- 47 -

375 63 9
                                    

Pada saat matahari belum keluar dari kaki langit, Gevani terbang kembali ke Aera. Dia tidur di rumahnya selama beberapa jam sebelum kembali bangun setelah beberapa jam. 

Melihat jarum jam pendek menunjuk pukul 9, Gevani terbelalak. Hari ini dia telah berjanji untuk pergi ke taman bermain dengan Mikel tetapi dia baru saja membuka matanya. Dia dengan cepat meraih ponselnya, memberi kabar kepada Mikel dan memastikan bahwa dia tidak terlambat.

[ Gevani ]
Mikel... |
Nanti jam 10an kan? |

[ Mikel ]
| Iya jam 10, kenapa?

[Gevani]
Hehe, enggak, kirain aku lupa |

[ Mikel ]
| Aman kok, kamu udah balik Aera kan?

[ Gevani ]
Udah |

[ Mikel ]
| Kalau gitu, mau aku jemput?

[ Gevani ]
Nggak usah, ntar aku bareng papa |

[ Mikel ]
| Oh...
| Oke, hati-hati di jalan
| Nanti kalau udah nyampe langsung kasih tiket ke stafnya aja, aku tunggu di lounge

[ Gevani ]
Okey |

Gevani spontan menghela napas lega. Untung saja dia tidak terlambat. Dia selalu merasa tidak nyaman apabila dia terlambat dan membuat orang lain menunggu. Tidak ingin membuang waktu, dia segera beranjak dari tempat tidur dan membersihkan dirinya, memilih pakaian kasual yang terlihat segar dan memotret dirinya sendiri di depan cermin.

[ Gevani ]
/foto/ |
Teraksa Teraksa, gimana outfitku hari ini?? |

Tak menunggu waktu lama, Teraksa segera membalas pesannya.

[ Teraksa ]
| Bagus
| Jadi pergi?

[ Gevani ]
Jadi dong, ini mau berangkat! |

[ Teraksa ]
| Oh
| Selamat bersenang-senang

[ Gevani ]
 Okeii, aku bakal beliin boneka buat kamu! |

[ Teraksa ]
| ...
| Nggak usah

[ Gevani ]
:P |


Setelah mengirim pesan ke Teraksa, Gevani segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan keluar dari kamar dengan menggumamkan nada gembira. Di ruang tamu, ayahnya sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya, tetapi saat mendengar langkah kaki Gevani turun dari lantai dua, dia segera meletakkan laptop dari pangkuannya ke atas meja, kemudian mendekati Gevani dan merapikan anak rambutnya dengan lembut.

"Bahagia banget anak ayah~" ujarnya dengan nada bermain-main.

Gevani tertawa dan menjawab, "iya dong kan Norah mau main, bukan kayak ayah yang walaupun weekend tapi tetep harus ngecek dokumen trainee,"

Ayah Gevani memegang dadanya dan menjawab dengan nada sedih, "tega kamu bilang gitu?"

Gevani menjulurkan lidahnya, "kasian~"

Ayah Gevani mendengus pelan, tetapi sedetik kemudian dia melebarkan senyumnya, "ah ayah lupa bilang, besok ayah sama papa pergi ke Cratia,"

Gevani bertanya dengan cepat "Cratia? ngapain?"

"Kerja sambil jalan-jalan~" Ayah Gevani menjawab dengan bersemangat.

"Ikut!!"

"Eyy, mana bisa," Ayah Gevani menggelengkan kepalanya dan berkata dengan sedih, "kan kamu harus sekolah, kasian~"

Gland Disorder『 Taegyu ABO 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang