Sepasang Jiwa Yang Saling Menginginkan

342 41 45
                                    

Selamat malam..
Akhirnya aku bisa kelarin part ini huhuhu
Akhir² ini aku emang jarang bikin intro disetiap bab ceritaku. Trus tadi ada pembaca baru yang ngingetin aku kalau ada adegan dewasanya sebaiknya dikasi tau..
Oke maapin 😭😂
Bagi yang baru baca, ceritaku emang 21++ semua ya.. Tolong jangan mampir kalau kurang berkenan 🙂
Oh iya, bab ini juga mengandung unsur kekerasan dan adegan pembunuhan. Bagi yang ga suka, skip aja ya 🤍

🐰🐰🐰

.
.
.
.
.

Eunji mengepalkan kedua tangannya ketika dia mendengar cerita saat Jihyun terbunuh beberapa waktu lalu. Eunji tau jika ibunya telah dibunuh oleh orang suruhan Jungwon namun dia tidak tau bagaimana persisnya cara Jihyun mati.

Walau ekspresinya datar, namun wajahnya memerah dan air matanya tumpah hingga membanjiri wajahnya. Memori-memori lama berupa potongan-potongan kecil satu persatu muncul dalam benaknya.

Potongan kenangan lama saat Eunji mengingat dengan baik bagaimana aroma tubuh Jihyun, bagaimana rasa masakanya, tutur kata maupun kebiasaannya. Semua tersimpan rapi dalam ingatannya.

"Siapa keluarganya yang masih tersisa?"

Pertanyaan singkat namun berhasil membuat Aera bungkam dan menutup rapat bibirnya. Perasaannya pada Mingyu memang sudah tak seistimewa dulu karena Jungkook telah berhasil membawa seluruh hatinya.

Namun, Aera memahami bahwa Mingyu ataupun Minhee tidak tau apapun. Jika mereka mendapat balasan dari perbuatan Jungwon, Aera merasa bahwa itu tidak semestinya terjadi.

"Bu, aku juga sangat menyayangi nenek. Tapi, apakah adil jika kita membalas kematian nenek pada mereka yang tidak tau apapun tentang semua ini?"

Jungkook memperhatikan Aera dengan seksama, meneliti kedalam matanya dan mengamati bahasa tubuhnya.

"Jangan libatkan perasaanmu dengan kematian nenek kita, sayang."

Aera mengalihkan pandangannya dari Eunji pada Jungkook yang berada disampingnya. Aera juga merasakan jari jemari Jungkook sedang mengelus lembut pinggangnya.

"Ini tidak ada hubungannya dengan perasaanku. Kalian pikir saja sendiri, kalau kalian membunuh Kim Minhee, bagaimana kalau mereka membalasnya lagi pada Camy? Terus saja saling membalas sampai kita kehilangan Camy."

Aera beranjak lalu berjalan ke arah kamar mereka. Dia tidak suka rasa cemburu Jungkook selalu memojokkan dirinya. Aera hanya berpikir jika balas dendam ini tak akan ada habisnya.

Dan Jungkook, dia memahami jika Aera dan Mingyu dulunya merupakan dua asmaraloka yang terjadi tanpa sengaja dengan kisah yang adiwarna layaknya bianglala di nabastala semesta. Kenyataan itu benar-benar mengusik nalurinya apalagi melihat Aera seakan membela Mingyu.

"Jungwon yang memulainya, maka harus berakhir dengan keluarganya. Dia telah membunuh Ibuku, Nenekku dan Neneknya Ara. Kenapa kita harus bermurah hati pada mereka sementara mereka terus meremukkan kepala kita?"

Siapapun yang melihat ekspresi wajah Jungkook sekarang akan bergidik ngeri sebab dia ingin membalas dendam, dia ingin membunuh tapi bibirnya tersenyum. Nada suaranya juga begitu lembut seolah membicarakan hal ringan yang menyenangkan jika dilakukan.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang