43

813 39 0
                                    

Kantin
-----------

Lisa POV:

Kami semua berada dikantin sedang makan siang dan mengobrol, tapi aku malah berada pangkuan Jennie. Saat dia berbicara dan makan, aku hanya mengelus perutnya yang tertutup dan sesekali mencium pipi dan bibirnya.

Aku hanya mengelus perutnya sampai Jennie meraih tangannya dan menarik tanganku menjauh dari perutnya.
Aku merengek padanya dan dia mengangkat salah satu alisnya.

Aku cemberut padanya dan menunjuk perutnya, tapi dia menggelengkan kepalanya 'tidak'. Aku mendengus dan turun dari pangkuannya. Dia menghela nafas berat, tapi aku mengabaikannya.

Aku duduk di pangkuan Jisoo dan menempelkan wajahku ke bahunya. Aku mendengar beberapa orang cekikikan dan terkekeh tapi aku mengabaikannya juga.

"Lisayah kamu kenapa?" Tanya Jisoo aku hanya mengangkat bahu.

"Tidak ada, Hanya ingin."ucapku dengan nada lembut dan Jisoo mengangguk paham

Kemudian terdengar langkah kaki menuju ke arahku. Aku  hendak melihat seseorang menggendongku. Aku melihat orang itu dan itu adalah Jennie Dengan seringai di wajah bodohnya.

"Apa Kim?" Aku bertanya padanya dengan dingin dan dia hanya terkekeh.

"Tidak apa-apa sayang, aku hanya ingin menggodamu." Jennie terkikik dan aku memutar tubuhku menatapnya.

"Terserah Jennie, turunkan aku!" kataku dengan kesal.

"Tidak," kata Jennie singkat sambil menyeringai.

"Ugh! I hate you!" Kataku dengan nada kesal

"love you to sayangku-" kata Jennie menggoda dan aku menonjok pelan perutnya.

"Diam dan duduk! Aku tidak suka digendong olehmu!" Aku mendengus dan Jennie mengangkat alisnya.

"Tentu saja tidak, Lili," kata Jennie sinis dan aku menamparnya
Belakang kepalanya

Pletak

"Aduh KDRT, Lili-ku menyakitiku!" Jennie berkata dengan dramatis dan cemberut.

"Menjijik, itu tidak lucu, Kim." Kataku dengan jijik dan dia semakin cemberut.

"Ya ampun, anak-anak! Berhentilah bertengkar dan kembalilah ke tempat dudukmu!" Irene berkata serius dan kami menelan ludah.

Jennie duduk kembali dan meletakkan tanganku di atas perutnya yang tertutup lagi. Aku mengangkat alis ke arahnya dan dia hanya terkekeh.

"Aku hanya bercanda denganmu sayang! Jangan berlebihan
tergila-gila pada perutku!" kata Jennie sambil terkekeh dan aku terkikik padanya.

Aku kemudian mengelus perutnya lagi hingga aku merasakan sesuatu menekan pantatku. Aku melihat Jennie dan melihatnya membelai pantatku saat aku mengelus perutnya.

"Yakk! Kamu mesum kenapa kamu menyentuh pantatku!" Aku bertanya padanya dengan tegas dan dia memutar matanya ke arahku.

"Yah, kamu mengelus perutku Tidak adil jika aku tidak bisa menyentuh pantatmu!" Jennie membantah dan aku hanya memutar mataku.

"Baiklah kalau begitu." Kataku menyerah dan Jennie tertawa jahat.

Kami kemudian menoleh kembali ke The Squad dan mereka masih berbicara kecuali beberapa orang yang menyaksikan apa yang baru saja terjadi. Mereka yang melihat ku dan Jennie langsung memukul bagian belakang kepala kami.

Pletak

Pletak

"Ssttt Unnie sakit tau"ringis ku

"Kalian berdua benar-benar mesum!" Irene berkata dengan
frustrasi.

"Bukan Aku Unnie, Tapi Jennie! Bukan aku," kataku manis dengan mata anak anjing.

Aku melihat di mata Irene bahwa dia memercayaiku dan dia memberiku ciuman di puncak kepalaku dan memelototi Jennie.

"Jangan terlalu mesum pada adikku, Jennie!" Irene dengan serius dan Jennie membelalakkan matanya.

"T-tapi- A- A-Apa? - aku-" kata Jennie mencoba memproses semuanya.

Aku terkikik pada kekasihku yang sedari tadi dipelototi oleh Irene unnie. Aku duduk di pangkuannya dan dengan bercanda menampar wajahnya membuatnya sadar.

Plak...

My Baby Lili Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang