Menelan Kehormatanmu

767 55 87
                                    

Selamat bermalam minggu ya.. 🤭

🐰🐰🐰
🔞

.
.
.
.
.

Pagi ini, rasanya malas sekali untuk beranjak dari tempat tidur. Diluar sedang turun hujan lebat, awan berwarna abu-abu gelap dan sesekali memunculkan kilat dan petir. Jarum jam pendek menunjuk ke arah angka 7 dan jarum panjangnya menunjuk pada angka 6, seharusnya Jungkook sudah bangun untuk bersiap sekarang karena dia ada kelas jam 8 namun dia masih setia memeluk seorang gadis didalam selimut tebal itu.

Jika Ahyeon ada dirumah mungkin Aera tetap akan memaksakan dirinya untuk bangun karena harus membantunya beraktivitas di pagi hari seperti biasanya. Entah itu memasak atau membantu Ahyeon mengganti pakaian. Akan tetapi nenek mereka berdua sudah pergi ke rumah sakit bersama, Jihyun mengantar Ahyeon untuk melakukan check up kembali.

"Kau belum bersiap? Bukannya kau harus pergi kuliah hari ini?"

Aera berucap dengan suara khas bangun tidur karena kesadarannya pun sebenarnya belum terkumpul semua. Bulu mata lentiknya yang membingkai mata indah itu masih merapat karena dia merasa enggan untuk membuka mata. Dekapan Jungkook begitu hangat dan nyaman.

"Sebenarnya iya. Tapi aku masih ingin seperti ini denganmu. Kalau bisa aku ingin memasukkanmu dalam saku celanaku supaya aku bisa membawamu kemana-mana."

"Tak akan muat, Jungkook."

Apanya yang tak muat? Jungkook membatin. Tubuh mereka yang menempel itu membuat Jungkook bisa merasakan kedua buah dada Aera mengenai perutnya. Dipagi hari yang sejuk begini lalu memeluk seorang gadis, tentu saja membuat sesuatu diantara pahanya bereaksi.

"Apa semua pria jika kedinginan penisnya akan mengeras?"

Jungkook begitu terkejut mendengar pertanyaan Aera. Tapi mengingat jika Aera memang lama tinggal diluar negeri, Jungkook pikir mungkin dirinya bukan pria pertama yang tidur bersamanya.

Ia menyandarkan dagunya pada pucuk kepala Aera, pikirannya melayang jauh menerawang kemana-mana. Dia jadi membayangkan jika Aera pernah ditiduri oleh pria lain, rasanya Jungkook tak rela. Dia menggelengkan kepalanya berkali-kali dengan kedua kelopak matanya yang tertutup rapat.

"Tidak semua pria ya? Bagaimana sih rasanya? Apa tidak sakit?"

Jungkook menjauhkan sedikit jarak keduanya sehingga mereka bisa menatap wajah satu sama lain. Dahi Aera sudah tak menonjol namun meninggalkan bekas berwarna biru disana lalu sudut bibirnya yang terluka sudah mengering. Semalam Jungkook sudah mengompresnya menggunakan air hangat.

"Sakit, kalau dibiarkan."

Keduanya saling bertatap mata, menyelami perasaan melalui tatapan mereka. Aera merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya, seperti ingin menyentuh dan disentuh lebih dalam lagi oleh pria dihadapannya ini.

Bagaimana pun juga dia adalah gadis normal yang akan merasakan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya ketika berada disituasi seperti ini bersama seorang pria yang dia sukai.

Aera mengamati seluruh wajah Jungkook lalu turun hingga ke lehernya. Ketika Jungkook menelan ludahnya sendiri membuat tenggorokkannya bergerak naik turun dan Aera memejamkan kedua matanya.

Jungkook mengerti dengan apa yang Aera rasakan, oleh karena itu dia memegangi dagu Aera hingga gadis itu kembali bertemu tatap dengannya. Wajah mereka semakin mendekat dengan perlahan hingga kedua bibir mereka bertemu lalu membelit satu sama lain.

Tanpa memutuskan ciuman mereka, Jungkook beranjak lalu menindih Aera, kedua sikunya bertumpu diatas ranjang mengukung di kedua sisi kepala Aera. Aera bisa merasakan benda keras dibawah sana yang mengenai perut bagian bawahnya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang