Sesuai dengan rencana yang sudah diberikan oleh Aaron, Nala tetap pulang ke rumah, dan diantar oleh keduanya.
"Tunggu!" Aaron menahan lengan Nala, yang hendak membuka knop pintu.
"Kenapa?" tanyanya bingung.
"Berdoa dulu," ucapnya, yang langsung mendapat pukulan dari Jae. Sedangkan Nala, hanya bisa tertawa dibuatnya.
Mengapa Aaron sangat menggemaskan? Dia kadang terlihat seperti anak manja. Tapi kadang pula, sangat menjengkelkan.
"Ayo masuk aja," ucap Nala, lalu memberikan keduanya akses untuk masuk.
"Tunggu du--"
Namun telat, Nala sudah membuka pintu tersebut. Dan menyuruh mereka untuk segera duduk.
"Siap--"
Ucapannya terpotong, kala melihat seluruh tubuh sang adik yang bisa dikatakan sangat mengenaskan. Salah satu pipinya diperban, bibirnya sobek, banyak luka lebam di pergelangan tangan, serta rambutnya yang semakin menipis akibat jambakan yang Kathrine berikan.
"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Bagaskara, ia sangat khawatir. "NILA! CEPAT AMBILKAN KOTAK P3K!"
Teriakan itu, membuat Nila segera turun dan membawa kotak yang dimaksud. Meskipun sejujurnya ia tak mengerti, tapi begitu sudah melihat kakak keduanya, ia mempercepat langkahnya.
"Oh, tidak usah, Bang. Tadi Nala sudah dibawa ke rumah sakit," jelas Aaron.
"Sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Bagaskara. "Aku mengharapkan kejujuran darimu."
"Tadi Nala, kecelakaan Bang. Dia tidak ingin membuat keluarga khawatir, maka dari itu, dia menghubungiku terlebih dahulu." Aaron mencoba menjelaskan, dan berharap jika Bagaskara tidak akan mencurigainya.
"Tapi, bagaimana dengan pipinya?" tanya Nila.
Sial! Batin Nala, ia tak menyangka bahwa adiknya sangat memperhatikan keadaannya.
"Oh, itu tadi terkena pecahan kaca. Pipinya sedikit robek," jelas Jae.
Kedua bola mata Bagaskata membulat sempurna, bagaimana bisa adik keduanya terlibat kecelakaan seperti ini? Apalagi jika dilihat kembali, kondisinya sangat mengenaskan.
"Astaga, Nabastala! Bagaimana bisa? Mengapa kau sangat ceroboh seperti ini?" tanya Bagaskara, ia kesusahan untuk menahan air matanya yang hendak keluar. "Aku merasa tidak becus menjagamu, Nala. Maafkan aku, Ibu ... Ayah."
Nala menggeleng lemah. "Tidak, Abang. Ini bukan salahmu, ini jelas salahku. Aku yang tidak hati-hati."
"Lain kali, tolonglah lebih berhati-hati. Baik itu Nala, ataupun Nila. Abang tidak mau, kejadian ini terulang kembali."
Maafkan aku, yang telah membohongimu, Abang. Batin Nala.
Aaron yang melihat raut wajah penyesalan dari Nala, hanya bisa menatapnya dengan tatapan sama terlukanya. Lalu tanpa sadar, menggenggam salah satu lengan gadis tersebut, mengelusnya dengan perlahan. Membuat Nala terhenyak kaget, tapi sedetik kemudian tersenyum.
"Baiklah jika seperti itu, kami pamit dulu," ucap Jae, lalu menarik Aaron agar mengikutinya.
"Oh, oke. Terima kasih, karena sudah mau direpotkan oleh Nala," ucap Bagaskara.
"Sama sekali tidak direpotkan kok, Bang." Aaron kini tersenyum sangat lebar, membuat Nila menoleh pada Nala, dan menyenggol bahunya.
"Kami permisi," pamit Aaron, yang langsung diangguki oleh Angkasa Family.
Sepeninggal Aaron dan Jae, Bagaskara kembali menatap Nala dengan serius. Membuat gadis yang ditatapnya menjadi salah tingkah.
"Benarkah itu sebuah kecelakaan?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sibling's [SUDAH TERBIT]
Romance⚠️CERITA LENGKAPNYA, HANYA TERSEDIA VERSI NOVEL, YA.⚠️ ⚠️Sudah tersedia di Shopee dan Tokopedia, ya guys.⚠️ Ini kisah Angkasa Sibling's, yang berusaha untuk menata kembali kehidupannya yang hancur karena ditinggalkan oleh kedua orang tua mereka seja...