---Wabah---
"Berikan dosis terakhir." Perintah Elias menggunakan mikrofon yang terhubung ke ruang kaca percobaan.
Catrine yang ada tepat di sebelahnya langsung melotot.
"Anda terlalu percaya diri Sir." Elias hanya menaikan satu alisnya mendapati perkataan Catrine.
"Dengan hasil ini saja sudah bisa dikatakan sukses untuk obat yang uji klinis nya baru mencapai 50%. Lagipula kita baru bisa melihat keefektifan obat setelah sehari kedepan." Catrine mencegah Elias untuk mengikuti nafsu ambisinya.
"Lakukan saja. Agar kita bisa mengetahui reaksi objek jika menggunakan dosis tinggi." Elias seakan tuli akan penjelasan Catrine.
"SIR. ELIAS." Marah Catrine, pria didepannya ini benar-benar keras kepala.
Beberapa karyawan laboratorium sedikit ragu-ragu untuk melaksanakan perintah Elias. Karena dari awal proyek ini dimulai, Catrine lah yang menjadi atasan mereka.
Catrine dikenal sebagai ketua tim paling tegas dan disiplin. Ia tidak akan mengambil resiko pada objek uji coba. Apalagi Catrine tidak pernah berani menjadikan manusia sebagai objek percobaan sebelum obat itu benar-benar mencapai keefektifan diatas 90%.
"Kali ini anda memakai manusia. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada objek?" Tanya Catrine tajam.
"Untuk apa bersimpati? Lagipula pria tua itu hanya seorang tunawisma." Catrine melongo tidak percaya dengan jawaban yang lolos dari bibir pria itu.
PLAK
"Anda sudah keterlaluan Sir." Semua orang yang ada diruangan terkejut dengan tamparan yang Catrine berikan kepada direktur muda yang terkenal angkuh itu.
"Kamu!" Mata Elias berkilat penuh amarah, saat menyapu ujung bibirnya yang mengeluarkan darah.
"Hentikan semuanya! Segera bawa pasien ke tempat rawat." Perintah Catrine lewat mikrofon tidak memperdulikan Elias yang menatapnya tajam.
"LANJUTKAN." Teriak Elias di mikrofon, dirinya mendorong Catrine menjauh.
"Siapa dirimu berani melawan ku? Jika proyek ini berhasil, jangan harap nama mu akan ada di daftar peneliti." Ancam Elias.
Orang-orang yang ada di ruang kaca yang semula bersiap melepas alat infus terhenti, mereka ragu apakah harus mengikuti Catrine atau direktur. Tapi jika dilihat secara posisi, mereka akan tetap memilih perintah Sir. Elias, karena jika mereka tetap memilih perintah Catrine akan ada kemungkinan mereka akan kehilangan pekerjaan mereka.
Mereka melanjutkan memasukan dosis cairan terakhir. Tanda vital, dan kondisi objek masih terlihat baik-baik saja. Kulit tipis yang berlapis-lapis menutupi luka busuk kaki pria tua itu semakin tebal dan mulai membentuk kulit manusia normal. Cairan biru di kapsul terlihat baru berkurang setengah.
"Berhasil." Gumam Elias, matanya terlihat begitu antusias melihat reaksi cairan.
Mereka masih melanjutkan memasukan cairan, Elias semakin antusias. Jika obat ini berhasil, perusahaannya akan benar-benar menjadi perusahaan farmasi nomor satu di New Catrioke. Dengan evolusi obat ini, dirinya yakin banyak orang yang akan membayar mahal untuk mendapatkannya.
Tali pengaman dilepas saat cairan sudah dimasukan sepenuhnya. Kaki yang awalnya harus diamputasi karena pembusukan, kini kaki itu bisa menapak di lantai laboratorium. Pria tua itu tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya bisa menggunakan kaki kanannya kembali.
Jika dirumah sakit ia harus membayar berjuta-juta untuk operasi dan pada akhirnya tetap tidak bisa berjalan seperti orang normal. Meski masih terasa nyeri, tapi ia mencoba untuk melompat.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Escape||Outbreak Unleashed
Science Fiction--- Desember 2029, semangat Natal dan tahun baru yang penuh kegembiraan di kota New Catrioke menjadi tumpah ruah. Namun, euforia itu tiba-tiba berubah menjadi malapetaka ketika kota ini terkena wabah virus misterius yang merubah penduduknya menjadi...