Thanks To For You All

13 2 0
                                    

Happy reading

Tes, Tes

Aku mulai ya?

Baiklah, sebelum di mulai alangkah baiknya kita panjatkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Jika bukan karena beliau, mungkin cerita ini tidak akan selesai dan terhadap di tengah jalan. Cerita yang di adaptasi dari 50% real dan 50% karangan belaka ini akhirnya dapat selesai dan tuntas berkat beliau. Saya sangat merasa kagum dengan perjuangan saya dalam menulis cerita ini.

Maka dari itu, disini, di chapter ini saya ingin mengucapkan puji syukur serta terima kasih banyak pada rekan-rekan saya yang sudah bekerja sama dalam cerita ini. Serta teman-teman dan para Guru yang sudha mengizinkan saya menggunakan namanya dalam cerita ini.


Halo saya Widiasemari, atau akrab di sapa Widia. Cewek asal Gianyar dengan darah Bali asli pada nadinya. Saya adalah sosok siswi lebih tepatnya mantan siswi SMA Negeri 1 Gianyar atau dikenal sebagai Dosman. Di sekolah saya hanyalah siswi biasa yang sering terlibat masalah kecil, entah rok di atas lutut, kaos pendek, baju di kecilkan, rambut di warnai, telat serta bolos. Saya bukan siswi yang rajin seperti halnya murid pintar pada umumnya. Tetapi saya yakin, tidak selamanya orang pintar sukses, namun sebaliknya tidak selamanya orang nakal itu tidak sukses. Tiga tahun di SMA itu sangat menyenangkan dan menyebalkan. Menyenangkan saat saya bertemu sosok teman-teman baik yang berteman tanpa memandang apapun. Menyebalkannya hanya pada sosok orang yang sering memilih dalam berteman.

Saya tau, sifat saya memang terkadang tanpa sadar menyakiti orang lain dengan perkataan ataupun perbuatan saya. Tetapi saya bukan gadis munafik, jika saya tak suka dengannya jangan harap saya akan berbicara pada orang itu. Saya akan dengan jujur memperlihatkan ketidaksukaan saya padanya. Sebaliknya, jika orang yang pernah dekat dengan saya berbuat jahat saya tidak akan pernah bisa membalasnya. Jeza ya? Gadis itu, dia baik sangat baik, namun pada dasarnya dia masih terlalu kekanak-kanakan dalam menggambarkan perasaannya. Tetapi walaupun seperti itu, dua tahun saya di SMA cukup berarti karena adanya. Saya akan selalu mengenang Jeza dalam lubuk hati dan pikiran saya. Karena bagi saya, dia hanya sosok gadis yang menginginkan sebuah kebahagian, itu saja.

Lalu satu tahun saya di SMA di isi oleh sosok lelaki yang cukup baik, namanya Kak Juna. Dia tak abadi di karya saya yang berjudul The Plan, namun pada cerita If dia akan abadi dengan segalanya. Lalu sosok Kak Wikan ya? Dia itu Kak Wahyu, Ketos kebanggaan Dosman. Saya sangat menghormati lelaki itu walaupun dia sering di cap babu sekolah. Namun pada dasarnya, dia itu lelaki yang cukup hebat selama pengamatan saya. Dulu saat masih menjadi anggota JMD sekaligus kepengurusan JMD, saya sempat rapat dengannya. Pembawaan pria itu, sangat luar biasa tegasnya. Namun, saya tidak akan pernah jatuh cinta dengannya, hanya sebatas kagum.

Lalu ada Melanie serta Mayra, dimanapun dan kapanpun itu mereka akan selalu abadi di benak saya. Mereka orang-orang hebat, orang baik, serta asik. Entah bagaimana jika satu tahun saya itu tanpa mereka, mungkin akan sangat buruk. Jujur saja, mereka adalah manusia yang paling tahan dengan tingkah prik saya, atau dalam bahasa balinta tengal. Ya terkadang jika sedang gabut, saya akan menjahili keduanya. Saya sangat berterimakasih sudah ingin menjadi sosok yang baik di dalam cerita ini maupun di hidup saya.

Agni Pratista Pryant Wisma, sosok gadis yang selalu menjadi tempat saya menuangkan segala keluh kesah. Dia gadis lemot yang akan mengatai saya balik dengan kata lemot. Padahal jujur saja, dia yang tidak jelas sebenarnya. Tetapi walaupun dia adalah mantan Juna, tetapi saat mengetahui saya menyukai Juna dia sangat mendukung hahaha. Dia adalah gadis yang menemani saya di segala hal. Agni apapun masalah kamu kedepannya, kamu bisa cari aku. Jujur, sampai saat ini kamu adalah teman terlamaku. Jadi, kalau butuh aku langsung saja chat.

