CHAPTER 29

14 1 0
                                    

Happy reading

*****
"

Take me home, I'm fallin'
Love me long, I'm rollin'
Losing control, body and soul
Mind too for sure, I'm already yours
Walk you down, I'm all in
Hold you tight, you call and
I'll take control, your body and soul
Mind too for sure, I'm already yours " - To The Bone ( Pamungkas )

*****

KNPI atau Komite Nasional Pemuda Indonesia mengadakan acara tanding futsal se-Gianyar. Dosman dengan antusias mengikutinya. Mereka bahkan berlatih berhari-hari untuk supoter. Begitu pula para pemain termasuk Wikan yang juga berlatih.

Saat ini, Widia keluar dari sekolah dengan layu. Dia bahkan tak mendengarkan dengan jelas pembicaraan temannya.

" kenapa Wid? " tanya Dek Rika

" Ing! " jawab Widia tanpa menoleh.

" Kak Wahyu! " sapa para gadis itu melihat Wahyu menghampiri mereka.

" yok! " kata Wahyu lalu mengelus rambut Dek Rika walaupun di tepis tapi tak pa.

" hey, kenapa lo? " tanya Wahyu melihat wajah layu Widia.

" di tinggal ayangnya, makanya gitu " ledek Devi membuat Widia hanya berdecih, jujur dia lagi lesu banget + pusing.

" duluan yak! " kata Widia berjalan menghampiri adiknya yang sudah menunggu. Tetapi dia berhenti sejenak karena kepalanya terasa berputar.

" WID! " teriakan Wahyu terdengar bersamaan dengan tubuhnya merasa terhuyung kebelakang dan Wahyu menangkapnya bersamaan dengan Dek Rika.

" Widia! " kata Dek Rika menepuk pipi temannya.

" aduh anget nok " kata Melanie panik.

" SANDI, SANDI!! " teriak Dek Rika dengan panik saat melihat Sandi bersama Wibhi tengah memutar kunci mobil di tangannya sambil berjalan.

" engkem to? " tanya Wibhi melihat Widia tergeletak di pangkuan Wahyu.

" Mihh Ratuh engken ci gek? " tanya Sandi membantu Wahyu mengangkut Widia.

" kenapa to wi?! " tanya Gus Win yang datang sambil berlari.

" RS Win, mbok ci gelem! " kata Sandi yang membawa Widia ke RS bersama Wibhi.

Di rumah sakit family Usada, Sandi, Wibhi dan Gus Win terlihat duduk di depan ruang UGD. Keduanya telah menelpon orang tua Widia sekaligus anak Diamond yang lain.

" San, Wib. Gimana Widia? " tanya Ale yang datang bersama empat gadis lainnya.

" pingsan tadi, untung Kak Wahyu nangkep. Kalau engga dan kejedug kepala dia tuh " kata Wibhi menjelaskan.

" terus Kak Wahyunya mana? " tanya Naris sambil duduk di samping Sandi dan menepuk paha pria itu dengan keras.

" entaran katanya kesini " jawab Sandi sambil mengelus pahanya yang kebas karena di tepuk tadi.

" tumben gelem mbok e " komen Gung Diva yang berdiri nyender ke tembok.

" kleng, be care sing manusiawi gen kaden ci ye! " kata Rachel terkekeh.

" bukan keto maksud cg anjing, tumben ye gelem. Biasanne kan batuk gen " kata Gung Diva

" emang batuk engga sakit? " tanya Tasya polos sontak membuat Naris tertawa dan merangkul adek tirinya itu.

" jangan nimbrung, ini obrolan orang goblok " kata Naris lalu ngakak bersama Wibhi.

Dokter keluar dari ruangan IGD dan tersenyum. " gimana dok? Belom wafat kan? " tanya Sandi membuat Rachel memukul kepalanya.

THE PLANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang