Sudah seminggu ini Haikal dan Daren nggak kontakan, bahkan saat Daren mau nemuin haikal di rumahnya, Haikal selalu nolak buat ketemu. Haikal selalu menyibukkan dirinya dengan berbagai hal, di tambah dengan home schooling nya yang sudah kembali mulai menjadikan alasan Haikal tidak Bisa menemui Daren semakin Banyak.
"Aikal sayang" Haikal mendengar ketukan di pintu sekaligus suara lembut ibunya memanggilnya dari balik pintu.
"Masuk mah"
Ceklek
Aqila masuk ke dalam kamar anaknya sambil membawa nampan yang berisi roti bakar tanpa selai kesukaan Haikal dan susu putih hanggat.
"Sarapan dulu yah sayang"
"Haikal nggak laper mah"
Aqila meletakkan nampan di meja kecil samping tempat tidur kemudian duduk di ranjang. Mengelus surai Haikal lembut kemudian mengecup kening Haikal lama.
"Lagi ada masalah sama Daren?"
"..... "
"Dia nyakitin kamu? Bentak kamu atau lukain kamu?" Tanya Aqila khawatir.
Haikal menggeleng kemudian memeluk mamanya erat. "Haikal cuman ngerasa nggak pantes mah"
"Loh kenapa? Anak mama ganteng kok manis pake banget malahan, kenapa ngerasa nggak pantes?"
"Haikal kan anak nakal terus kejadian Abigail"
"Sttts siapa bilang kamu nakal, waktu itu kamu cuman lagi cari jati diri sayang dan kejadian Abigail mama percaya sama kamu sepenuhnya. Maaf yah mama malah ngirim kamu ke tempat nenek yang bikin kamu ngelewatin semua ini sendiri. Mama cuman nggak mau kamu dapet serangan sikis dari lingkungan kita yang toxic saat itu" Ucap Aqila sambil mengeluarkan air matanya menyesal.
"Mama nggak perlu minta maaf, ini semua salah Haikal andai, anak mama cuman kak Haidar sama Hildan aja, p-pasti"
"Sttts sayang kamu nggak boleh ngomong gitu, mama sayang semua anak mama, kalian itu anugrah yang Tuhan berikan buat mama, jangan ngomong kaya gitu lagi atau mama akan marah"
Haikal tersenyum kemudian memeluk tubuh mamanya erat "Haikal sayang mama"
"Mama lebih sayang haikal. Udah ya ngurung dirinya, makan siapanya terus turun kebawah kasian nak Daren nungguin kamu dari tadi pagi"
"Daren di bawah?"
"Loh kamu nggak tau? Mama kira kamu nggak mau nemuin dia"
Haikal mengecek handphone nya dan benar ada pesan dari Daren di sana yang mengatakan akan mengajar nya untuk fitting baju.
"Aikal sayang"
"Iya mah"
"Kalo kamu keberatan sama pernikahan ini mama bakal bilang sama papa kamu, walaupun kita udah langgar janji tetua kita dulu tapi mama bakal ambil resiko buat anak mama"
Haikal kembali tersenyum kemudian mengenggam tangan mamanya. "Aku nggak keberatan mah, malah sangat beruntung, cuman aku takut Daren___"
"Kadang apa yang kita pikirkan lebih menakutkan daripada realita nya. Tapi kalau kamu mencoba dan melewati nya semua akan baik-baik aja, mama yakin nak Daren udah tau masa lalu kamu dengan kekuatan yang dia miliki tapi nyatanya dalam satu minggu ini dia rela bolak-balik ke sini cuman buat nemuin kamu yang padahal mau jawab salam dia aja nggak mau".
"Mama nggak mungkin nyerahin anak mama ke orang yang nggak bertanggung jawab. Jadi, Haikal tolong percaya sama nak Daren yah. Mama dapat liat dari mata dia kalo dia orang yang tulus dan hangat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Fudanshi ke Isekai [BL- END]
FantasyIan Fudanshi akut yang sangat membenci, hingga mengutuk si male lead di sebuah carita bl yang ia baca karena meniduri sang second sub male lead saat mabuk, dan memilih untuk membunuh si second sub male lead itu agar kelakuan bejat nya tidak di ketah...