Bebek Kuning

353 42 67
                                    

🐰🐰🐰


.
.
.
.
.


Aera tengah menenangkan neneknya yang masih syok karena kejadian kemarin. Ia dan Jungkook memutuskan menunda dulu sementara waktu untuk memberitahu pada neneknya jika dia sedang mengandung mengingat kondisi Jihyun masih belum stabil.

Jungkook sampai memanggil dokter untuk memeriksa Jihyun dan Nara juga. Untuk sementara waktu mereka akan tinggal dirumah Ahyeon. Jihyun sendiri begitu tertekan karena harus merahasiakan semuanya dari Ahyeon.

Jika nenek Jungkook itu tau bisa-bisa jantungnya kembali kumat. Jihyun tak mau hal itu terjadi maka ia memilih untuk tak memberitahu pada sahabatnya itu.

"Nek, biar aku saja yang mencuci piringnya."

Aera mengambil alih dan meminta Jihyun untuk minggir sedikit supaya ia bisa menyelesaikan pekerjaan neneknya itu. Jihyun tersenyum seraya mengusap kepala Aera kemudian ia menarik kursi untuk tempatnya duduk.

"Kenapa mereka bisa mencarimu, Ara? Kau ada masalah dengan mereka?"

Aera menghentikan gerak tangannya sesaat, ia tak mau membohongi neneknya tapi kalau dia terus terang jika Christy mencarinya sebab ingin balas dendam karena Aera telah membuat kakaknya lumpuh, entah bagaimana tanggapan neneknya nanti.

"Hanya masalah pribadi, Nek. Masa lalu yang tidak penting." Jawab Aera.

"Mingyu?"

Aera menyeka tangannya menggunakan lap tangan lalu ia duduk di samping Jihyun sambil memegang tangan neneknya.

"Pokoknya tidak penting, Nek. Sekarang kita punya Jungkook. Jika ada yang mengganggu kita lagi, kau tak perlu khawatir. Ada yang melindungi kita."

Jihyun mengelus tangan Aera yang sedang menggenggam tangannya itu. Ia mengerti kenapa Aera begitu gigih belajar silat sejak ia masih remaja dulu, salah satunya untuk melindungi neneknya dan dirinya sendiri jika ada yang mengganggu.

"Kalau begitu kau jangan berkelahi lagi, sayang. Kau sudah menikah sekarang, jadilah perempuan seutuhnya, hm?"

Ucap Jihyun sambil tertawa rendah. Aera sangat tomboi baik dari perilaku maupun penampilannya.

"Nenek suka melihatmu memakai dress, kau terlihat sangat cantik mirip seperti Ibumu."

"Benarkah?"

Saat Jihyun dan Aera masih bercengkrama, Jungkook berjalan menghampiri mereka. Dia masih berdiri namun tangannya merangkul bahu Aera yang sedang duduk dikursi. Ia mendengar percakapan Jihyun dan Aera sedari awal hingga membuatnya merasa terharu sebab Aera mengandalkan dirinya untuk dijadikan sebagai pelindung.

"Ini sudah malam, sayang. Biarkan Nenek beristirahat, besok lagi baru disambung ceritanya."

Aera mendongak lalu bertemu pandang dengan Jungkook, mereka saling melempar senyuman ketika tatap mata mereka tertaut. Jihyun bisa melihat betapa besar Jungkook mencintai cucunya, ia merasa jika suatu saat nanti Tuhan memanggilnya entah kapan, ia sudah siap.

Tak ada yang perlu ia khawatirkan lagi ketika dia meninggalkan Aera karena sudah ada Jungkook yang bisa ia percaya untuk menjaga cucunya itu.

🕊🕊🕊

Sore ini, Aera berinisiatif untuk menjemput Jungkook dikampusnya. Ia menunggu dikantin kampus sembari menikmati milk tea dan cemilan. Aera sudah mengirim pesan pada Jungkook tadi mengatakan jika dia menunggu dikantin.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang