Bab Lima Belas

1.1K 149 19
                                    

Pagi-pagi adalah waktu yang tepat untuk kembali tidur sebentar di ruang kelas sebelum pelajaran dimulai. Tapi sepertinya Danu tak tertarik dengan kegiatan tersebut, ia justru mondar-mandir di depan koridor kelas sepuluh. Sudah jelas tujuannya untuk apa, hanya saja Danu terlalu malu.

Tapi rasa bersalahnya lebih dominan.

"Kak Danu?"

"Ya!"

"Oh...hai." Sapa Danu dengan canggung karena tadi sempat semangat sekali menjawabnya. Mungkin karena spontan setelah mendengar suara dari seseorang yang membuatnya amat merasa bersalah.

"Gue cuma lewat." Kata Danu setelahnya.

Havis mengangguk, tapi lelaki itu tak membuka suara lagi semakin membuat Danu yakin kalau Havis marah padanya.

"Havis?"

Danu bingung harus mulai darimana, kalimatnya seolah buyar dan teracak-acak. Seolah mengatakan maaf sesusah itu untuk Danu.

"Lo berangkat pake Smoopy lagi?" Pada akhirnya kalimat yang menurut Danu aneh malah keluar begitu saja. Ini percakapan langsung, Havis pun dapat mendengarnya, tidak mungkin Danu menarik kembali kalimatnya.

Ada jeda sepersekian saat, Havis yang biasanya menggebu-gebu penuh minat mendadak seolah menjadi orang yang berbeda.

Havis menggeleng.

"Mau Gue buang, kata Ares jangan, terus disimpen sama dia. Gatau deh sekarang gimana." Jawab Havis ringan, seolah motor yang kemarin diperlakukan spesial itu layaknya botol bekas yang mudah dibuang begitu saja.

"Kenapa?" Tanya Danu, jelas sekali Havis kecewa dengannya. Tapi Danu justru berlagak seolah tak bersalah disini.

"Nggak guna di Gue. Kalo di Ares mau di rental in sama dia. Yaudah Gue kasih." Balas Havis. Sedari tadi seolah tak berminat memperpanjang obrolan dengan Danu. Padahal baru kemarin Havis menunggunya di depan gerbang, tapi hari ini justru Danu yang menunggu Havis.

"Lo marah sama Gue?" Tanya Danu lirih, tak yakin apakah ia akan mendapatkan jawaban yang ia mau.

Havis justru biasa saja, ia bahkan sempat membalas sapaan orang yang baru saja lewat.

"Soal apa?" Tanya Havis balik, hal itu justru semakin memperkuat asumsi Danu terkait Havis yang marah padanya. Bahkan mungkin Havis tak lagi menyukainya?

"Soal kemarin——"

"HAVIS!"

Danu menghentikan ucapannya, bertepatan dengan seorang wanita yang berjalan lurus bahkan tanpa melihat ke arah Danu sekalipun. Dia berhenti di samping Havis, memandang pria tinggi itu dengan ekspresi yang membuat Danu mengernyit.

"Nanti jadi kan pulang bareng?"

Danu terdiam, sementara Havis mengangguk.

"Ntar Gue samperin." Kata Havis, setelahnya sang wanita itu menepuk pundak Havis manja lalu pergi entah kemana. Meninggalkan dua orang yang sebelumnya sempat terlibat pembicaraan.

"Tadi apa kak?" Tanya Havis.

Danu yang semula membeku memproses keadaan mendadak tersadar. Ia menggeleng, mengatakan tidak dengan ekspresi yang aneh.

Tapi Havis hanya mengangguk singkat. Tidak penasaran sama sekali padahal biasanya tak seperti ini.

"Tadi... Cewe Lo?" Entah dorongan darimana, Danu menanyakan hal yang seharusnya tak ia ketahui.

Havis sempat mengernyit, lalu menoleh ke arah dimana perempuan tadi pergi. Ia kemudian tersenyum tiba-tiba.

"Hehehe...Calon, kak."

SWEET TEA || HARUBBY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang