Tidurlah, Nak. Malam Telah Larut

402 44 38
                                    


⛔🚫🔞

Di bab ini ada adegan 21++ dan pembunuhan.. Yang ngerasa belum cukup umur dan ga bisa menikmati bacaan dengan scene tersebut ga usah lanjut baca..

ᵕ̈ 🌵 ᵕ̈ 🌵 ᵕ̈

PART 25
.
.
.
.
.

Jungkook menggigit kuat bibirnya ketika dia menghentak dengan sekuat tenaganya, ketika putih itu mengalir deras, mulutnya terbuka sedikit dan mencengkram erat pinggang Aera yang berada dibawahnya.

Debaran jantung menggila dan deru napas yang memburu berbalut keringat mengalir membasuh tubuh, menetes diujung rambut Jungkook mengenai wajah Aera seakan memberitahu betapa hebatnya kenikmatan itu telah diraih.

Alunan suara indah bak nyanyian merdu nan erotis disaat yang sama, dimana terdengar suara dari mulut sepasang suami istri yang seperti sedang menangis, merintih atau mendesah, entahlah. Kekacauan yang mereka buat diranjang itu menandakan betapa gilanya sang perkasa menginginkan kelemahannya ini.

"Jangan marah lagi, maafkan aku.."

Suara serak bernada rendah itu menggema ditelinga Aera. Perlahan ia membuka kelopak matanya dan menemukan sosok pria seksi yang tengah mengukung tubuhnya.

"Camy, Jungkook.. Bagaimana jika Camy.." Aera kembali menangis disela isakannya, namun belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Jungkook lebih dulu memotong.

"Tidak.." Jungkook menempelkan ibu jarinya pada bibir Aera, ia mengelusnya kemudian menciumnya. "Tidak akan ada yang bisa bernapas dengan baik jika berani menyentuhmu dan Camy kita karena aku tak akan membiarkannya."

"Mereka pasti akan membalasnya lagi, Jungkook. Mereka akan menjadikan Camy sebagai incaran."

Jungkook menggeleng dengan yakin. Ia menoleh ke bawah lalu melepas penyatuan mereka berdua namun kini jari jemarinya masuk ke dalam sana sebagai gantinya, dengan gerakan perlahan seirama dengan caranya mencium bibir Aera.

Aera memegangi lengan Jungkook yang tengah bergerak mengoyak dan melebarkan liang itu. "Sebentar lagi, sayang." Bisiknya.

Karena baru saja ereksi jadi dia membutuhkan waktu untuk kembali menegang dan siap memberi kenikmatan pada istrinya. "Aku sudah siap. Kau masih mau?"

Aera menganggukkan kepalanya, setelah itu dia melihat ke bawah, Jungkook sedang menggenggam dan menuntun miliknya masuk kembali.

"Pelan-pelan, jangan didorong begitu, sakit. Nanti lecet."

"Iya, sayang. Maaf." Jungkook memaju mundurkan pinggulnya dengan perlahan supaya miliknya bisa masuk ke dalam sana semua tanpa membuat Aera merasa sakit. "Apa masih sakit?"

"Tidak."

"Kau suka dimasuki pelan-pelan tapi jika sudah masuk kau suka dikasari."

Terukir senyuman manis diwajah yang memiliki rona merah dikedua sisinya. Namun perlahan raut wajahnya itu berubah kala suaminya mulai mengasarinya.

Jungkook merasakan ujung miliknya menyentuh benda bulat yang merupakan mulut rahim Aera. Semakin Jungkook menyentuhnya berkali-kali semakin kuat rintihan Aera.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang