Sore harinya Brian telah sampai kerumah ..ia tak sabar untuk bertemu dengan metari dan sella.
Brian sedikit berlari masuk kedalam rumah dan saat disana senyumannya perlahan pudar " astaga aku lupa dia ada disini ". - Brian.
dari depannya terlihat Talia yang turun dan berlari kearahnya " Brian hiks " .
Talia memeluknya " Brian ..metari menamparku pipiku sangat perih ".
Brian kaget apa yang terjadi saat ia tak dirumah " pasti ada sesuatu makanya dia menamparmu Talia ".
" aku tidak tau apa kesalahanku .. dia menamparku begitu keras hiks "
Talia melepas pelukannya lalu menatap wajah Brian " lihat pipiku ini rasanya perih ".
Brian mengangguk tapi tidak menyentuh pipinya lalu Talia menarik tangannya " lihat dia seperti tidak ada salah padaku bri " .
Metari yang di tunjuk tak perduli ia tetap melanjutkan tugasnya yaitu memasak..
" adek tolongin Buna nak "
" okey " sella berlari dari arah ruang tv ..sella sekilas menoleh kearah Brian lalu mengejarnya.
" ayaaah " Brian langsung jongkok dan merentangkan tangannya.
" Adek udah mandi ? "
" sudah dong "
Kedekatan anak dan ayah itu membuat Talia semakin benci " Brian tolong marahi dia ..dia begitu kasar padaku selama kau tak dirumah ".
" Ayah adek mau turun tolongin Buna "
Brian menurunkannya dan sella mendekat pada metari " adek harus tolong apa Buna ? ".
" Tolong temani Buna aja dek hehe "
" Brian " Talia merangkul tangan Brian.
" Saya akan bicara padanya nanti..saya mau mandi dulu " tali mengangguk dan mengizinkan Brian untuk naik.
Metari menatap sang suami yang naik ke kamar mereka lalu menoleh pada Talia yang tersenyum padanya .
metari mengalihkan pandangannya untuk mengatur emosinya apalagi Talia tadi menuduhnya.
" pembantuku ini sedang memasak apa ? masak yang enak ya untuk calon suami saya .. jangan sampai ada yang salah ..saya tak ingin calon saya tiba tiba sakit karena masakanmu "
" kenapa bukan kau saja yang memasak untuk CALON mu itu ? kau pikir aku pembantumu ? oh kau gak tau masak ya ?astaga kasihannya..mau gak ya Brian punya istri gak bisa masak kayak kau "
" AKU BISA AKU SELALU MEMASAK UNTUKNYA "
" oh yaudah sih kok ngegas "
" mulut mu itu kurang ajar metari "
" ajarin dong kan kau bilang aku kurang ajar yaudah makanya ajarin "
" ANJING "
" Heh mulutmu itu ..ada anak kecil disini,kau tuh ya Talia sebenernya kenapa sih ? Kau iri denganku ? Atau kau gak laku laku jadinya rebut suami orang lain ..yatuhan Talia aku sedih jika kau begitu umur mu selalu bertambah ..aduh kasihannya "
Talia mengepalkan tangannya metari menghinanya.
" bersenang-senang lah kau metari sepuas hatimu menghina dan mengejek ku tapi suatu saat nanti kau akan menderita dan Brian akan menjauhi bahkan membencimu "
" hmm yaa aku tunggu waktu nya "
Talia makin kaget Metari terlalu santai menghadapinya bahkan tidak ada rasa takut terhadapnya.
" bunaa " sella naik ke pangkuan metari dan menyandar di dadanya.
Metari sangat hapal kebiasaan sella jika naik kepangkuannya dan dihadapan Talia metari membuka kancing bajunya..
" gak usah kaget gitu ..anak kami memang seperti ini maklumlah dia masih kecil masih membutuhkan"
" diakan udah gede ta bukan bayi lagi "
" selagi aku mampu gak ada salahnya kan "
" kau .."
" sudahlah Talia ..kau diam saja ..dan pergilah dari hadapanku "
Talia langsung pergi begitu saja dan naik ke kamarnya.
" dasar gila " ucap metari lalu menghela nafasnya.
Besok lagi 😌.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISELLA PUTRI CEMPAKA
Narrativa generale" kalau ayah tak sayang sella , tinggalkan saja sella dengan Buna metari " - Misella