Chapter 6

32 1 0
                                    

Happy reading

*****
" aku masih anak sekolah, satu SMA. Belom tepat untukku begitu-begini " - Anak Sekolah

*****

Widia berjalan bersama Jeza ke arah parkiran sambil mengobrol hingga sosok Mahendra datang dan merangkulnya dari belakang.

" bareng cg ya balik? " tanya Mahendra membuat Widia memutar matanya jengah.

" cg bawa motor sih, cuma injep bantuin cg ngeluarin motor yak? " tanya Widia membuat Mahendra tersenyum.

" iyo " kata Mahendra

" aet ngidaang gen! " kata sosok gadis remaja padanya yang berjalan ke arah berlawanan.

" budal Gung! " kata Widia membuat gadis itu tertawa.

" sing ngidaang, bes joh nok, injep ngeng biin bolak-balik " katanya sambil berhenti, dia bernama I Gusti Agung Divana Anggreswari, panggil saja Gung Diva. Gini gays, dulu ini Gung Diva di harapkan seorang lelaki makanya namanya Diva. Maunya sih Diva Putra Jaya, ehh karena lahirnya perempuan di plesetin jadi Divana Anggreswari.

" mai sik raga ngoyong, mandi malu " ajak Widia membuat Gung Diva tersenyum.

" gas! " kata Gung Diva berbalik membuat Mahendra memandangi sinis.

" bes pongah " ejeknya

" sirik gen! " kata Gung Diva menampol muka Mahendra.

" gabung osis ci hen? " tanya Gung Diva pada Mahendra yang berjalan di sampingnya.

" barenglah, nyalon ketos kal dik " kata Mahendra

" ngut " kata Widia membuat Gung Diva tertawa.

" oh Jeza, kenalin Gung Diva, temenku pas SMP, Temen Mahendra juga " kata Widia memperkenalkan sosok Gung Diva.

" hay! " sapa Gung Diva tersenyum manis.

" halo, Jeza! " kata Jeza menyodorkan tangannya.

" Gung Diva, jangan salah paham lengkapnya Divana " kata Gung Diva membalas jabatan tangan itu.

" hahaha iya, aku ngga salah paham kok. Sampai ngira kamu cowok " kata Jeza tersenyum membuat Gung Diva mengangguk mantap.

" gabung Jebag ci ae Gung? " tanya Mahendra membuat gadis Payangan itu mengangguk.

" iya, di tunjuk wakilin Mipa sembilan cg " kata Gung Diva lalu berjalan ke arah motornya yang tak jauh dari yang lainnya.

" ohh " kata Mahendra memakai helm.

" Div, ye mare murid baru langsung tunjuk ci. Sebeng ye ci " kata Widia tertawa dan menunjuk wajah Mahendra sambil menaiki motornya.

" Cot anj " kata Mahendra memberikan jari tengahnya, ramah sekali kamu nak.

" kalian langsung gabung dua kegiatan sekaligus, emang engga capek? " tanya Jeza sedikit berseru lantaran dia parkir cukup jauh dari ketiganya yang sampingan dengan terhalang beberapa motor.

THE PLANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang