Twenty two

3K 196 1
                                    


Arsa terus berlari sambil menggenggam luka sayatan yang di berikan Zeus tadi.Pemuda itu meringis menahan perih,setibanya di lantai dasar ia melihat sang Daddy yang baru saja masuk kedalam mansion.

"Daddy!"seru Arsa menghampiri Robert.

Sedangkan pria paruh baya itu menatap bingung putranya tersebut. Mengapa dia terlihat panik, Pikirnya.

Setibanya di hadapan sang Daddy,Arsa mengatur nafasnya terlebih dahulu.

"Ada apa, baby?"tanya Robert.

"Hah..huh..i-itu A-arka—Arka kesurupan Dad,cepet panggil ustadz!"pekiknya heboh.

"Bisa tenang dulu?maksud kamu apa, Arka kesurupan gimana maksudmu"tanya Robert lagi benar-benar tak faham.

"Ada apa,Dad?"tanya Matteo yang tiba-tiba muncul dari arah dapur.

Kenneth yang kebetulan ada di ruang tamu yang sedang mengobrol dengan tangan kanannya pun,mendengar keributan tersebut langsung menghentikan perbincangan nya dan menghampiri asal suara itu.

Ketiga orang itu berkumpul menunggu Arsa bercerita,apa yang membuat pemuda kecil itu panik.

Tetapi Ken meneliti tubuh Arsa dari atas sampai bawah, begitu seterusnya. Karana ia merasa ada yang tidak beres.

"Tak tahu,adik mu ini bilang Arka kesurupan"ucap Robert menjawab pertanyaan Matteo.

"Arsa apa yang kamu maksud?"

"Ishhh aku bilang Arka kesurupan,Matanya—matanya itu..."

Belum sempat Arsa melanjutkan perkataannya tiba-tiba tangan yang terdapat luka di tarik begitu saja oleh Ken.

"Kenapa?"tanya Ken dingin.

"Nah ini—"

Srek

"Ini juga kenapa?!"potong Ken setelah menarik kepala Arsa dengan paksa untuk mendongak sambil menunjukan ruam di lehernya.

Sorot mata Ken begitu menusuk melihat hal tersebut apalagi rahangnya yang sudah mengetat,begitupun dengan Robert dan juga Matteo.

Mereka bertiga tentu tau betul dengan bercak merah tersebut,hanya saja mereka ingin mendengar dari sang dominan,apa maksud dari ini semua.

"T-tenang bang,Tenang semua..A-aku bisa jelasin"ucap Arsa takut-takut dengan leher terasa sakit karena tiba-tiba di paksa untuk mendongak.

"Jelaskan!"mutlak Robert dengan mata elangnya.

Arsa mulai menceritakan semuanya dari awal bangun dan masih mengira Arka itu kesurupan.

"Nah aku mau kabur tuh,Tapi Arka narik aku terus juga dia tiba-tiba ngeluarin pisau gitu terus gores lengan aku ini—"gantung Arsa sambil menunjukan luka goresannya.

"Terus dia juga bilang goresan ini sebagai tanda perkenalan katanya,aku gak tau itu—soal yang bang Ken maksud di leher ku emang ada apa disini,Aku gak bisa liat tapi pas bangun tadi aku ngerasa perih dan juga geli di leher aku"sambung Arsa menunjuk lehernya.

"Dan juga aku yakin Arka kesurupan karena bola matanya merah!"lanjut Arsa lagi membuat mereka yang awalnya mendengarkan dengan seksama tiba-tiba mematung ketika mendengar kata-kata terakhir yang Arsa ucapkan.

"Apa katamu,bola Mata Arka merah?"tanya Matteo memastikan, siapa tau dia salah dengar.

"Heem"angguk Arsa mantap.

Ketiga orang itu mematung,di tengah keheningan itu terdengar suara langkah kaki seseorang yang menuruni tangga.

Membuat keempatnya menoleh.

𝐴𝑅𝑆𝐴𝑁𝐷𝑅𝐴 𝑆𝐾𝑌 𝐽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang