Sandyakala

538 46 76
                                    

🐰🐰🐰



.
.
.
.
.


Jungkook masih memacu dengan semangat penuh, ia begitu menikmati ekspresi wajah istrinya yang sedang terbaring miring diatas ranjang itu. Seperti ingin menangis, kesakitan dan menikmati di satu waktu.

Sejak ia pergi ke Nigeria lalu nenek mereka meninggal waktu itu, mereka belum pernah melakukannya lagi karena Aera terus bersedih sepanjang waktu. Aera memegangi tangan Jungkook yang mencengkram erat buah dadanya yang kian membesar seiring bertambahnya usia kehamilannya.

"Sakit? Hm?"

Aera menggeleng. Dia sungguh menikmati penis besar yang terus menjejal inti tubuhnya ini.

"Apa aku terlalu kasar? Kita bercinta seperti biasanya, sayang."

Aera berbaring telentang lalu membuka kedua kakinya lebar-lebar hingga Jungkook bisa melihat seluruh tubuhnya yang menggairahkan itu. Jungkook yang sedang berdiri disisi ranjang itu pun menunduk lalu sedikit berjongkok untuk menjilati inti tubuh istrinya tanpa rasa jijik sedikitpun.

Ia menjilat habis hingga bersih tanpa sisa. Dia juga terus menjilati paha dalam Aera hingga ke betis sang puan. Setelah itu dia kembali menggenggam miliknya yang masih tegak bediri itu lalu memasuki istrinya lagi.

Jungkook suka melihat penyatuan mereka berdua, ia terus memperhatikan miliknya yang keluar masuk berkali-kali hingga menimbulkan suara-suara erotis yang memantik nafsu birahinya kian meninggi.

Ia memeluk sebelah kaki Aera seraya menghentak begitu dalam terus menerus. Sebelah tangannya mengelus perut Aera, dia harap bayi mereka baik-baik saja di dalam sana karena dia sudah memasuki istrinya lebih dari satu jam lamanya.

Di awali ketika mereka masih di sofa, kini sudah beralih ke ranjang dan sudah mencoba banyak posisi. Desahan mereka terus bersahutan dengan merdu. Menyadari jika Aera sudah dekat dengan pelepasannya, seperti biasanya Jungkook akan bergerak secara maksimal, mengerahkan seluruh tenaganya untuk memberi istrinya kepuasan yang luar biasa.

"Sayangh.."

"Ya? Sakit atau nikmat, sayang?"

"Dua-duanya. Kau sangat memabukkan."

Jungkook menunduk lalu menghisap bibir yang telah berkata manis padanya itu.

"Kau juga, sayang. Jika kau tak sedang hamil, mungkin aku tidak akan mau berhenti kalau belum sampai pagi."

"Kau mau membunuhku?"

Jungkook mengukir senyum dibibirnya. Ia kembali melihat ke bawah dimana miliknya terus keluar masuk dengan cepat menghantam lubang kenikmatan itu.

"Kau masih lama?"

"Hm. Aku masih lama. Setelah keluar pertama kali, yang kedua aku bisa bertahan lebih dari satu jam."

"Aku bisa membuatmu keluar lebih cepat."

Jungkook memelankan laju pinggangnya, ia menatap dalam wanita cantik jelita dengan berjuta pesona dibawahnya ini. Wanita itu berbalik lalu memunggungi Jungkook, tanpa disuruh pun Jungkook tau apa yang Aera inginkan.

Ia kembali memasuki Aera dari belakang. Rasanya sama nikmatnya ketika dia memasuki Aera dari depan atau dari samping. Jungkook sebenarnya lebih suka dari bawah seperti saat pertama kali mereka memulainya tadi.

Melihat bokong sintal istrinya yang terus ia bentur dengan keras, libidonya semakin naik. Ia meremas kedua buah dada Aera yang menggantung bebas itu dengan gerakan sensual.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang