan Danu.

"Iya, tapi kadang Danu bisa gantiin temen yang lain juga, soalnya dia kan ketua nya."

Havis mengangguk mengerti. Ia membiarkan orang tersebut pergi setelah memberi komisi. Jadi selama pengamatan Havis, dia menemukan beberapa informasi terkait Danu, seperti:

1. Danu suka makanan pedas, dalam satu mangkuk bakso, Danu minimal menambahkan lima sendok sambel. Bisa bertambah kalau sedang emosi.

2. Danu suka sekali membeli es teh jumbo yang harga nya murah itu. Mungkin uang jajan Havis sehari bisa untuk memborong semua es teh kesukaan Danu itu.

3. Danu tidak suka kepanasan, makanya dirinya mengikuti PMR agar bisa baris di tempat yang teduh saat upacara. Namun ternyata Danu malah menyukai PMR.

4. Danu bukan siswa terpintar, tapi nilai nya stabil. Tidak boleh diganggu kalau sedang mengerjakan tugas. Katanya Danu bisa menangis frustasi kalau tugasnya tidak selesai. (Havis jadi kasihan, haruskah Havis sewakan joki?)

5. Danu dan Jalu merupakan teman sedari kecil, karena tetangga, dan mereka lahir berdekatan, orang tua mereka tanpa sadar memberikan nama yang hampir mirip. (Fakta yang Havis benci. Haruskah Havis mengubah nama menjadi Halu?)

6. Danu tidak suka Havis. Sedih sekali kalau diingat, tapi ini Informasi yang ia dapat dari salah satu temannya Danu.

Sejauh ini, baru itu yang Havis tau. Nanti ia akan cari tau warna kesukaan, tempat yang sering dikunjungi dan tipe idaman.

"KAK!"

"LO LAGI!"

Danu sepertinya sudah di tahap muak menghadapi Havis. Salahnya juga memilih makan sendirian di kantin, seharunya Danu mengajak Jalu atau setidaknya Melvin. Namun karena Danu harus berjaga lagi di UKS, dia harus makan dengan cepat. Tidak sempat mengajak teman.

"Mau apa Lo kesini?" Tanya Danu ketus.

"Mau ngeliat semesta Gue lagi makan."

UHUKKK

Waduh, semestanya Havis tersedak.

Buru-buru lelaki itu memberikan minuman entah punya siapa kepada Danu. Untung saja batuk nya cepat mereda.

"Pelan-pelan dong kak." Havis tidak mengomel ya teman-teman, Havis sayang sekali dengan Danu, makanya khawatir.

"Pergi nggak Lo." Usir Danu.

Sepertinya Danu masih belum sayang kepada Havis padahal mereka sudah sampai tahap bertukar nomor. Walaupun bertukar nomornya atas paksaan Havis.

"Nggak."

"Mau Lo apa sih?" Tanya Danu dengan sedikit nada marah. Danu ingin pergi tapi makanannya masih banyak, sayang kalau ditinggal. Tapi kalau Danu tidak pergi, dirinya harus makan sambil berhadapan dengan Havis karena bangku yang lain perlahan mulai terisi oleh orang-orang.

"Mau nyari tau, tipe pacar Lo itu kayak gimana sih?" Tanya Havis. Seperti biasa, pertanyaannya tak jauh-jauh dari kegiatan dewasa. Maksudnya, berpacaran.

SWEET TEA || HARUBBY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang