🖤

583 73 3
                                    

   Sore harinya Brian telah sampai kerumah ..ia tak sabar untuk bertemu dengan metari dan sella.

Brian sedikit berlari masuk kedalam rumah dan saat disana senyumannya perlahan pudar " astaga aku lupa dia ada disini ". - Brian.

dari depannya terlihat Talia yang turun dan berlari kearahnya " Brian hiks " .

Talia memeluknya " Brian ..metari menamparku pipiku sangat perih ".

Brian kaget apa yang terjadi saat ia tak dirumah " pasti ada sesuatu makanya dia menamparmu Talia ".

" aku tidak tau apa kesalahanku .. dia menamparku begitu keras hiks "

Talia melepas pelukannya lalu menatap wajah Brian " lihat pipiku ini rasanya perih ".

Brian mengangguk tapi tidak menyentuh pipinya lalu Talia menarik tangannya " lihat dia seperti tidak ada salah padaku bri " .

Metari yang di tunjuk tak perduli ia tetap melanjutkan tugasnya yaitu memasak..

" adek tolongin Buna nak "

" okey " sella berlari dari arah ruang tv ..sella sekilas menoleh kearah Brian lalu mengejarnya.

" ayaaah " Brian langsung jongkok dan merentangkan tangannya.

" Adek udah mandi ? "

" sudah dong "

Kedekatan anak dan ayah itu membuat Talia semakin benci " Brian tolong marahi dia ..dia begitu kasar padaku selama kau tak dirumah ".

" Ayah adek mau turun tolongin Buna "

Brian menurunkannya dan sella mendekat pada metari " adek harus tolong apa Buna ? ".

" Tolong temani Buna aja dek hehe "

" Brian " Talia merangkul tangan Brian.

" Saya akan bicara padanya nanti..saya mau mandi dulu " tali mengangguk dan mengizinkan Brian untuk naik.

Metari menatap sang suami yang naik ke kamar mereka lalu menoleh pada Talia yang tersenyum padanya .

metari mengalihkan pandangannya untuk mengatur emosinya apalagi Talia tadi menuduhnya.

" pembantuku ini sedang memasak apa ? masak yang enak ya untuk calon suami saya .. jangan sampai ada yang salah ..saya tak ingin calon saya tiba tiba sakit karena masakanmu "

" kenapa bukan kau saja yang memasak untuk CALON mu itu ? kau pikir aku pembantumu ? oh kau gak tau masak ya ?astaga kasihannya..mau gak ya Brian punya istri gak bisa masak kayak kau "

" AKU BISA AKU SELALU MEMASAK UNTUKNYA "

" oh yaudah sih kok ngegas "

" mulut mu itu kurang ajar metari "

" ajarin dong kan kau bilang aku kurang ajar yaudah makanya ajarin "

" ANJING "

" Heh mulutmu itu ..ada anak kecil disini,kau tuh ya Talia sebenernya kenapa sih ? Kau iri denganku ? Atau kau gak laku laku jadinya rebut suami orang lain ..yatuhan Talia aku sedih jika kau begitu umur mu selalu bertambah ..aduh kasihannya "

Talia mengepalkan tangannya metari menghinanya.

" bersenang-senang lah kau metari sepuas hatimu menghina dan mengejek ku tapi suatu saat nanti kau akan menderita dan Brian akan menjauhi bahkan membencimu "

" hmm yaa aku tunggu waktu nya "

Talia makin kaget Metari terlalu santai menghadapinya bahkan tidak ada rasa takut terhadapnya.

" bunaa " sella naik ke pangkuan metari dan menyandar di dadanya.

Metari sangat hapal kebiasaan sella jika naik kepangkuannya dan dihadapan Talia metari membuka kancing bajunya..

" gak usah kaget gitu ..anak kami memang seperti ini maklumlah dia masih kecil masih membutuhkan"

" diakan udah gede ta bukan bayi lagi "

" selagi aku mampu gak ada salahnya kan "

" kau .."

" sudahlah Talia ..kau diam saja ..dan pergilah dari hadapanku "

Talia langsung pergi begitu saja dan naik ke kamarnya.

" dasar gila " ucap metari lalu menghela nafasnya.




Besok lagi 😌.

MISELLA PUTRI CEMPAKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang