CHAPTER 16

30 1 0
                                    

Happy reading

*****
" All I want is to fly with you
All I want is to fall with you
So just give me all of you
It feels impossible (It's not impossible)
Is it impossible?
Say that it's possible " - Rewrite The Stars ( James Athur - Anne Marie )

*****

Widia menghela nafas, dia menatap tangannya. Lantaran sore ini, entah ada angin apa Wikan mengajaknya keluar jalan-jalan. Widia nolak? Oh tentu tidak, kapan lagi kan ya jalan jalan.

Motor kawasaki ninja 650 berhenti tepat di depan rumah Widia. Wikan tersenyum melihat Widia yang berdiri di tangga angkul-angkul Jero dengan membawa tas selempang.

" lama nunggunya? " tanya Wikan membuat Widia menggeleng.

" engga " jawab Widia lalu berjalan ke arah motor Wikan yang terpakir.

Wikan menyodorkan tangannya yang sontak menghasilkan tanda tanya dari rawut wajah Widia.

" pegangaan, biar ngga jatuh " kata Wikan yang menyadari rawut wajah dekelnya itu.

" alay ih " kata Widia mendorong bahu Wikan dan segera naik ke atas motornya.

" ngga bisa di ajak romantisan lu " gumam Wikan dengan suara kecil.

" hah?! " tanya Widia ngegas.

" baru juga naik udah budeg lo " kata Wikan segera menyalakan motornya, Widia hanya memasang wajah julid. Jujur, dia engga tau Wikan ngomong apa tuh.

" kita mau kemana? " tanya Widia saat mereka sudah berada di jalan.

" Sanur, mau? " tanya Wikan membuat Widia tersenyum.

" boleh deh " kata Widia membuat Wikan langsung bingung.

" bentar, biasanya cewek bilang terserah kan? Buihh agak laen nih " - batin Wikan geleng-geleng.

" kenapa geleng-geleng sih? " tanya Widia mendekatkan wajahnya di bahu Wikan.

" engga cuma lagi inget sesuatu aja " kata Wikan membuat Widia mengangguk saja.

" btw Wid, ini ngga papa kamu keluar sampai sore? " tanya Wikan membuat Widia mulai menahan nafasnya.

" ya biasanya juga kalau mpk aku sampai sore kali kak " kata Widia membuat Wikan mengangguk.

" batas waktu sampai? " tanya Wikan

" batas waktu apa? " tanya Widia bingung.

" batas waktu keluarnya " kata Wikan membuat Widia berohria.

" jam limaan aja pulangnya " kata Widia membuat Wikan mengangguk paham.

" entar kalau udah jam kasih tau aja " kata Wikan membuat gadis di belakangnya itu mengangguk dan dapat ia lihat dari spion.

" pegangan gih, kakak mau ke jalur kanan " kata Wikan membuat Widia sedikit canggung memeluk pinggang kakak kelasnya.

" aduh aduh, fokus " - batin Wikan

" kok kau tegang sih kak? " tanya Widia menyadari tubuh kakak kelasnya menegang seketika.

" ahh engga, perasaanmu aja kali " kata Wikan mengelak membuat Widia ngangguk aja, siapa yang perduli.

" kemaren ada temenmu nanya ke kakak " kata Wikan membuka obrolan.

" huh, siapa? Temenku banyak " sahut Widia bingung.

" ngga tau kakak namanya, rambutnya agak kriting sama sorry badannya agak berisi " kata Wikan membuat Widia langsung tau siapa orangnya.

" ouh Jeza, kenapa? " tanya Widia

THE PLANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang