Nawasena

524 50 111
                                    


Hai..
Maaf ya aku baru nyapa kalian setelah beberapa hari ga update..
Banyak kejadian di RL yang bikin aku ga bisa fokus nulis, mungkin yang follow instagramku udah pada tau kenapa karena aku ada ceritain disana 😄 ya pokoknya gitu..
Aku lanjutin nulis part 12 ini juga masih diledekin 🥲
Btw aku udah baikan, kemarin sempet kena flu dan sedikit meriang tapi hari ini udah jauh lebih baik..

Aku update jam segini dengan tanda merahnya, gpp kan? 🤭
Lagian ceritaku kan bisa kalian baca kapan aja, mau aku up tengah malem juga kalau kalian bukanya pagi ya gimanaaa..
Kalau jam segini kalian pada sibuk, gpp nanti aja bacanya.. Aku sempet buka wattpad jam segini doang hari ini makanya aku up sekarang 😄

🐰🐰🐰
🔞
.
.
.
.
.

Jimin sedang berada disebuah kelab malam bersama Eunwoo dan Soobin. Dia sedang memutar-mutar gelas berisi cairan alkohol berwarna merah didalamnya, perhatiannya fokus pada sosok perempuan yang tengah memperhatikannya juga disana.

Perempuan itu tengah dikelilingan banyak pria namun pria-pria itu seperti sedang menjaganya dari pria-pria nakal yang berniat menggodanya. Jimin menampilkan wajah meremehkan lalu mendecih serta membuang muka seolah tanpa minta pada sang gadis disana.

Beberapa saat kemudian Jimin bangkit lalu berjalan menuju toilet. Dia tersenyum iblis ketika mengetahui targetnya tadi sedang mengikutinya dibelakang namun dia pura-pura tidak tau. Jimin terus berjalan santai menuju arah toilet seakan merasa memang tak ada yang sedang mengikutinya.

"Park Sialan Jimin."

Ucap si target dibelakang Jimin membuat yang dikatai mengukir senyuman manis dibibirnya akan tetapi ia segera mengubah ekspresi wajahnya itu seketika saat ia berbalik dan berhadapan dengan sang gadis.

"Ada apa, Christy Sialan Yu?"

Christy terkekeh rendah seraya melangkah lebih dekat hingga hampir tak berjarak dengan Jimin. Gadis keturunan China dan Korea Selatan itu sebenarnya lumayan manis hanya saja dia cukup sombong karena dimanjakan sejak kecil dan terbiasa dilayani sepanjang hidupnya.

"Mulutmu sama sialannya dengan dirimu."

"Aku hanya mengimbangi lawan bicaraku saja. Sikapku tergantung bagaimana lawan bicaraku memperlakukanku."

Jawab Jimin dengan santai, ringan tanpa beban meski dia sudah tak tahan ingin merobek gaun malam seksi yang Christy kenakan saat ini. Christy mendekati wajahnya pada leher Jimin, menghirup aroma parfum mahal yang Jimin pakai disana.

"Begitu kah?"

Jimin juga mendekati wajahnya pada leher Christy lalu melakukan hal yang sama dengan bagaimana cara Christy memperlakukannya. Sikapnya itu membuktikan bahwa apa yang dia katakan tadi memang benar tanpa menjawab dengan sepatah katapun.

Christy mendorong keras tubuh Jimin pada pintu toilet hingga menimbulkan suara nyaring karenanya. Dan tentu saja setelah itu Jimin pun melakukan hal yang sama, ia mendorong keras tubuh Christy ke arah dinding toilet hingga Christy merasakan nyeri pada punggungnya.

Yang Christy tidak tau, Jimin adalah pemain handal. Dia telah menaklukan banyak wanita dibawahnya. Jimin sengaja berlaku seperti itu untuk menantang Christy seolah bukan dia yang menginginkan gadis itu namun dia hanya meladeni saja permainan Christy.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang