Three

8.3K 457 1
                                    

Typo Tandai ~

Setelah melewati segala rintangan Ketua Osis serta antek-anteknya Akhirnya Arsa telah sampai di depan pintu Rooftop.Pemuda itu tengah mengatur nafasnya karena lelah barusan harus melewati tangga yang cukup panjang.Karena Rooftop ada di lantai tiga,bayangkan saja Arsa harus menaiki tangga dari lantai satu.

Sebenarnya disana ada Lift,Tapi sekarang sedang rusak dan tengah di perbaiki.

Dengan sekali hentakan Arsa mendorong kuat pintu itu membuat yang ada di sana terpenjat kaget termasuk kedua sahabat Arsa.

Mereka yang ada di Rooftop menghela nafas lega,mereka kira yang datang Osis ternyata si Boncel:)

Dengan jalan tak Normal Arsa berjalan mendekat ke arah kedua sahabatnya yang sedang duduk di Sofa usang dan tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang menatapnya heran.

Setelah tiba disana,Tanpa berkata apapun pemuda kecil itu duduk di tengah-tengah antara Vian dan Gilang.

"Ngapain tadi di taman belakang,bukannya langsung ke sini?"tanya Vian.

"Di hukum!"balas Arsa seadanya.

"Ketahuan lo?"tebak Gilang tepat sasaran.

"Hm"

"Sama siapa?"kini giliran Vian yang bertanya.

"Ketua OSIS lah!"balas Arsa malas.

Kedua sahabatnya menganggukkan kepalanya mengerti,Keduanya memang tidak mengetahui dengan sifat Bian tidak ada yang mengetahuinya kecuali wakilnya itu,Satria.

"Btw,kenapa jalan lo gitu,Habis di gempur Pak Burhan?"tanya Vian bodoh.

Pak Burhan adalah Pria paruh baya yang memiliki kumis tebal serta perut buncit tetangga Arsa yang statusnya duda.

"Goblok!"umpat Arsa.

Plak

"Kebiasaan banget mulut lo!"sinis Gilang setelah menampar mulut Arsa.

"Ck.Sakit tau!"gerutu Arsa memanyunkan bibirnya,membuat sebagian siswa yang ada di sana gemas melihatnya.

Di Rooftop memang tidak hanya mereka bertiga,tetapi ada beberapa siswa yang tengah membolos juga.

"Mampus kena tampol!"ejek Vian.

"Udah-udah,jadi kenapa jalan lo pincang?"lerai Gilang.

Arsa menghela nafas panjang dan wajahnya berubah murung membuat kedua sahabatnya memasang tampang serius.

"Pas pulang nongkrong kemarin,di perjalanan gue Nabrak mobil orang terus--"

"Hah lo tabrakan, Gimana keadaan lo,mana yang luka,lo gapapa kan,gak ada yang luka parah kan,Terus kenapa lo gak telpon gue atau Gilang?!"potong Vian beruntun sambil mengecek keadaan tubuh Arsa dengan raut wajah Khawatir nya.

Begitupun dengan Gilang,Dia tak kalah khawatir.

Arsa tersenyum tipis melihat ke khawatiran sahabat nya,Ah~ ternyata dirinya melupakan fakta ini,bahwa ia masih memiliki kedua sahabat yang sangat perduli dan menjaganya.

"Gue gapapa kok hanya lecet di lutut sama Sikut aja!"ucap Arsa menenangkan mereka.

"Syukur deh,udah di obatin?"tanya Gilang.

"Udah kok"balasnya.

"Terus yang buat lo murung kenapa?"tanya Vian serius.

Wajah Arsa kembali tertekuk."Masalahnya mobil yang gue tabrak lecet parah dan gue harus ganti rugi,Kalian tau berapa nominal yang harus gue ganti?"

𝐴𝑅𝑆𝐴𝑁𝐷𝑅𝐴 𝑆𝐾𝑌 𝐽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang