Twenty one

3.3K 200 4
                                    

Keesokan harinya.

Hari ini adalah tanggal merah itu artinya sekolah maupun bekerja libur,di hari libur ini tidak membuat seorang pemuda yang duduk di sofa ruang tamu menikmati liburan nya.

Pemuda tersebut tampak kebosanan, terlihat dari raut wajah nya dan ia terus menghela nafas.

"Ahh~ bosen banget gue!"pekik Arsa menghempaskan tubuhnya di sofa.

Pemuda tersebut ialah Arsa,di siang yang cukup terik ini dia sendirian di ruang tamu, keluarga nya yang lain entah kemana tetapi jika Kembarannya,Arsa tau. dia sekarang berada di kamarnya.

"Huh, panas-panas gini enaknya ngapain ya?"monolog Arsa seraya menatap langit-langit dengan tampang berpikir.

Lima menit berpikir akhirnya pemuda itu mendapatkan ide.

Arsa segera bangkit dari tidurannya. Dengan semangat pemuda mungil tersebut berlari kecil memasuki lift.

Ting

Arsa keluar dari dalam lift setelah pintu terbuka,ia kembali berlari kecil hingga kemudian langkahnya berhenti di hadapan pintu bercat putih yang letaknya tepat di samping kamar miliknya.

Tangan kecil nya terangkat mengetuk pintu tersebut.

Tok

Tok

Tok

Tak ada sahutan dari dalam membuat yang awalnya ketukan kini berubah menjadi sebuah gedoran.

Brak

Brak

"Arka buka pintunya!"

Brak..brak..

"Arka main yok!"seru Arsa kembali menggedor pintu dengan tak sabaran.

Tak lama kemudian pintu terbuka lalu munculah sang pemilik kamar dengan wajah bantalnya.

"Ck, berisik!"kesal Arka karena tidurnya terganggu oleh bocah boncel di hadapannya ini.

Arsa hanya nyengir."Hehe jangan tidur mulu,AYO KITA BERENANG!"seru Arsa semangat dengan mata berbinar.

Arka menjatuhkan rahangnya dengan raut wajah tak percaya.

"Panas-panas gini mau berenang?Gak,Nanti sakit!"tolak Arka dengan tegas.

Arsa menghentikan kakinya kesal."Ishhh gak bakal sakit kok,Ayo berenang Arkaaa!"rengek nya.

"Gak!"masih dengan jawabannya yang sama Arka bersedekap dada sambil menatap kembarannya itu datar.

"Ayolah ka!"

"Nggak!"

"Ayoo!"

"Aku bilang ngga ya ngga Arsandra!!"

Bibir Arsa melengkung ke bawah dengan mata bergetar. Hingga kemudian pemuda itu mendudukkan dirinya di lantai lalu menangis histeris.

"Huaaaa mau berenang bareng Arka..huaaa!"tangis Arsa memenuhi lorong  di lantai tiga.

Pemuda itu menendang-nendang angin dan kini tanpa takut kotor pada pakaian nya dia sampai membaringkan tubuhnya hingga kini dia menangis dengan tubuh terlentang.

Arka,pemuda jangkung itu memijat pangkal hidungnya yang terasa berdenyut pusing mendengar suara tangisan sang kembaran.

Ia menghela nafas panjang lalu menatap Arsa yang masih sama dengan posisinya.

"Bangun!"titahnya.

Arsa menghentikan tangisannya sesaat,ia mendongak menatap Arka yang menjulang tinggi di hadapannya,lalu tak lama kemudian ia melanjutkan tangisannya.

𝐴𝑅𝑆𝐴𝑁𝐷𝑅𝐴 𝑆𝐾𝑌 𝐽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang