wiw wiw wiw

879 85 5
                                    

Metari yang sedang berada di dapur menyalakan lampu sebab cuaca siang ini mendung gelap dan sepertinya akan turun hujan deras.

Setelah membawa sella ke kamarnya untuk tidur siang metari pun kebawah karena niatnya ingin membuat cemilan.

Angin siang itu sangat kencang .. gemuruh juga terdengar begitu keras dibarengi dengan suara petir yang kuat.

" astaga " metari kaget mendengar petir itu dan lampu pun tiba tiba mati.

Metari teringat dengan sella yang berada di atas dan metari pun berlari mengejarnya.

Didalam kamar itu sella terbangun akibat suara itu..sella menangis dan memanggil metari ..sella sangat ketakutan.

" bunaaa "

Metari buru buru membuka pintu terlihat disana sella yang duduk dan menutup wajahnya.

Metari lebih dulu menutup jendela kamar lalu naik ke atas kasur dan memeluk sella.

" Bunaa ..adek takut " ucap sella dengan tangisnya.

Metari memeluknya sekaligus mengucapkan kata kata penenang " Buna adek takut gelap ".

" Buna kan ada ..adek jangan takut "

Sella memeluk tubuhnya dengan erat ..metari mengusap tubuhnya dengan lembut " adek masih ngantuk?mau lanjut aja boboknya ? "

Sella menggeleng " gak mauu .. adek gak bisa tidur kamarnya gelap "

" sama Buna boboknya .. adek baru aja tertidur..belum ada satu jam tidurnya "

" Buna jangan turun kebawah ..adek takut sendir "

" enggak sayang .. Buna disini sama adek "

" tapi adek mau dipeluk bunaa "

" iya iya Buna peluk..Buna pangku aja yaa tapi adek bobok yaa "

Sella mengangguk lalu merubah posisinya dan menyandarkan kepalanya di dada metari.

" bunaa " seakan tau maksud dari panggilan itu metari langsung menarik bajunya hingga terlihatlah dada putihnya dan sella langsung menyambarnya.

Metari duduk melipat kedua kakinya di atas kasur sambil mengusap rambut sella dengan lembut agar tidurnya makin nyenyak.

Suara gemuruh itu selalu saja membuat metari terkejut..dilihatnya jam yang ada di ponsel ternyata sudah jam 2 siang .

Karena gemuruh itu makin jelas di dengar saat di kamar atas ..metari turun kebawah dengan sella yang berada di gendongannya..metari tak melepaskan mulut sella dari dadanya .. biarlah seperti ini .

Metari duduk di sofa ruang tv sambil menonton video sella di ponselnya dan tiba tiba Brian menghubunginya..

" halo mas "

" sayang bukain pintu ..mas di depan "

" loh .. iya iya tunggu "

Metari bangkit kembali dengan posisi sella yang masih di gendongannya lalu kedepan membuka pintu.

Saat dibuka Brian kaget dengan pemandangan di depannya..Brian tiba tiba salah tingkah " s-sella kenapa taa ? "

" gak kenapa napa mas,dia cuma tidur "

" sambil itu yaa " metari mengangguk.

Brian pun masuk dan mengunci pintu rumah dari dalam.

" kok pulang mas ? mana anginnya gede lagi "

" mas tadi lagi meeting diluar nah pas pulang eh tiba tiba mati lampu..mas teringat sama kalian jadinya mas memilih pulang buat nemenin..kan gemuruhnya juga gede jadi mas khawatir."

" trus di kantor gimana ? "

" aman kalau di kantor.. sekretaris mas yang urus "

" kotak bekel dibawa pulang gak mas ? Jangan bilang di tinggal lagi ya di kantor "

" enggak sayang..kali ini mas bawa ..tapi ada di mobil "

" yaudah ..nanti ambil ya mas "

" oke sayang,eh itu kamu gak capek gendong sella ?mas aja ya yang gendong "

" gapapa mas lagian sella lagi ini berarti dia belum lelap tidurnya "

"Ooh gitu yaa ..trus kalau lelap gimana cara nya kita bisa tau ? "

" Biasanya dia lepasin sendiri "

" ooh " Brian membulatkan mulutnya lalu manggut-manggut seakan mengerti.

" berarti gak ke kantor lagi kan " Brian menggeleng " yaudah gih ganti bajunya ".

Brian menurut lalu ia pun naik ke atas menuju kamar mereka untuk mengganti baju dan metari kembali ke ruang tv dan duduk di lantai ..ia menyusun bantal di atas kasur yang tipis lalu meletakkan sella disana setelah itu baru dirinya .

Sella melepaskan mulutnya dari dada metari dan tidur terlentang..begitu juga dengan metari yang tidur menghadap sella sambil menepuk-nepuk pelan perutnya .

Brian menyusul mereka yang tidur ..Brian merebahkan tubuhnya di belakang metari lalu memeluk perutnya..metari tersadar dan menengok kebawah..ia tersenyum dan mengusap tangan kekar itu lalu melanjutkan tidurnya kembali.

MISELLA PUTRI CEMPAKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang