Twenty Four

3K 190 3
                                    

VOTE DULU!!

⚜︎

Pagi pagi sekali hujan sudah mengguyur kota ini, seorang pemuda dengan Sweater berwarna cokelat nya tengah duduk seorang diri di bangku miliknya sambil menatap rintik hujan di balik jendela kelasnya.

Pemuda tersebut yang tidak lain dia Arsa menghela nafas bosan.

Ini masih cukup pagi dan tidak banyak pula murid yang datang, hanya ada beberapa saja, mungkin mereka akan telat karena hujan yang mencegat mereka di rumah masing-masing.

Arsa tadi berangkat pagi-pagi sekali sebelum hujan turun, itupun karena paksaan dari Arka agar mereka tidak telat,katanya.

Dan sekarang setelah tibanya di sekolah ia di tinggalkan begitu saja di sini oleh Arka, dan pemuda itu sendiri tadi pergi,katanya ada urusan.

Oh ya ngomong-ngomong, Ruam di leher Arsa sudah di tutupi oleh benda yang biasa digunakan oleh perempuan untuk menghias wajahnya iaitu Foundation.

Benda itu adalah saran dari tangan kanan Ken, Pria itu bela belain mencarinya di internet.

Tentang luka di tangan Arsa juga kini sudah mulai mengering.

"Bosen banget jir, mereka lama banget sih datangnya!" gerutu Arsa menunggu kedua sahabatnya dan juga teman sebangku nya, Bee.

"Gara-gara Arka nih, berangkat pagi-pagi buta! Kalo hujan kan biar sekalian gak usah sekolah, hujan-hujan gini enaknya tidur!"

Arsa menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan raut wajah terlihat keruh.

"Dingin banget sialan!" umpat nya seraya mengeratkan sweater yang ia kenakan.

Hening, hanya terdengar suara gemuruh dari hujan di luar sana, Arsa memejamkan matanya sambil memeluk dirinya sendiri.

Ruangan hening itu tak berselang lama ketika pintu kelas di buka dengan kasar, bersamaan pula dengan masuknya dua orang pemuda.

"Woy sasa, udah nangkring dikelas aja lo!" seru salah satu pemuda itu berjalan menghampiri Arsa lalu duduk di hadapan pemuda yang mulai menegakkan tubuhnya.

"Ck.lama banget sih kalian!" semprot Arsa kesal.

"Yaelah hujan lah cil, kita berdua aja terpaksa nerobos hujan.. Seragam gue aja sedikit basah nih!"jelas Gilang menunjukkan seragam bagian lengannya yang terkena air hujan.

" Kenapa kalian gak berangkat pagi sebelum hujan aja!"

"Males mandi tadi, dingin—tadinya gue gak bakal sekolah tapi mimom gue maksa banget nyuruh gue berangkat!"kesal pemuda berkacamata itu, siapa lagi kalau bukan Vian.

" Gue juga males sebenarnya, pengennya tidur. Tapi si Arka tuh nyeret gue buat berangkat pagi-pagi buta!"timpal Arsa kesal bukan main.

"Hm, gue juga pengennya tidur!"ujar Gilang.

"Kita ke UKS aja kuy!" ajak Arsa.

"Ngapain, lo sakit?" tanya Vian.

"Kita numpang tidur lah dodol, kita bolos!"

"Oh,Gass lah! Tapi lo gapapa sama kembaran lo, kalo lo ketahuan bolos?"

"Gampang itu bisa di urus!"

"Oyaudah,ayo!"

Ketiganya beranjak ke luar kelas. Mereka bertiga berjalan menyusuri koridor yang hanya ada beberapa murid saja.

Di sela-sela jalannya, Arsa memepetkan tubuhnya pada Vian.

"Ngapain lo mepet-mepet, jalan di samping lo masih luas?!" kesal Vian mendorong pelan tubuh Arsa.

Tetapi sia-sia karena pemuda itu kembali menempelinya.

𝐴𝑅𝑆𝐴𝑁𝐷𝑅𝐴 𝑆𝐾𝑌 𝐽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang