Kalau kalian pikir hidup Ares itu menyenangkan. Ya! Benar sekali. Ares rasanya lebih bahagia lagi saat dirinya mendapatkan satu truk bebek hidup dari Havis. Belum lagi Havis melakukan investasi besar-besaran kepada bisnis Ares ini.
Ya begitulah.
Kata Ayah Ares, jadilah orang baik, tapi jangan terlalu baik. Ares tidak tahu apa maksudnya, dan sampai kini Ares tetap tak mengerti. Yang jelas, menjadi pengusaha kaya raya ternyata enak.
"Om, Hugo mau yang itu."
Ares melirik sekilas kepada bocah yang Ayah nya berperan besar dalam bisnis yang diberi nama peternakan Beberes ini. Disana Hugo dengan jemari telunjuknya menunjuk ke arah anak bebek berwarna kuning. Berbeda sekali dengan bebek besar yang dibawa Ares waktu itu.
Tapi sudah dibuang Danu karena membuat Hugo jatuh. Padahal Hugo suka suara bebek. Berisik dan lucu.
Dan hari ini, Hugo dititipkan ke Ares karena Hugo sendiri yang minta. Hari ini adalah jadwal Hansa diimunisasi. Karena Hugo tidak mau ikut, mau nya di peternakan Om Ares yang berada di samping rumah. Rumah yang juga baru Ares buat sejak dirinya kaya raya.
"Papa Danu udah bilang kan Hugo nggak boleh bawa pulang bebek? Lihat aja ya, dikejar boleh, tapi jangan jatuh ya nak, nanti peternakan Om dirobohin sama Papa kamu." Kata Ares.
Karena peternakan bebek nya sangat besar, Ares hanya masuk di salah satu kandang bebek yang berisi banyak sekali bebek yang masih anak-anak. Setidaknya menghindari Hugo dari serangan tak terduga bebek dewasa. Sekalian melihat-lihat kinerja karyawannya yang jauh lebih banyak dari awal mula bisnis Ares.
Enaknya jadi bos.
"Tapi Hugo mau yang kecil." Entah kenapa bebek-bebek ini sangat menarik di mata Hugo. Cara mereka berjalan centil sekali. Dan kuning. Hugo mau satu.
Bagaimana ini? Ares harus berpikir cepat.
Ia harus memilih menuruti perkataan Danu atau membiarkan Hugo membawa pulang satu. Ares tidak akan rugi hanya karena memberikan satu bebek lagi kepada Hugo, hanya saja ia tidak tahu apakah peternakannya masih bisa berdiri kokoh kalau Danu tau.
"Yaudah, tangkap satu kalau Hugo bisa. Nanti boleh dibawa pulang." Kata Ares. Ia mana bisa membiarkan mahkluk lucu ini kecewa. Ini hanya bebek.
Ares kan hati nya lembut. Tidak tega melihat Hugo dengan matanya yang bulat. Sebulat pipi nya. Gen Havis memang yang terbaik.
Hugo tersenyum lebar. Dengan pakaian lengkap yang melindungi Hugo dari debu dan kotoran, ia siap menunjukkan skill berburu yang Hugo miliki.
Ares menyamakan tinggi nya dengan Hugo, merapikan kembali pakaian bocah itu sebelum dilepas liarkan untuk menangkap bebek di kandang sebesar ini.
"Inget ucapan Om Ares. Nggak boleh jatuh ngerti nggak?"
"Ngerti om." Balas Hugo cepat.
Tapi sebelum Hugo sempat berlari. Pegawai Ares yang biasanya mendata pelanggan itu datang mencari Ares.
"Pak Ares, ada yang nyari."
Ares sontak menoleh. Alisnya mengerut karena menemukan satu orang asing tapi sebetulnya tidak asing bagi Ares.
Ares membiarkan Hugo untuk berlari sekarang. Mengejar bebek yang ia inginkan. Sedangkan Ares langsung bangkit. Ditatapnya orang asing itu dengan seksama sebelum sang pegawai kembali bicara.
"Pak Ares, ini Pak Jeevan——"
"NAH ITU!" Sang pegawai dan orang itu kaget karena Ares mendadak berteriak. "Iya, Jeevan. Gue inget!" Kata Ares sembari menunjuk-nunjuk ke arah lelaki yang bernama Jeevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TEA || HARUBBY [✓]
Fiksi RemajaSemuanya bermula dari Teh manis kala itu. Havis si sulung kaya raya dengan segala sifat bosannya memilih untuk melanjutkan pendidikan pada sekolah negeri alih-alih sekolah elite swasta. Namun, pilihannya tersebut ternyata mengantarkannya kepada pemi...