Hmmmmm, Pak Alan. Guru Geografi dengan nama Sumartika ini adalah Guru Favorit saya selama menjadi anak kelas tiga. Dulu saat kelas satu, saat saya memanjat dinding beliau pernah memarahi saya dengan mengatakan saya bisa saja jatuh apabila melakukan itu lagi. Beliau menasehati saya dengan sangat panjang. Dan itu pertama kalinya saya mendengarkan nasehat kecuali dari Ayah saya. Lalu Bu Puspita, saya belajar banyak dari beliau. Walaupun hanya mengajar setahun, tetapi jujur saja saya mereka sangat nyaman dengan beliau daripada Guru perempuan lainnya. Beliau mengajarkan banyak hal di antaranya jangan pernah berbuat semena-mena jika kamu mau di hargai. Lalu beliau juga berkata jangan terlalu baik dengan seseorang, karena belum tentu kebaikan kamu diterima dengan tulus. Serta kamu harus belajar hidup sendiri, karena suatu hari nanti kamu pasti akan hidup sendiri.

Pak Tude, Guru Bahasa Bali sekaligus Wali kelas terbaik selama setahun ini. Saya berterimakasih atas apa yang beliau ajarkan tentang kehidupan. Dari beliau saya banyak belajar tentang Bahasa Daerah. Walaupun suka melawak dan receh, tetapi bagaimanapun jika serius ia akan sangat menyeramkan. Pak, sebagai Guru terbaik dan terakrab di kelas. Anda abadi di karya saya sebagai sosok guru terbaik.

Ening Kundalini, sosok visualitas dari Widia. Dia itu adalah sosok gadis cantik dengan bahasa inggris yang sangat bagus. Kalau di pikir pikir, sepertinya dia hebat di segala mapel. Udah cantik, baik, pinter lagi siapa yang ngga kepincut. Beda ama saya mah, saya cuma bisa di beberapa mapel saja seperti sejarah, sosiologi, geografi, ekonomi, matik dikit, bahasa inggris nol, dan bahasa Indonesia di hati. Jadi bisa di katakan, saya sangat lemah di matematika serta bahasa inggris. Berbeda dengan Ening, sosok Ketua Komisi lima kebanggaan serta panutan saya. Ening kamu akan selalu menjadi sosok yang luar biasa di hati saya.

Dan teruntuk Ibu saya. Ibu, saya tidak tau bagaimana mengungkapnya. Anda mungkin masih belum pergi meninggalkan saya, namun kasih sayang anda sudah pergi sejak saya kecil. 2019 silam menghancurkan hidup saya saat entah kenapa anda tiba-tiba tidak mampu lagi melakukan apapun. Serta anda yang sudah mampu melakukan segalanya malah terlihat sering bengong seperti tak ada kehidupan. Ibu, jujur saya lelah mendengarkan keributan yang di lakukan tante saya. Dia selalu berkata hal-hal yang sangat menyakitkan pada anda. Tetapi kenapa anda selalu terdiam seperti itu? Bu saya lelah. Saya butuh seorang Ibu yang mendengarkan saya, tetapi yang saya dapatkan hanya keterdiaman. Bu saya selalu berusaha menerima kenyataan, namun saya lelah. Sangat lelah, tetapi saya akan menunjukan padamu jika saya pasti bisa membanggakan dirimu.

Ayah, anda adalah sosok terbaik dalam hidup saya. Anda selalu meluangkan waktu itu saya dan mendengarkan segala keluhan hiduo saya. Terimakasih ayah, terimakasih atas perjuangan dan ketabahanmu dalam menjalani hidup. Jika Nadin hanya memiliki seorang Ibu, saya hanya memiliki seorang Ayah. Tolong, jangan meninggalkan saya dulu sampai saya membuktikan bahwa saya akan sukses. Saya masih selalu membutuhkan anda sampai saya menikah nanti. Tetapi sebelum semuanya terjadi, tolong, tolong tetap bersama saya dulu. Tetap menjadi bahu yang kokoh untuk sandaran saya ayah. Saya mohon, tetaplah bersama saya.

Bersambung

Salam manis dan pedes

Bye-bye

1005 kata

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE PLANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang