Chapter XIV. Fragile Unity

222 31 0
                                    

---Kesatuan yang Rapuh---

Juni / 2037 / Distrik Erast

Dibalik tempat penampungan, sebuah hamparan padang rumput yang menguning membentang dibawah teriknya matahari musim panas.

Tang! Trang! Tang!

Bunyi benda tajam saling beradu memekakan telinga ditengah luasnya hamparan padang rumput. Enam orang, mereka saling berhadapan dalam dua kelompok berbeda.

Swish! Swish!

Ayunan senjata mereka menciptakan suara di udara sebab gerakan mereka yang cepat dan tajam.

"Menyerah?" Isa menodongkan bilah tajamnya di leher Quillon.

la berdiri kaku, dengan menyunggingkan senyum kecut pria dengan gaya rambut undercut itu mengangkat kedua tangannya dan menjatuhkan senjatanya.

Isa melonggarkan sekapannya dan mendorong tubuh pria kekar didepannya hingga tersungkur.

Keempat lainnya juga sudah menyelesaikan latihan mereka. Dengan hasil 3-0 kelompok Casis, Rosela dan Isa menjadi pemenangnya.

Callisto beranjak dan langsung pergi untuk membasuh tubuhnya di tepi sungai usai dikalahkan Casis.

"Kenapa aku kalah?" tanya Callista tidak percaya menatap teman-temannya. Ia terduduk shock karena dikalahkan oleh Rosela yang dirata-rata latihan kemenangannya bisa dihitung dengan jari.

"Ayolah, bukankah gaya bertarungku lebih baik dari Rosela? Iyakan? Tapi kenapa aku kalah dari Rosela?"

"Berhentilah merengek," Isa mengulurkan tangan membantu Callista bangun.

"Kau hanya tidak sepandai Rosela," Isa menepuk pundak Callista yang sudah berdiri kemudian berlalu menyusul Callisto dan Casis yang sudah lebih dulu ke sungai.

Rosella tersenyum sedikit sombong seraya melewati Callista yang masih memasang wajah bengong.

Keenam orang itu membasuh tubuh berkeringat mereka disungai kecil yang mengalir dibawah rindangnya dan besarnya pohon yang cukup memberikan keteduhan di tengah musim panas.

Casis melepaskan kaos yang melekat ditubuhnya, menampilkan tubuh kekar dan terlatih. Tubuhnya seperti sebuah patung yang diukir secara rinci oleh latihan fisik yang teratur. Bahu lebar, punggung tegak dan lengan yang terlihat kokoh.

"dia terlihat seperti sugar daddy," bisik Callista yang tanpa sadar dari tadi tidak bisa mengalihkan pandangan dari indahnya tubuh Casis.

Bagaimanapun mereka juga seorang gadis. Lagipula gadis mana yang akan menolak jika disuguhi tubuh atletis seperti milik Casis?

"Apa kau gadis mesum?" Callista terlonjak kaget mendapati suara Quillon yang menyapu pendengarannya.

"Apa? Kau menyebutku a-?" Callista menganga mendapati Quillon juga bertelanjang dada saat gadis itu berbalik.

Quillon mengernyit. "Kau tidak akan memakanku kan lis?" tanyanya sambil menutupi dada telanjangnya dengan kedua lengan yang menyilang.

Wajah gadis itu sudah memerah malu saat sadar bahwa ia memandangi tubuh Quillon,

"Oh tidak! Callista akan menerkamku!" ucap Quillon mendramatisir dan lari menjauh.

"Aku masih perjaka Lis!" teriaknya.

"Kata-katamu bisa membuat orang mengira aku wanita mesum Quill!" balas Callista berteriak ia melempar sepatu yang tepat mengenai punggung Quillon. Membuat pria berambut biru gelap itu jatuh terjerembab diantara ilalang.

How to Escape||Outbreak Unleashed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang