Kama Sutra

784 53 47
                                    

🐰🐰🐰



.
.
.
.
.


Setelah menikah pagi tadi, Jungkook membawa Aera ke suatu tempat yang Aera sendiri baru kali ini melihatnya. Ia tak pernah tau jika di Seoul ada sebuah hutan seasri ini. Mereka menyusuri jalan selama 30 menit lamanya menggunakan mobil baru sampai di sebuah rumah yang berada di tengah hutan itu.

Rumah kayu namun diberi cat warna putih sehingga memberi kesan rumah ala-ala american classic yang terlihat tidak begitu besar dari luar namun setelah masuk ke dalam, semua fasilitas rumah itu lengkap.

Aera duduk disofa ruang tamu sembari memperhatikan sekelilingnya. Entah sejak kapan Jungkook mempersiapkan semua ini namun rumah itu terlihat seperti rumah mereka jadinya karena terdapat banyak sekali foto mereka berdua bersama bahkan foto kecil mereka ada juga disana. Jungkook mencium pucuk kepala Aera lalu duduk disampingnya.

"Ruang yang masih kosong di tengah dinding itu nanti akan ku pajang foto pernikahan kita berdua lalu dibawahnya mungkin foto anak-anak kita."

Aera beralih menatap Jungkook lalu ia menghadap sambil memegangi tangan sosok pria yang baru saja menikahinya pagi tadi. Aera ingin menanyakan bagaimana cara Jungkook membeli rumah ini dan semua isinya sedangkan Aera tau jika Jungkook masih kuliah dan belum bekerja lalu darimana Jungkook mendapat uang sebanyak itu.

"Sayang, katakan dengan jujur. Kau tidak terlibat dengan sindikat narkoba dan semacamnya, kan?"

Jungkook mengerutkan dahinya lalu ia terkekeh pelan. Jungkook bertumpu pada sandaran sofa menggunakan sikunya lalu tangannya mengepal dan menggosok buku jarinya pada ujung hidungnya.

"Sudah ku bilang aku punya uang walau tak banyak tapi cukup untuk menghidupimu. Seperti yang kau lihat malam itu, jika sedang bertaruh ketika balapan, barang taruhannya cukup mahal kalau dijadikan uang. Aku mengumpulkannya sejak lama sehingga bisa membeli rumah ini."

Aera mengangguk lalu pandangannya kembali meneliti benda yang terpajang dirumah ini, apa saja isinya yang bisa dilihat dari ruang tamu.

"Kalau kita tinggal berdua lalu bagaimana nenekmu dan nenekku? Mereka sudah tua, sayang. Aku tidak tega membiarkan mereka tinggal sendiri, apalagi nenek Yeon."

Jungkook merebahkan kepalanya pada bahu Aera lalu mencari posisi nyaman untuknya bersandar.

"Ketika aku berani menikahi seorang gadis maka aku harus siap memberinya kehidupan yang layak menggunakan uangku sendiri. Kita bisa membawa nenek kita ikut tinggal disini jika kau mau."

Aera membelai lembut pipi Jungkook lalu Jungkook memegangi tangan Aera kemudian menciumnya dengan kedua matanya yang terpejam merasakan hangatnya belaian demi belaian Aera pada wajahnya.

"Besok kita jemput mereka dan membawa mereka kesini. Rumah ini kamar tidurnya ada empat, ku rasa masih muat menampung dua orang selain kita."

"Besok?"

"Hm. Besok. Karena malam ini kita akan menghabiskan malam pertama kita sepanjang malam di sudut rumah bagian manapun yang aku mau. Ku pastikan kau tak akan bisa melupakan malam pertama kita sampai kapanpun."

Aera jadi merinding. Elusannya pada pipi Jungkook terhenti dan kedua matanya itu hampir tak berkedip membayangkan jika malam ini dia akan dihabisi oleh Jungkook.

"Aku akan membuatmu menjerit sepanjang malam."

Aera menelan ludahnya dengan kasar lalu dia memejamkan kedua matanya. Dia sedang membayangkan percintaan panas mereka berdua nanti malam akan sepanas apa.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang