CHAPTER 27

9 1 0
                                    

Happy reading

*****
"Beritahu akuu, cara melupakanmu! " - Serana ( The Revenge )


*****

Seke genjek Tosco terlihat sudah otw panggung dengan riasan khas orang bali zaman dulu. Mayra dengan kacamatanya tak henti-henti menebarkan senyuman ketika di ejek oleh beberapa anak osis. Lalu Wulan sudah full senyum, dan Devi gugup. Sisanya seperti Gung Juan, Jaegar, Gung Yudhis serta Satria sudah siap dengan alat musik khas Bali. Bersyukur Jaegar dan Gung Yudhis bisa memakai gender, Gung Juan kerjanya gampang sih nepak kempur serta Satria dengan nafas panjangnya memilih bermain seluring. Sisanya memilih menjadi genjek serta bermain kendang.

Baru aja duduk tuh, Satria udah buat kesalahaan, dia ngga sengaja niup seluring dengan keras membuat suaranya sedikit aneh. Sontak hal itu membuat rekannya serta para juri maupun penonton menoleh dan tertawa.

" sorry-sorry, pelih pencet " kata Satria lalu memasang wajah serius bak orang bener.

Bunyi seluring mulai terdengar, Jaegar dan Gung Yudhis saling pandang sambil menunggu kode dari Satria. Saat Satria sudah memainkan seluringnya dengan nafas pendek nan halus. Jaegar dan Gung Yudhis mengangkat pemukul gender bersamaan. Pak tude langsung berdoa dalam hati, jujur aja pas latihan keduanya tak pernah serius membuat Pak Tude khawatir sendiri. Pukulan gender mulai terdengar membuat beberapa orang terkejut. Jaegar dan Gung Yudhis tersenyum bersama lalu mulai memainkan alat musik itu sesuai intruksi pak tude. Lalu para anak kelasnya yang join mulai memainkan kendang dan kempur.

" anjay!! " kata Rendy yang menonton.

" muka Gung Juan ci wkwkwkwk! " kata Naresh menunjuk Gung Juan yang terlihat sudah tak minat.

" Para Yowanaa sane wanggiang titiang lan Para Pamiarsaa sane asihin titiang. Ring Rahinaa ne mangkin titiang ngajak danee, megenjekan sareng sami!! " nyanyian Bali dengan perpaduan suara lelaki dan perempuan terdengar.

" Tugek Ayu!! Jegeg sekadi bulan!!! Menyunariin keneh Bli, sane kene pelet adinne! "

" Bli Bagus, de je ngerayu tiang, rayuan blinne ngumbang. Ngai tiang jatuh hati! "

Suara bersahutan antara lelaki dan perempuan terdengar membuat suara tepuk tangan dan wajah bangga Pak Tude sebagai juri terlihat jelas. Suara gambelan mulai terdengar dengan Satria yang berusaha mengimbangi suara itu. Suara orang bergenjek memenuhi aula sampai selesai. Pak Tude setelah selesai langsung bertepuk tangan dengan heboh semangatnya. Para Anak Tosco tak kalah heboh melihat keberhasilan mereka. Yang patut di puji Satria sih, nafas dia sampai mau habis itu menyuling.

" wehh gilee, keren banget anjay! " kata Widia bertepuk tangan melihat mereka semua yang turun dari panggung.

" mehh kumat drama ne to! " kata Shanka melihat Satria sok-sokkan pingsan. Gung Juan menarik tangan pria itu di bantu Jaegar yang menarik kakinya dan membawa Satria pergi turun dari panggung.

" itu dia penampilan Genjek yang luar biasa dari tim 8. Berikan tepuk tangan yang meriah! " kata mc alias Gus Win dan rekannya membuat seluruh orang yang menonton langsung tepuk tangan.

Saat ini, Pak Tude tengah mentraktik anak didiknya yang semuanya telah tampil kecuali para osis serta mpk yang sedang mengurus keberangkatan ke Aero Park sore ini.

THE PLANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang